seblak tulang

1.4K 151 24
                                    

//

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

//

aditya haechan suka banget sama yang namanya seblak. apalagi seblak tulang.

dimakan nya téh anjir, pas masih panas terus pake sangu, beuh ngeunah anjing. begitulah kata haechan waktu mendeskripsikan seblak nya.

tiap-tiap istirahat, kisaran waktu dzuhur. atau bahkan saat pulang, kisaran waktu ashar. haechan pasti dapat ditemukan di kios seblak nya bunda arel.

biasanya sih, selain makan seblak doi juga sebat sama komplotan srimulatnya di kios bunda arel.

kayak, saat ini. jarum jam menunjukkan angka 12 dan 6. alias setengah satu siang, bel masuk bunyi 15 menit lagi. tapi, haechan masih asik bermadu kasih sama seblak dan nasi nya.

bungkusan rokok masih tergeletak di samping kiri cowok berkulit eksotis itu. pertanda bahwa dia bakal lebih lama lagi di kios bunda.

padahal doi belum sholat dzuhur anjir.

"heh, chan. cepet sana masuk!" kata bunda arel untuk kesekian kalinya.

tapi, haechan malah ngasih lima jarinya, terus nunjuk-nunjuk makanannya. pertanda bahwa cowok itu akan kembali ke sekolah setelah menghabiskan makanannya.

bunda arel cuman bisa geleng-geleng kepala, mencoba sabar dengan kelakuan haechan yang pada dasarnya emang nguras kewarasan banget. pada akhirnya, bunda pun memilih duduk di sebelah kanan haechan—merhatiin anak itu makan.

"chan, yang lain naha tumben gak pada ke sini?" tanya bunda arel.

haechan setelahnya meneguk air mineralnya yang ia simpan dimeja. lalu menjawab pertanyaan bunda arel, "nah, éta ya, bun. pada bucin sama ceweknya. saya dikacangin, bun. pundung saya."

haechan memandangi mangkuk isi seblak dan tupperware isi nasinya. bibirnya manyun-manyun sebal seperti bebek. seolah ia ingin membuktikan pada bunda arel kalau dia beneran pundung!

"ah, alay maneh mah jomblo."

respon bunda bener-bener diluar ekspetasi haechan. cowok itu noleh ke arah bunda arel dengan pupil mata membesar dan mulut terbuka, jangan lupakan dengan tangan yang menempel di dada.

sinetron banget lah anjir, bunda eneg sendiri liatnya.

"bunda ... kejamnya mulut berbisa engkau,"

"yeu maneh." bunda mendorong dahi haechan pelan, tapi reaksi cowok itu lagi-lagi dramatis.

"KEJAM SEKALI PERBUATAN MU ITU ADINDA!"

"KENAPA MANEH TEH DRAMA PISAN SIH ADITYA HAECHAN?!"

asli deh lur, bunda ngerasa tekanan darahnya naik kalau ngobrol sama haechan.

"ada gaduh apeni, lagi bagi-bagi sembako yaaa???"

sontak dengan serempak haechan dan bunda arel noleh ke arah pintu. dirasa menjadi pusat perhatian si sumber suara langsung pamer cengirannya.

"eh, hehehe. maaf gangguuuuu."

bunda arel masang tampang garang. "ai ica kenapa ke sini pas mau masuk?!"

"ih, bunda naha galak pisan ke ica ... ica ke sini disuruh bu linda. disuruh pesen seb—eh, ada adit. hai dit!"

haechan diem, dia jelas tau kalau ryujin kalisha nyapa dia barusan. tapi, aduh gimana ya ... haechan mau balik ke sekolah aja.

"eh, chan. mau kemana?"

haechan noleh ke arah bunda arel. terus senyum nyebelin. "balik ke sekul atuh bundewwww."

bunda ngangguk. terus berdiri sambil nyodirin tangannya. "bayar seblak yang tadi, chan,"

"e—eh. hehe, bentar lupa." haechan ngerogoh saku celananya. sedetik kemudian nyengir tanpa dosa, terus malah ngibrit lari. sebelum bunda teriak marah, haechan udah lebih dulu teriak.

"TALANGIN DULU SAMA KALISHA, BUNNN. AMPUN HAMPURA BUN, LUPA DUITNYA DI KELAAASSSS."

ryujin yang daritadi merhatiin haechan sambil cekikikan auto diem dengan wajah garang setelah denger teriakan haechan yang cetar membelah cakrawala.

"liat aja sia dit pas balik. botak sia, anjing."

bunda arel yang liat perubahan suasana hati ryujin secara langsung jadi ngerasa ngeri. beliau juga diem-diem berdo'a buat keselamatan haechan.

tau gak sih, guy. haechan sebenernya pengen lama-lama di kios bunda. tapi, kehadiran ryujin, aduh, lur. gak baik buat kesehatan jantungnya!

iya loh, si malika suka sama kedelai putih.

#.

Kuadrat 。Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang