✨ Part 2 ✨

151 8 25
                                    

Kringggg!!! Kringggg!!!

Bunyi alarm yang sangat berisik mengusik gadis cantik yang sedang tertidur pulas di atas kasur king sizenya dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.

"Duhh berisik banget sih lo alarm!" ujar gadis itu dengan suara khas orang baru bangun tidur, lalu ia mematikan alarm yang telah merusak mimpinya bersama dengan Sehun.

Tokk ... tokk ... tokk ...

Baru saja gadis cantik ini ingin melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu oleh alarm, kembali dibuat kesal oleh orang yang menggedor-gedor pintu dari luar kamarnya. Gadis itu menutup telinganya dengan bantal seakan ia tak ingin bangun dan lebih memilih melanjutkan mimpi indahnya.

Abrisam yang melihat putrinya masih tertidur langsung masuk ke kamar mandi dan mengambil air dengan gayung.

Abrisam langsung menyiram anak kesayangannya ini dengan air, karena sedari tadi dibangunkan tidak bangun-bangun jadi hanya ini cara satu-satunya untuk membangunkannya.

"Aaaaaa lari woyy! Bunda, Ayahh!  Ayya  masih di dalam! tolongin Ayya! " teriak Ayya terkejut karena  disiram oleh Abrisam dengan air.

"Hahahahahaha," tawa sang Ayah begitu kencang karna saking lucunya ia sampai  memegangi perutnya. 

Ayya yang mendengar suara tawa sang Ayah langsung sadar bahwa ia sedang dikerjain oleh sang Ayah. "Iiiihhh Ayah jahil banget deh sama Ayya," ujar Ayya membuang mukanya.

"Duh, maaf princess, tadi Ayah bangunkan, kamu nya ga bangun-bangun jadinya terpaksa deh Ayah siram," ujar Abrisam memasang muka melas.

Ayya yang melihat Ayahnya seperti itu jadi tidak tega ia marah kepadanya, lantas Ayya langsung memeluk Ayahnya.

"Mana bisa Ayya marah sama Ayah," ujar Ayya.

Ayah melepaskan pelukannya "Sudah sana kamu mandi! nanti telat loh sekolahnya," ujar Ayah sembari mencium pipi anaknya.

"Siap bos!" ujar Ayya memberi hormat dan langsung ngacir ke dalam kamar mandi.

Abrisam yang melihat kelakuan anak perempuan satu-satunya ini hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Bi Inah, tolong ganti seprai nya ya, terus tolong keringkan kasurnya!" perintah Abrisam kepada salah satu pembantu yang kebetulan lewat kamar anaknya.

"Baik, Tuan."

Abrisam meninggalkan kamar sang anak dan turun ke bawah untuk sarapan, ia melihat sang istri yang sedang menyiapkan makanan. Terlintas ide jahil di otaknya untuk sedikit menggoda istrinya. Abrisam memeluk sang istri dari belakang, lantas sang istri membalikkan badannya.

Cup

Abrisam mencium kening sang istri, "Good morning my wife," ujar Abrisam.

Dewi juga melakukan hal yang sama yaitu mencium pipi sang suami. "Morning my husband."

"Sudah! lepaskan pelukannya! " ujar Dewi berusaha melepaskan pelukannya.

"Ga mau," rengek Abrisam.

"Ilih kamu udah gede, ga cocok kalau merengek seperti itu!" ujar Dewi.

"Biarin—" belum sempat Abrisam berbicara.

"Ayahhh, Bunda!" teriak Galuh dari atas tangga dan turun kebawah dengan begitu cepat.

"Pelan-pelan sayang nanti kamu jatuh! " peringat Dewi.

"Hehehe maafin Galuh ya bunda," ujar Galuh cengengesan dan itu membuat gigi ompongnya terekspos.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RavAyyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang