|Chapter 1•|

82 10 0
                                    

Pagi-pagi yang biasa nya di rasakan kebanyakan orang lain dengan hening, damai, tenang.

Tapi, berbeda dengan perempuan yang bernama lengkap Vera Archilles Ingrid Ishabella. Yang kerap di panggil Vera.

Bagaimana tidak? matahari sudah muncul begini dan sahabat nya masih setia berada di atas kasur?

"Frishaaa," teriak guna membangunkan sahabatnya yang masih tertidur dikasurnya padahal jam sudah menunjukan pukul 06.20 WIB.

"Eungh apaan sih teriak-teriak masih pagi juga," balas sahabat Vera itu. Frisha farenata. dia hanya meregangkan otot tangannya sebentar lalu kembali tidur.

Vera memelototkan matanya sambil berfikir Frisha itu ada keturunan kerbau tidak sih, ko susah banget dibanguninnya.

Kesabaran Vera sudah habis dan tanpa ampun dia memukul Frisha dengan guling.

"Bangun kaga," geram Vera

"Aah aduh Ra, iya iya aku bangun nih udah berhenti Ra," Vera langsung berhenti memukul Frisha.

"Galak amat sih Ra,"

"Apa lo hah?" tanya Vera galak.

"Hehe nggak Ra aku gak ngomong apa-apa ko,"

"Udah sana mandi lo udah jam setengah tujuh juga," Frisha memelototkan matanya terkejut, apa tadi setengah tujuh berarti dia sudah terlambat dong?

"Aaa Vera kenapa gak bangunin aku dari tadi sih," setelah mengambil handuk Frisha berlari menuju kamar mandi.

"Ko jadi gue yang disalahin sih?" tanya Vera pada dirinya sendiri.

Tak mau ambil pusing, Vera langsung turun kebawah untuk sarapan.

"Frisha nya udah bangun sayang?" tanya Naisa bunda Vera,

"Udah kok bun."

Sebenarnya Frisha itu tinggal dirumah Vera karena keluarganya yang tidak menginginkan anak yang buruk rupa seperti Frisha. Sebelum Frisha bertemu dengan Vera dia selalu dihina, dipukul, dan dikucilkan oleh keluarganya sendiri hingga akhirnya Frisha berkawan dengan Vera, dan lama kelamaan keluarga Vera mengetahui hal itu.

Karena kasihan keluarga Vera akhirnya menawarkan diri untuk mengadopsi Frisha dan dengan senang hati keluarga Frisha mengiyakan tawaran itu. Karena sejak awal mereka tak menginginkan anak itu.

Menurut kedua orang tua Frisha, Frisha itu hanya sampah keluarga. Yang seharus nya tidak lahir ke dunia. Toh, dia lahir juga malah buat malu keluarga karena wajah nya yang, eum... Buruk rupa.

"Ya udah kamu duduk dulu aja situ," Naisa menyuruh putrinya agar duduk dikursi samping Vero, papahnya Vera.

"Ululu Eril lagi makan apa sayang?" tanya Vera gemas saat melihat adik laki-lakinya yang baru berusia 2 tahun kurang, sedang makan diatas kursi makan yang di sedia kan khusus oleh Vero dan Naisa.

"Mamam mamam," celoteh Eril

"Lagi mamam apa cayaang?"

"Lil agi mamam bul,"

"Makan bubur ya? yaudah lanjutin makannya ya sayang," Vera mengusap kepala adiknya.

"Kak kamu kan udah kelas XI jadi papah mau nanya," ucap Vero

"Nanya apa pah?"

"Kamu udah ada pikiran mau lanjut kuliah dimana?" tanya Vero pada putrinya.

"Eum aku sih udah ada pilihan pah."

"Dimana?"

"Oxford, itu juga kalau keterima,"

"Hah oxford?" Naisa kaget saat puterinya ingin melanjutkan pendidikan ke oxford. Bukan karena apa tapi dia tau oxford itu letaknya di Inggris dan jika puterinya pergi ke Inggris ingin dengan siapa dia tinggal disana?

I'm fineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang