Dentuman musik terdengar begitu kencang. Di sudut sana terlihat banyak sekali orang menari-nari dengan hebohnya, tak lupa strip dancer yang menari di atas panggung tepat di depan orang-orang itu. Kebanyakan yang begerumul disana adalah pria, tentu saja.
Tay Tawan, seorang fotografer sukses yang sangat tampan, duduk agak jauh dari kerumunan orang-orang sambil meneguk bir yang ada di tangannya, dia sedang tidak ingin mabuk. Matanya tak lepas dari seseorang yang sejak awal menarik perhatiannya.
Tay terkekeh saat melihat orang yang menarik perhatiannya itu terus saja menolak orang-orang yang ingin menidurinya. "Maaf tuan, saya bartender, bukan seorang pelacur," jawabnya terdengar oleh Tay.
"Hoi Tay," sapa seseorang.
Tay menoleh, "Oh, Off," ucapnya.
Off pun duduk di depan Tay. "Bar ku malam ini sangat ramai," ucap Off.
Tay menanggapinya dengan anggukan tanpa menatap Off sama sekali karena matanya sedari tadi terfokus pada satu objek, yaitu bartender yang sekarang sedang dipaksa habis-habisan untuk tidur dengan seorang pria asing.
Alis Tay berkerut tidak suka.
"Ayolah manis, panggil bos mu aku akan membayarmu sepuluh kali lipat dari harga pelacur terbaik disini selama semalam."
"Tidak tuan, aku bukan pelacur."
Terlebih ketika dia mendengar percakapan sang bartender dengan pria asing itu. "Tay? Kenapa?" tanya Off lalu ikut menatap apa yang ditatap oleh Tay.
Off seakan mengerti lalu berdiri dan mendatangi meja bartender itu.
"Maaf, ada keributan apa ini?" tanya Off.
Pria asing itu tersenyum, "Apa kau bos nya? Aku ingin bartender manis ini menemaniku malam ini aku akan bayar berapapun itu."
"Maaf tuan, dia seorang bartender. Jika kau ingin seseorang untuk menemanimu tidur, silakan datang pada mereka," Off menjawab dengan santai sambil menunjuk orang-orang yang sedang menggoda pelanggan.
"APA-APAAN?! Tidak mau tahu pokoknya kau ikut denganku!" ucap pria asing itu lalu menarik tangan sang bartender hingga gelas yang digenggamannya terjatuh lalu pecah berserakan.
"Lepas!"
Tay berdiri dari tempat duduknya. Dia tidak tahan jika hanya menonton. Dia harus turun tangan. Tay berjalan ke arah keributan itu dengan wajah yang benar-benar marah. Sesampainya disana Tay langsung menyingkirkan tangan pria asing itu.
"Jangan main-main dengan milikku," ucap Tay lalu menarik bartender itu pergi.
Sang bartender pasrah tangannya ditarik oleh Tay. Tay berhenti ketika mereka berada diluar bar tersebut.
Tay menghela napasnya lalu menatap mata sang bartender.
"New, sudah berapa kali ku bilang berhenti bekerja ditempat Off, itu berbahaya," ucap Tay.
Bartender itu, New, menjawab, "Aku harus tetap bekerja Tay, penghasilan disini sangat besar meskipun aku tidak menjual tubuhku."
"Kau hampir New," balas Tay.
"Tay, aku laki-laki, aku bisa melawan mereka."
Tay memegang kedua bahu New, "New, aku juga sudah berkali-kali bilang, ayo bekerja denganku, kau bahkan akan digaji lebih besar daripada kau bekerja disini."
New menggeleng, "Tidak Tay, aku tidak yakin kau akan memberiku pekerjaan, kau hanya akan memberiku gaji tanpa aku bekerja."
"Tay, aku harus bekerja untuk hidupku. Percaya padaku," lanjut New.
"Kau tahu aku khawatir padamu. Aku benar-benar tidak bisa tinggal diam jika seseorang memandangmu serendah itu. Bagaimana jika aku tidak bisa menemanimu setiap malam? Siapa yang akan membantumu?"
New menghela napas, sahabatnya ini memang selalu overthinking, "Aku baik-baik saja Tay, aku bahkan tidak memintamu untuk datang ke sini setiap malam. Percaya padaku oke?"
Tay pun hanya menghela napasnya dan mengangguk pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
addicted -taynew
Fanfiction"I don't wanna lose you like I lost all of my ex." -Tay Tawan a taynew fanfiction Tay Tawan X New Thitipoom by expeIIiarmust warn! this is a boys love story, story of love between two boys.