11 - TLTE

48 9 1
                                    

Tahun ajaran baru sudah dimulai. Jeonghan dan Jisoo resmi menjadi siswa kelas 2. Waktu terasa sangat cepat ketika mereka dalam tahapan menuju kedewasaan. Di usia 18 tahun ini lah akan muncul banyak kejadian yang tidak terduga dan siapa pun harus siap untuk menghadapinya.

Jeonghan dan Jisoo melihat papan nama penempatan kelas seluruh siswa di SMA Daeshim. Keduanya saling menatap selama beberapa saat dan menghela nafas pelan bersamaan setelah menyadari mereka berada di kelas terpisah. Jeonghan di tempatkan di kelas 2-1, sementara Jisoo di kelas 2-2.

"Aku masuk dulu." Ucap Jeonghan pada Jisoo yang berdiri di depan kelas 2-1.

"Eoh. Aku akan pergi ke kelasmu di jam istirahat." Balas Jisoo yang masih beberapa langkah ke depan lagi untuk sampai ke kelasnya.

Ketika masuk kelasnya Jisoo sudah mendapati guru perempuan yang berdiri di depan kelas. Rupanya sudah ada bimbingan wali kelas yang mulai lebih dulu di kelasnya.

"Joesonghamnida, sonsaengnim." Jisoo menunduk padanya.

"Gwenchana. Aku baru mulai. Cari tempat dudukmu." Ucapnya tersenyum ramah.

Jisoo mengedarkan pandangan mencari tempat duduk kosong dan pergi begitu menemukannya.

"Eoh?!" Tunjuknya menyadari Heeseol yang akan menjadi teman sebangkunya.

Heeseol hanya menunduk sekilas karena Jisoo mengingatnya. Kemudian matanya kembali melihat ke depan ke arah sonsaengnim.

"Maaf.. apa tidak masalah jika aku duduk disini?" Tanya Jisoo sambil mendudukan diri di kursi.

Mendengar cerita dari Jeonghan, Jisoo merasa tidak enak karena Heeseol sangat menghindari orang asing apalagi laki-laki. Jisoo hanya tidak ingin gadis itu merasa tidak nyaman karenanya. Dan memang kalau dilihat tak ada lagi kursi kosong selain yang didudukinya sehingga Jisoo tidak bisa memilih tempat lain yang dia mau.

"Tidak masalah. Lagi pula tidak ada lagi yang ingin duduk denganku." Ucap Heeseol dengan sedikit melirik Jisoo.

"Ah.. ne. Maafkan aku." Ucap Jisoo yang malah merasa tidak enak bertanya seperti itu padanya.

Sementara itu di kelas 2-1 murid-murid masih berkeliaran kesana kemari, mengobrol bebas dan berpencar. Jeonghan beruntung masih kedapatan tempat duduk di paling belakang pojok dekat jendela. Ia sebangku dengan murid laki-laki yang cukup pendiam. Beruntungnya lagi karena dia, Jeonghan bisa tidur nyenyak di tempatnya tanpa diganggu.

Tuk Tuk

Jeonghan mengangkat wajahnya setelah mendengar ketukan dari seseorang di mejanya.

"Hai! Kita satu kelas." Ucap seorang gadis yang tak lain adalah Nana.

Jeonghan terdiam menatapinya dengan mata mengantuk kemudian kembali menaruh kepalanya diatas kedua tangan yang terlipat di meja.

"Yaa, ini masih pagi kenapa kau malah tidur?" Ucap Nana yang cukup mengganggu telinga tukang tidur itu.

Jeonghan berusaha tidak menghiraukan pertanyaan berisik darinya. Entah kenapa Nana malah jadi sok akrab pada Jeonghan padahal mereka tidak pernah mengobrol selain saat Jeonghan meminta bantuannya saat itu.

Beberapa menit Jeonghan mendiamkan Nana. Tiba-tiba tidak terdengar suara cempreng darinya. Jeonghan merasa lega dan mencoba mengangkat kepala karena lehernya cukup pegal tiduran di meja. Saat terbangun Jeonghan melihat Nana yang masih duduk menghadap ke arahnya namun sekarang gadis itu justru memberikan cengiran lebar.

Too Late To Escape [Jeonghan - Joshua]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang