Pelajaran olahraga. Kim sonsaengnim sebagai guru olahraga kelas 2-2 membawa murid-muridnya ke lapangan outdoor tempat yang sama dengan kelas 2-1 sedang melakukan pemanasan. Kebetulan sekali jam olahraga dua kelas itu berbarengan.
"Ada apa ini? Kenapa kau membawa kelasmu kesini?" Ucap Ki ssaem, guru olahraga kelas 2-1 yang menoleh ke arah rombongan kelas 2-2 yang berjalan melewatinya.
"Yaa! Muridku juga bisa merasakan bosan. Mereka ingin bermain di luar. Benar kan?" Ucap Kim ssaem yang dibalas dengan sorakan setuju oleh murid-muridnya.
"Geurae, kalau begitu kita harus melakukan tanding. Bagaimana?"
Kim ssaem menaikkan sudut bibirnya kemudian tertawa kecil. "Bola kaki. Bagaimana?"
Ki ssaem segera beralih menatap para muridnya yang berbaris rapih di depan. "Yedera, berkumpul!" Ucapnya dengan suara lantang.
Seluruh murid laki-laki berkumpul bersama guru mereka masing-masing membentuk lingkaran. Si sisi sebelah kanan kelas 2-2 sedang mengadakan pembicaraan untuk memilih siapa murid yang bisa bermain bola kaki. Sementara di sisi kiri, kelas 2-1 Ki ssaem sudah memilih siapa yang menjadi pemain utama dan siapa yang menjadi pemain cadangan.
Jisoo duduk di sisi kiri bersama kumpulan kelasnya untuk mendukung teman-temannya bermain di lapangan. Dari tempatnya duduk yang membentuk tangga di pinggir lapangan, Jisoo melirik ke arah kanan untuk memperhatikan Nana yang mulai heboh bahkan sebelum permainan dimulai dan itu membuat Jisoo sukses tersenyum melihat tingkahnya.
"Jisoo-ya, kemarilah! Jangan duduk dengan gadis aneh sepertinya. Nanti kau terkena kutukan sial." Ucap salah seorang murid laki-laki yang bermaksud menyindir Heeseol.
"Tidak, aku disini saja. Lebih jelas melihat ke seluruh lapangan." Tolak Jisoo sopan. Ia segera menoleh ke arah Heeseol yang sengaja membuang muka dari kerumunan orang-orang kelas yang tidak menyukainya.
Priitt..
Bunyi peluit nyaring terdengar sebagai tanda pertandingan akan dimulai. Seluruh mata memandang ke arah lapangan tepat disana perwakilan dari dua kelas akan bertanding untuk memperebutkan kemenangan.
Dua guru olahraga setiap kelas itu saling bersahutan untuk mengarahkan dan memerintahkan muridnya agar bermain dengan benar. Tak heran jika dua guru itu akan saling menyikuti satu sama lain atau menganggu disela-sela arahan.
"Yaa, Yoon Jeonghan perhatikan arah bolanya!" Sahut Ki ssaem setelah Jeonghan gagal mendapatkan bola dan membuat kelas 2-2 unggul.
Ya, Jeonghan terpilih sebagai murid yang mewakili kelasnya untuk pertandingan ini. Jeonghan sangat berusaha keras bermain walaupun pertandingan ini bukan sungguhan. Sementara itu bukannya menyemangati kelasnya bermain, Jisoo justru memperhatikan sahabatnya, Jeonghan. Ia sangat gugup dari tempat duduknya setiap kali bola masuk ke wilayah kelas 2-1.
"YOON JEONGHAN, FIGHTING!" Teriak seorang siswi dari kerumunan kelas 2-1 yang sudah pasti adalah Nana.
Entah sejak kapan Nana mulai santai pada Jeonghan walaupun siswa berambut panjang itu tidak terlalu menghiraukan gadis yang disukai sahabatnya, Jisoo. Bersama teman-temannya yang lain Nana mengajak mereka untuk bersorak mendukung kelas 2-1 dari tempat duduknya. Kekompakannya membuat kelas sebelah, 2-2 tidak mau kalah dan mereka saling berbalas sorakkan yang justru terlihat seperti pertandingan antar penonton karena dua kelas itu mulai bertengkar tidak jelas.
Sementara seluruh orang sibuk bersahutan, Jisoo satu-satunya orang yang nampak menikmati pemandangan cantik yang dilihatnya. Siswa tampan itu tersenyum simpul memperhatikan Nana yang sangat hyperactive. Tidak pernah Jisoo melihat gadis yang seceria dan menggemaskan sepertinya. Jisoo sangat bersyukur bisa mengenalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Late To Escape [Jeonghan - Joshua]
FanfictionKetika 'cinta' membuat seseorang terjebak hingga tidak bisa melarikan diri. Meski baru pertama kali sekolah di Korea, Hong Jisoo/Joshua langsung dipertemukan dengan seorang perempuan yang selalu bersikap seolah mengenal Jisoo, dekat. Seperti dihantu...