My First love

4 2 0
                                    

Sebelumnya maaf ya, kata-katanya cukup kurang baik. Jadi, ambil aja positifnya, buang negatifnya.

Happy reading❤️

***

Prok...prok...prok

Semua bertepuk tangan melihat adegan romantis ditengah lapangan itu. Tentu saja siapa lagi kalau bukan Venosean Andalas yang membuat keramaian ditengah lapangan. Baru saja dia menembak salah satu siswi disekolah Permata Indah. Siapa lagi siswi itu kalau bukan kakak hits yang bernama Berliani Riandi Pertiwi. Venosean yang biasa disebut Veno itu pun sangat bahagia. Pasalnya cintanya itu diterima oleh Berli.

Dengan bunga mawar merah berpadu dengan putih yang mewah dan elegan Veno berikan kepada Berli dengan segenap jiwa. Dari hatinya yang paling dalam ini momen terpenting. Karena, baru pertama kali ini Veno menyukai seorang wanita. Eitss jangan nething maksudnya baru Veno yang suka bukan ciwi-ciwi yang nembak ataupun menyatakannya. Veno baru pertama kali BERPACARAN! Yaps bisa dikatakan ini adalah cinta pertamanya VENO!

"Iya aku mau jadi pacar kamu," kata ferdi meledek veno.

Mereka pun tertawa. Veno hanya tersenyum sumringah mendengarnya. Sungguh dia sangat bahagia dengan hari ini. Dia kira tidak sesuai ekspetasi. Ternyata kenyataannya terbalik. Tenang saja kalian tidak usah khawatir, Veno membuat keramaian itu tidak asing lagi di sekolah. Sudah satu tahun lamanya Veno disekolah itu selalu saja membuat keributan. Keluar masuk BP adalah rutinitasnya. Mungkin kalau disekolah lain akan mengeluarkannya bukan? Tapi disini Veno sudah membawa sekolah menjadi lebih baik. Jangan tanya dia sangat pintar. Dia selalu memenangkan olimpiade akademik ataupun non akademik.

Begitu juga dengan Berli. Tidak beda jauh dengan Veno. Sama-sama memiliki keahlian yang tidak jauh bedanya. Pantas saja jika mereka sangat cocok. Awalnya Veno hanya berani mendekatinya saja tanpa mau berpacaran dengan Berli, karena perbedaan agama yang membuat Veno jadi bimbang. Tapi takdir berkata lain, tanpa basa-basi lagi Veno langsung membuat rencana untuk melamar eh ralat melawar eh salah juga menembak Berli.

"Sumpah no gue gak nyangka lo bakalan diterima sama tuh cewe," ucap iqbal-teman veno.

Veno duduk ditempatnya setelah bersalaman dengan teman sekelasnya karena keberhasilannya itu.

"Iya ven gue kira mah bakalan ditolak mentah-mentah lo sama dia," timpal ferdi.

Veno mengangkat bahunya," ya orang ganteng mah beda ya. Sori-sori aja haha."

"Ahh tai lo," kata refan sambil melempar buku yang ada dimeja ke arah veno.

Veno pun menghindar dari serangan refan dan berkata, "kurang pas takaran lo fan."

Mereka semua pun tertawa melihat tingkah temannya-temannya yang otaknya diatas rata-rata.

***                                                     ***

Veno sudah berencana dengan Berli untuk pulang sekolah bersama. Saat pelajaran berlangsung Veno dan juga Berli tidak memperhatikan guru dikelas. Mereka sibuk chattingan tanpa takut ke geb sama guru ataupun orang-orang disekitar. Mungkin sudah merasa pintar jadinya tidak perlu lagi belajar. Lagi pula hanya memberi kabar satu sama lain saja. Tapi ya tetep aja salah ya kan? Gapapa lah.

Terlihat Berli yang sedang berjalan ke arahnya. Veno yang melihatnya dengan sigap langsung melambaikan tangannya. Takut salah orang nanti dia jelalatan kemana-mana lagi haha.

"Hai sayangku haha," veno tertawa dengan tingkahnya sendiri.

Berli pun hanya bergidik ngeri melihat Veno yang tiba-tiba berubah drastis. Dia kira Veno itu orang yang cuek, sombong, dan ketus. Tapi, nyatanya itu salah. Dia romantis juga orangnya. Tidak salah Berli menerima Veno sebagai kekasihnya.

Veno pun membukakan pintu mobilnya, mempersilahkan Berli masuk, "silahkan tuan putri," katanya sambil bergaya bak pangeran mempersilahkan ratunya masuk ke dalam istana.

Berli tersenyum manis, "terima kasih romeo."

***                                                      ***

Sepanjang perjalanan mereka menikmatinya dengan hikmat. Tak ada satu pun momen yang mereka lewati. Bernyanyi bersama, berjoget-joget, bahkan disaat macet melanda jalanan mereka tetap asik menikmati perjalanan mereka. Tidak ada kejenggelan yang menyelimuti perasaan mereka. Seperti sudah lama kenal dari dulu.

"Ke mall yuk gue laper nih," celetuk Berli sambil menunjuk ke arah mall yang tidak jauh dari tempatnya kejebak macet itu. Itung-itung sambil ngehindar kemacetan kan.

Veno mengangguk. "Kuy lah, gue juga laper nih pengen makan."

Berli sangat antusias mendengar alunan lagu yang menggema didalam mobil dan memainkan tangannya ke kanan dan ke kiri, lalu berkata, "lets go!!!"

"Letss gooooo, langsung banting setirr niihh haha."

Veno pun tertawa melihat tingkah Berli yang sangat kocak itu. Sungguh dia tidak menyangka bahwa ternyata Berli seceria ini orangnya. Berbeda dengan halnya disekolah. Berli terlihat sangat pendiam, tidak pecicilan, tidak manja, tidak banyak gaya lah pokonya. Itulah alasan mengapa Veno sangat menyukai gadis berjilbab ini. Dia sangat anggun dan baik terhadap sesama, meskipun dia judes.

Dulu sebenarnya Veno sangat kesal melihat Berli yang selalu saja mendapatkan prestasi melebih darinya. Dari situlah Veno mulai mencintai Berli. Veno geram melihat Berli selalu saja dipuji oleh gurunya. Kornea matanya seolah ingin keluar dari tempatnya karena Berli selalu mendapatkan medali emas itu.

Tapi, tanpa Veno sadari Veno terlalu iri dengan Berli. Berli pun juga berhak mendapatkan itu semua, bahkan bukan hanya Berli semua siswa pun berhak mendapatkan itu semua. Dan itu harus diapresiasikan dengan bentuk segala hormat dari guru.

Tapi, bukan berarti Veno menyerah begitu saja ketika tau bahwa Berli terus-menerus mengambil posisi pertamanya. Veno berusaha lebih giat lagi untuk dapat mengalahkan Berli. Siang dan malam Veno gunakan untuk belajar. Biasanya kalau malam-malam Veno berada diluar rumah. Tentu pasti kalian sudah tau apa yang biasa laki-laki lakukan jika malam-malam keluar. Nongkrong. Tapi, saat Veno tau dia harus merebut posisi yang sempat terkalahkan oleh Berli itu, Veno tidak sempat melakukan hal itu lagi. Veno harus sesuai dengan prinsipnya.

Yaitu, merebut kembali posisinya. Dan sekarang inilah kisahnya dengan Berli, tidak ada lagi iri, dengki, atau lainnya. Veno sangat mencintainya.                                                         

***                                                      ***

Hehe, assalamualaikum semuanya, ini cerita baru aakuuu. Thank you so much, pokonya much much much much buat kalian semua yang baca ini, tolonggg banget ya gais bantu aku hehe.

Abaikan aja ya ges yang buruknya. Tetep positif aja. Yang gak baik jangan kalian contoh. Maaf kalau perkataannya sedikit agak kasar.

Jazakumullah khair

Saya kembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang