7 - TLTE

57 16 2
                                    

-Vomment please🥺-

"Makanya seperti yang aku bilang tadi. Aku hanya kurang menuliskan pengertiannya tetapi nilaiku di potong setengah. Bagaimana bisa aku mengerti apa kemauannya?" Jeonghan tidak berhenti mengoceh tentang nilai ujiannya.

"Araseo. Lain kali pahami lagi maksud soalnya. Kim sonsaengnim memang seperti itu." Jisoo menepuk pundaknya agar lebih tenang. "Ayo ke lab." Ajak Jisoo mengingat ini sudah saatnya pergantian jam pelajaran.

Jeonghan menghela nafas panjang. "Pelajari, ingat, kerjakan kemudian lupakan." Gumamnya segera memasukan kertas hasil ujian ke dalam tas.

"Kajja!" Jeonghan jalan lebih dulu keluar kelas lalu Jisoo mengikutinya dari belakang.

Mata pelajaran kali ini adalah sains. Biasanya mereka akan praktik di lab yang berada di ujung lorong lantai 3.

"Ah~ kebiasaan." Jisoo mendesah pelan. Ia berada di depan toilet laki-laki menunggu Jeonghan yang selalu ke toilet setiap pergantian palajaran.

Jisoo berdiri menghadap ke jendela yang tertuju pada lapangan yang sedang ramai dengan anak kelas lain yang berolahraga. Jisoo melihat Nana bermain lempar tangkap. Rupanya jadwal olahraga kelasnya adalah hari ini.

"Eoh!" Saat memperhatikannya bermain lempar tangkap Jisoo melihat seseorang tanpa sengaja melempar bola mengenai kepala Nana. Nana terlihat memegangi kepalanya.

"Bagaimana ini?" Tanpa sadar Jisoo mengatakan itu yang menggambarkan dirinya khawatir pada Nana.

Masih memperhatikan Nana dari atas sana, mata Jisoo menyipit melihat seorang laki-laki menghampiri Nana kemudian mengelus kepalanya dan membawa Nana pergi ke pinggir lapangan.

Laki-laki itu sangat perhatian dengan Nana begitupun Nana yang terlihat manja didepannya. Jisoo penasaran dengan laki-laki itu. Kenapa dia sangat perhatian dengan Nana.

"Yaa!" Jeonghan menepuk pundak Jisoo yang membuatnya tersentak.

"Mian, kau menunggu lama." Jeonghan memberikan cengiran padanya.

"Gwenchana." Singkat Jisoo kemudian melihat ke arah lapangan lagi.

"Sedang apa kau?" Jeonghan penasaran. Ia berdiri disamping Jisoo dan ikut memperhatikan ke arah lapangan.

"Aniya, hanya tidak sengaja melihat sesuatu."

"Kau memperhatikan Nana kan? Gadis cheerleaders itu?" Tebak Jeonghan sebelum menyadari tebakan benar karena ia sungguh melihat Nana di lapangan.

"Aniya! Jinjja. Untuk apa aku memperhatikannya." Jisoo mengelak.

Jeonghan melihat Nana bersama seorang laki-laki di pinggir lapangan. "Hajima!" Ujarnya tiba-tiba.

"Hm?"

"Kajja!" Jeonghan menarik tangan Jisoo agar segera pergi dari sana.

"Ah waeyo?" Jisoo semakin tidak mengerti dengannya.

Jeonghan tidak memberikan jawaban dan terus menarik tangan Jisoo. Jisoo merasa bingung dengan sikap Jeonghan. Jisoo pun menarik paksa tangannya. Otomatis Jeonghan dan Jisoo menghentikan langkah mereka.

"Tanganku sakit!"

"Mian." Jeonghan berjalan mendekatinya. "Shua-ya," tiba-tiba Jeonghan menunjukkan wajah seriusnya.

"Wae?" Jisoo memegangi pergelangan tangannya yang kesakitan.

"Aku tidak tau bagaimana kau bisa mengenal Nana dan bagaimana kalian bisa akrab. Aku mengatakan ini hanya ingin kau mencegahnya sebelum semua terlanjur terjadi."

Too Late To Escape [Jeonghan - Joshua]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang