12:00

5.3K 694 23
                                    


Jisung melirik ke arah arloji yang ada di tangan kirinya. Jarum jam menunjukkan pukul dua belas tepat.

"sekarang jam 12 dan lo boleh putusin gua." raut wajah jisung memang nampak datar, namun berbalik dengan isi hatinya.

Minho menghela nafas lalu menggenggam kedua tangan jisung sambil mengelusnya lembut.

Jisung bahkan tak sanggup menatap manik mata minho secara langsung. dirinya terlalu gugup dan juga takut jika sebuah buliran air mata jatuh di pelupuk matanya.

Sebisa mungkin jisung menenangkan dirinya untuk tidak menjatuhkan air mata itu. ia tak mau terlihat lemah di hadapan minho.

Kalau boleh minho jujur, minho tak tega melihat jisung yang seperti sekarang ini. minho tidak suka jisung yang mencoba sok tegar serta menunjukkan senyum palsunya itu.

Minho tau benar jika jisung sedang mencoba menahan air matanya agar tidak jatuh.

"baiklah sesuai janji yang udah gua buat, han jisung ayo kita putus." minho menghembuskan nafasnya kasar di akhir kalimatnya.

Saat ini minho benar benar tak mau menatap wajah jisung. karena minho tau, pemuda tupai itu pasti sedikit kecewa dengan apa yang baru saja minho katakan.

Jisung salah jika dirinya mengira tak akan menangis setelah mendengar perkataan itu keluar dari mulut minho. karena kenyataan berkata lain. ekspetasi tidak sesuai dengan realita yang ada.

Sial.

Minho amat sangat merasa bersalah akan hal itu. seharusnya ia tak menyarankan ide bodoh itu. sekarang dirinya benar benar menyesal telah membuat jisung menangis.

Tak ada hal lain yang bisa minho lakukan selain membawa jisung ke dalam pelukannya.

Minho bodoh. seharusnya minho jangan menarik jisung di dalam dekapannya. jisung kan jadi semakin tak ingin berpisah dengan laki laki oktober itu.

Setelah di rasa suasana sudah lebih tenang dari sebelumnya, minho melepas pelukan itu secara perlahan dan untuk yang terakhir kalinya minho mengecup kening jisung sebagai tanda perpisahan(?)

"ayo ji, gua anter lo pulang."

Jisung mengangguk sambil tersenyum simpul.

Minho sudah melangkahkan kakinya menuju motor miliknya, namun jisung masih terdiam di tempatnya.

"minho."

Minho ingin menangis rasanya. entah mengapa panggilan jisung tadi sedikit berbeda di pendengarannya saat ini. seperti ada rasa sedih dan kecewa yang terpendam di panggilan jisung barusan.

Dengan berat hati minho menoleh tanpa berjalan ke arah jisung.

"thanks buat semuanya. mungkin ini telat, tetapi gua cuman pengen lo tau kalau seorang han jisung udah lama banget jatuh hati sama seorang laki laki tampan yang bernama lee minho." jisung melebarkan senyumnya bahkan hingga kedua matanya menyipit layaknya bulan sabit.
















————

hai hai hello!

wah ga nyangka book ini dikit lagi udh mau end. Tinggal satu chap epilog lagi lho:/

Maaf banget kalo misalnya book ini gak memuaskan buat di baca..

Aku juga masih belajar nulis sih. Jadi, maaf kalo kosakatanya itu itu doang :').

Dan maaf juga kalo ada kalimat yang kurang pas/kurang dimengertii.

Tapi, selepas dari itu semua aku mau berterima kasih sama kalian yg udh baca, komen, dan vote cerita akuu! luv buat kaliaan><♡.

Udh segitu aja basa basinya. bye!


day one | minsung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang