Hai ges! Sebelum baca jangan lupa vote dulu yah:)
Makasih 💙
-----------------------------------------------------------Happy reading..
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak tadi. Tapi cewek berkulit putih ini masih menunggu jemputan sang Papa. Ya, Sintya lagi menunggu Papanya menjemputnya. Ekspresi cemas terukir diwajahnya karna Papanya tak kunjung datang.
Suara motor terdengar dari belakang dan berhenti tepat di sebelahnya Sintya membuat Sintya menoleh.
"Naik" Sahut Gemang tanpa menatap mata Sintya. Sintya tertegun, diam. Membuat pengendara motor itu geram dibuatnya.
"Papa lo ngga bakalan datang," Ucap Gemang kembali.
Sintya masih saja diam tak berkutip. Bagaimana bisa Papanya tidak memberitahunya kalo ngga dijemput?
"Kok Papa gue yang nelpon lo sih? Bukannya gue anaknya?" Tanya Sintya heran. Berasa anaknya ditukar gitu.
"Lah ngga tau, kata Papa lo ada meeting mendadak." Jelas Gemang."Mau nggak?! Gue harus buru-buru." Gemang sudah tak tahan berbicara dengan batu.
Seperti tak ada sahutan, Gemang menyalakan motor dan hendak pergi, Tapi ditahan oleh Sintya.
"Iya-iya gue mau." Ucap Sintya kikuk. Gila, nunggu orang kesal dulu baru mau. Tapi disisi lain ia juga tak mau tinggal sendirian disekolah ini. Mana kosong lagi nih sekolah. Nggak punya uang mau naik angkot.
Setelah Sintya naik ke atas motor, barulah Gemang meninggalkan gerbang sekolah. Gemang melajukan motornya sedikit mengebut, karna ia harus pergi ke suatu tempat.
Selama perjalanan tidak ada yang membuka obrolan. Hening yang ada diantara keduanya. Sintya lebih memilih menghirup udara dan menghitung kendaraan yang dilewati Gemang. Sungguh ngga ada kerjaan!.
Merasa tak ada yang beres karna arah rumahnya tidak seperti biasanya, barulah Sintya membuka obrolan.
"Kita mau kemana? Arah rumah gue dan lo kan sebenarnya belok kanan, kok kiri?." Tanya Sintya heran.
"Gue mau mampir ke studio dulu, ada yang mesti gue ambil dulu. Ngga papa 'kan?" Jelas Gemang memelankan motornya karna tempatnya sudah dekat.
Sintya menggangguk paham dan menuruti saja. Akhirnya mereka sampai ditempat yang dimaksudkan Gemang. Mereka turun dari motor.
"Tunggu disini" Tanpa menunggu balasan Gemang langsung meninggalkan Sintya.
Gemang keluar dari dalam sambil menenteng gitar miliknya. Gitarnya dipake temannya latihan dan ia kemari untuk mengambilnya.
"Maaf, gue ambil ini dulu. Soalnya mau gue pake manggung." Ucap Gemang saat sudah berhadapan dengan Sintya.
"Tolong pegangin." Tambahnya. Sintya mengambil ahli gitar tersebut dan menggendongnya kayak menggendong tas.
Akhirnya mereka meninggalkan tempat tersebut menuju rumah. Sesampainya di rumah, Gemang mengambil gitar yang dipegang Sintya.
"Makasih ya" Ucap Sintya setelah gitar yang digendongnya sudah berpindah tangan.
Alis Gemang berkerut. "Makasih buat apa?" Tanya Gemang menaikkan alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENGSI
Teen FictionKetika GENGSI menguasai pikiran seseorang membuat seseorang tidak ingin memiliki. Itulah yang di hadapi oleh Gemang Aditya Rogatinsky dan Sintya Eleonora Burnacci. Mereka berdua saling mencintai sejak pertemuan pertama mereka, Tapi dihalangi oleh G...