Flashback
"Ar"
"Apa?"
Bukannya menjawab Elza malah menyunggingkan senyum manisnya kepada Arkan,membuatnya penasaran.Karna jarang sekali Elza tersenyum manis,Elza terlalu sering menampilkan wajah sinis kepada siapapun.
"Gue pengen punya pacar!!"
Perkataan Elza membuat Arkan sedikit bingung.Sepengetahuannya Elza tidak pernah dekat dengan lelaki manapun kecuali dia dan jika Elza menyukai seseorang Elza akan bercerita kepada Arkan.
"Yaudah cari ajalah!!"
"Kenapa harus nyari,Udah ada kok"senyum manis Elza masih bertahan.Menatap Arkan dengan binar bahagia.
Arkan mengerutkan kening.Akhir-akhir ini Elza selalu pergi dengannya bahkan dia juga jarang membuka hp jika memang ada seseorang yang sedang berhubungan dengannya.Bahkan hampir setiap malam Arkan selalu tidur larut berbincang di telephone dengan Elza.Lalu kapan mereka bertemu dan bahkan sampai saling menyukai.
"Siapa sih,kok gue nggak tahu?"
Arkan senang jika memang ada seorang laki-laki yang mampu membuat bahagia Elza tapi tetap saja untuk jatuh cinta tentu perlu banyak waktu untuk mereka saling meluangkan waktu mengenal satu sama lain.
Bagaimana itu bisa terjadi jika hampir seluruh waktu Elza selalu bersama Arkan.Yang ia tahu Elza terlalu cuek bahkan untuk sekedar menyapa balik lelaki yang menyukainya.
Dia terlalu sering mendengar Elza menolak lelaki yang menembaknya dan meminta nya untuk menjadi pacar.Tidak hanya mendengar Arkan bahkan melihatnya karna setiap Elza diminta menemui seorang laki-laki,Elza akan mengajak Arkan.
Lelaki yang menembak Elza pun bukan sembarangan,anak dari pengusaha kaya,yang mempunyai wajah tampan,memilik otak cerdas,ketua tim basket.Kebanyakan adalah pria idaman.Tapi tetap saja Elza tolak.Lau siapa laki-laki yang bisa sampai meluluhkan hati Elza.Bahkan membuat sisi lain gadis ini muncul.
Elza memegang kedua tangannya,menatap Arkan lurus.Seperti tatapan mengharap dengan senyum masih tercetak di wajah Elza.
"Gue pengen punya pacar lo,Arkan Bagaskara!!"
Mata Arkan membulat,tidak menyangka dengan pernyataan Elza.Dia tidak pernah menduga namanya yang akan Elza sebut.Senyum itu tercipta karna Arkan,karna Elza jatuh cinta dengan Arkan.
Selama ini dia dengan Elza memang sangat dekat tapi dia cukup mejadikan Elza sahabatnya tidak lebih.Bahkan dia seperti menganggap Elza adalah adiknya meskipun umur mereka hanya terpaut 2 bulan.
Ternyata memang benar tidak ada persahabatan seorang laki-laki dan perempuan.Pasti salah satu diantaranya akan menaruh hati.Dan saat ini Elza yang telah membuktikannya.
Arkan tak ingin menyakiti hati Elza tapi dia tidak bisa membalas perasaan Elza.Dia tidak bisa membohongi dirinya.Bukan perasaan seperti ini yang Arkan berikan.Bukan perasaan ingin memiliki.Kasih sayangnya selama ini adalah bentuk kasih sayang seorang kakak yang ingin melindungi adiknya.Kasih sayang sahabat yang ingin selalu ada disamping sahabatnya.
"Kok diem sih"
"Kenapa gue?"tanya Arkan pelan.
Elza kembali tersenyum malu,menundukkan kepalanya di depan Arkan.Pemandangan yang sangat tidak biasa.Selama satu tahun lebih mengenalnya Elza tak pernah bersikap malu-malu seperti ini.
"Lo masih inget kan pertama kali kita ketemu?"tanya Elza.Dia menatap Arkan yang mengangguk pelan.
Arkan masih mengingat pertemuan pertama mereka itu saat liburan sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik sEKAwaN
Teen FictionEntah dari mana kisah ini menjadi sebuah arti. Masing masing dari kami pribadi untuk peduli Entah sejak kapan kisah ini saling menemui Masing masing dari kami saling membuka diri Cinta dan luka Egois dan empati Kami sEKAwaN.