|Chapter 9•|

21 5 0
                                    

Kriiiing, terdengar suara bel berbunyi tanda jam sekolah sudah habis.  Membuat suara bahagia murid sontak terdengar riuh.

"Baik anak-anak pelajarannya ibu sudahkan. Tapi ingat, dirumah, kalian harus mengerjakan tugas yang says berikan. Dikumpulkan dipertemuan berikutnya." Kata guru fisika perempaun yang saat ini sedang mengajar dikelas XI IPA 1

"Iyaa bu." Jawab Kara murid lesu

"Baik kalau gitu ibu keluar dulu. Hati-hati saat dijalan."

Setelah guru itu keluar Frisha segera membereskan bukunya. Namun saat sedang memasukan semua buku-bukunya kedalam tas tiba-tiba terdengar suara notifikasi dari handponenya.

Mamah

Sha Mamah minta maaf buat kejadian dulu. Mamah tau kesalahan Mamah sama papah dulu itu udah fatal banget, tapi kita udah menyesali semuanya nak. Dan kita berdua ingun kamu balik kerumah, kamu mau kan?

Frisha terkejut melihat pesan yang dikirimkan oleh ibunya.

Frisha belum bisa mah

Sayang, kamu gak mau maafin mamah sama papah?

Bukan, maksud Frisha bukan kaya gitu. Frisha udah maafin kalian berdua tapi untuk ting gal bersama kalian, maaf Frisha belum bisa.

Kenapa?

Frisha masih belum melupakan semua kejadian buruk yang ada dirumah itu mah.

Mamah paham seharusnya mamah gak pantes buat nyuruh kamu tinggal bersama lagi. Karena dulu mamah yang ngusir kamu dan dengan gak tau dirinya mamah malah ngajak kamu tinggal bersama lagi

Frisha menjadi merasa bersalah mendapati pesan yang dikirimkan oleh mamahnya itu.

Maaf mah Frisha gak bisa

Dasar anak kurang ajar, tak tahu diuntung.

Frisha tersentak melihat balasan dari mamahnya. Padahal taxi mamahnya itu berkata manis  tapi sekarang malah berkata kasar. Jari tangannya sudah siap untuk membalas namun dia bingung ingin mengatakan apa. Jadilah akhirnya pesan terakhir dari mamahnya hanya ia baca. Kemudian Frisha langsung bergegas memberesi bukunya karena kelas juga sudah mulai sepi. Setelah semua bukunya ia masukan kedalam tas Frisha langsung berjalan cepat menuju arah parkiran.

"Lama ya Ra?" tanya Frisha tak enak saat melihat Vera berdiri menunggu kepanasan.

"Nggak terlalu lama ko." Jawabnya––– "Kita baliknya naik taxi online aja ya. Soalnya papah gak bisa jemput." Lanjut Vera.

"Ya Ra aku ngikut aja."

Vera langsung menyalakan layar handponenya dan langsung memesan taxi online.

"Eum Ra sebenarnya aku mau––" Frisha tak melanjutkan perkataannya membuat kening Vera mengkerut.

"Kenapa?"

"Sebenarnya aku mau nanya Ra."

"Nanya apa sih Sha?" tanya Vera gemas karena Frisha menggantungkan kalimatnya.

"Itu u–u––uum kalau misalnya aku balik kerumah aku gimana Ra?"

"Lo emang mau balik kerumah lo?"

I'm fineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang