04

99 15 2
                                    

"Hi-lang?!"

Seungmin hilang?!

Kupegang sekeliling bianglala untuk mencari sisa-sisa kehadiran Seungmin tapi nihil. Mataku telah menyapu seluruh tempat, namun Seungmin tak juga terlihat.

'tidak ada,'

'Seungmin tidak ada!"

'dimana?! dimana?!!'

Nafasku kian menderu karena bianglala ini tiba-tiba saja berhenti dan tak kunjung bergerak. Ingin rasanya aku melompat keluar dari sini dan berlari mencari Seungmin. Tapi itu tak mungkin. Jadi ku paksakan diri untuk kembali duduk. Meski tangan sudah mengepal erat dan gigi-gigiku bergemeretuk.

'cepatlah turun benda sialan!!'

Skenario-skenario buruk datang menyerbu, tapi berusaha ku tepis. Karena aku percaya Seungmin tak akan pergi begitu saja. Tidak untuk yang kedua kali. Tidak saat aku akhirnya dapat melihat dan memeluk tubuh mungil itu.

Bianglala kembali bergerak. Lima belas menit yang terasa selamanya, aku segera melesat keluar bahkan sebelum penjaga selesai membuka pintu bianglala itu.

Brakk

"SEUNGMIN!!!"

Aku menyibak lautan manusia yang menghalangi jalan. Masa bodoh mereka akan marah atau bahkan mengumat kearahku. Hal paling penting sekarang adalah Seungmin. Tak ada yang lain.

"KIM SEUNGMIN!!!"

"KAMU DIMANA?!!"

Abaikan omongan orang yang berkata bahwa aku gila. Aku terus teriak dan berlari kesembarang arah. Kakiku sakit dan tenggorokanku serasa terbakar. Tapi peduli apa? Sebelum Seungmin kembali hadir aku tak akan berhenti. Sungguh aku tak ingin kehilangan dia..... lagi.

"SEUNG--MIN"

Nafas mulai tersenggal-senggal. Entah berapa kali aku mencoba untuk tak tersungkur.

"Kamu dimana??"

"Kembalilah....."

Cairan bening mulai menggenang di pelupuk mata. Menunggu untuk tertumpahkan. Harus bagaimana lagi? Sekencang apapun aku berlari, sekuat apapun aku teriak. Seungmin tak juga datang. Bagai lampion yang telah terbang terlalu tinggi, dia menghilang.

Brukk

"Hiskk h-hisk"

Aku ambruk. Dengkul sentuh tanah dengan keras. Menyalurkan rasa sakit dan perih ke sekujur tubuh. Tapi itu tak ada apa-apanya dibanding rasa sesak yang kini memenuhi dada.

"Seung--min,, hisk...

.....maafkan aku"

Ditengah hiruk pikuk manusia aku memegang dadaku dan menangis dalam diam.

°
°
°

"Kak Chan,"


'ah! Itu,'

Seungmin!! Aku mendongak begitu panggilan lembut namaku terdengar. Tak salah lagi itu adalah Seungmin. Dia masih ada disini.

Aku berdiri dan badanku terputar perlahan. Mengabsen satu persatu makhluk. Mencari sesosok hantu manis dari orang yang sangat aku cintai.

"Aku disini,"

Ditengah lautan manusia, sosok itu terlihat sangat terang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ditengah lautan manusia, sosok itu terlihat sangat terang. Indah dan berkilauan. Bahkan bulan pun iri melihatnya.

Lihat! Aku tidak berbohong kan. Sudah kubilang kalau Seungmin tak akan kemana-mana. Dia ada disini bersamaku. Selamanya....

Kaki ini mendekat dengan tergesa. Berusaha menggapai cowok manis itu sebelum dia mulai iseng dan pura-pura menghilang lagi. Tanganku terjulur untuk mengikis sedikit jarak diantara kami.

Dia tersenyum, manis sekali. Senyum yang membuatku ingin memasukkannya kedalam ruangan tertutup sebab aku tak ingin ada orang lain yang jatuh cinta karenanya.

Jarak Seungmin kini tinggal beberapa langkah dan aku merentangkan tangan bersiap untuk memeluk tubuh mungil itu.

Namun tepat sebelum tangan kami bersentuhan, dia melangkah kebelakang. Jari telunjuknya sentuh bibir lantas berkata,

"Time up,"

*****

Chap 4 fin~~

THANKS FOR READING 😘😘

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PAGI TANPAMU [CHANMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang