O2. tersedak

70 21 0
                                    

lacuna.  |   p. jihoon  olivia. h
lowercase

□□□□□

"OLIVIA, delapan puluh."

olivia langsung menghembuskan nafasnya keras-keras, membuat tanda salib yang membuat seisi kelas tertawa karena tingkah gadis itu yang sangat takut jika saat pembagian nilai ulangan dilakukan.

"minju, remedi."

minju, yang juga lagi berdoa khusyuk kaya olivia langsung melenguh keras-keras dan maju ke depan dengan langkah gontai dan bibir maju dua senti. setelah menerima ulangannya, minju pun dengan segera menghadap olivia yang duduk di belakangnya.

"gara-gara lo yang gak belajar bareng kita-kita nih, gue jadi remed," adu minju. matanya menyorot tidak suka pada jihoon yang duduk di dekat jendela. "lama-lama gue siwak ya lo liv, kalo lo belain jihoon terus." setelah nya minju berbalik menghadap kedepan. olivia pun menghela nafasnya.

ia mengerti ini salahnya karena mengingkari janjinya kepada teman-temannya. tampaknya nanti minju harus nge-traktir minju es puter biar gak marah lagi.

"jihoon, seratus."

muka olivia langsung gak terima. elah, dia yang ngajarin jihoon dia yang lebih rendah nilainya.

"mau tuker kertas gak liv?" tawar jihoon sambil menunjukan nilai seratusnya. senyum tengil tak lupa ia tunjukan.

"mii tikir kirtis gik liv? hilih." olivia mengibaskan tangannya. dia bangga dia dapet delapan puluh yodah. "good work hoon, ntar traktir milkita ya."

"beres."

setelah bagi-bagi nilai itu berakhir, bel istirahat pun berbunyi. seperti biasa, olivia yang hendak menghampiri jihoon udah keburu diseret sama wonjin-chenle buat makan bareng mereka.

olivia yang diseret cuma bisa menggumamkan kata maaf kepada jihoon yang tertinggal sendirian di kelas.






























"jeongin? lo sakit?" minju menempelkan tangannya pada kening temannya itu. sontak olivia yang sedang adu bacot perihal mana yang lebih dulu, bakso atau cilok yang muncul di dunia per-kuliner-an, menoleh.

olivia pun ikut khawatir, apalagi ketika melihat keringat jeongin yang mengucur deras. "mau ke uks? gue anterin nih."

"ngak, ngak usah liv," tolak jeongin, halus. "udah sampe kantin, gue laper, gak laper emangnya kalian?"

selagi minju dan olivia duduk, chenle berkata, "mending lo duduk aja, gue sama wonjin yang pesenin."

"gapapa nih?" jeongin mengusap tengkuknya. merasa gaenak.

"sans elah, skuy le, yang biasa kan?" tanya wonjin sebelum dia dan chenle pergi ke mamang bakso untuk mesen makanan.

"lo sans aja kalo sama kita jeong, kaya sama siapa aja," ujar minju sambil menepuk-nepuk kepala jeongin. "kita kan udah dari kelas tujuh berlima, lo sans aja."

"sejak dari liburan lo aneh deh," ujar olivia.

"aneh darimana." alih-alih jeongin yang berujar, minju yang malah berkata begitu. "masih tetep imut kok---"




































BRAK!






























seisi kantin langsung rame.

"apaan tuh?" tanya olivia sambil beranjak dari duduknya.

anak-anak banyak yang berkerumun, membuatnya kesulitan untuk mencapai sumber keributan. namun ketika akhirnya ia sampai di pusat keributan, olivia langsung menyesali perbuatannya.




































kyla terkapar dengan mulut berbusa dan kedua bola mata memutih. dan jihoon ada disana, di samping kyla, di hujani oleh seribu tatapan menghakimi.

jihoon?

□□□□□

ps: gatel nih tangan pengen publish cerita laen lagi wehehehew.

[4] lacuna. |  p. jihoon  olivia. hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang