-'dua

410 49 1
                                    

Kebiasaan Tay adalah menunggu New hingga dia selesai bekerja. Padahal New selesai bekerja itu hampir tengah malam.

"Meng, kau harus benar-benar menjaga New," ucap Tay pada Off yang ada di depannya.

"Kau pikir pegawai mana yang dapat perhatian lebih dariku kecuali New? New juga sahabatku Tay, jangan lupakan itu."

"Baguslah kalau begitu."

"Kau menemani New setiap malam, pacarmu tidak pernah mengajakmu berkencan atau bagaimana sih," celetuk Off.

"Saat pertama kali pacaran aku membuat perjanjian tidak ada kencan di malam hari," jawab Tay.

Off tertawa kencang, "Dasar gila. Kau begitu posesif pada New sampai tidak peduli pada pacarmu."

"Karena New adalah segalanya untukku Off," jawab Tay dengan senyuman di wajahnya. Off terdiam, dia bingung harus menanggapi seperti apa lagi. Dia sudah sangat sering menyuruh Tay untuk memacari New saja dari pada berganti-ganti pacar tapi Tay menolak dan berkata bahwa New adalah sahabatnya.

"Tay, ayo pulang!" ucap New yang baru saja selesai dengan pekerjaannya.

Tay berdiri dari duduknya, "Meng, duluan ya," ucap Tay pada Off lalu pergi keluar dari bar bersama New.

Tay dan New hampir 24 jam selalu bersama, meskipun begitu mereka tidak pernah kehabisan cerita untuk diceritakan. Selalu ada saja topik di kepala mereka ketika mereka bersama. Di dalam mobil pun jarang sekali hening kecuali New tertidur.

"Gun menelponku tadi, menanyakan tentang Off," ucap New saat mereka dalam perjalanan pulang.

"Kenapa tidak langsung menelpon Off saja?"

"Dia bilang tidak ingin mengganggu papiinya. Tapi dia menggangguku. Dasar bocil. Dia takut kalau papiinya itu main mata dengan orang-orang di sana," jawab New.

"Padahal dia tahu sendiri kalau Off sudah cinta mati padanya," ucap Tay setelah itu mereka berdua tertawa bersama.

"Oh iya, Tay, kau tahu Kayavine?"

Tay bergumam sambil mengangguk.

"Dia menembakku."

Tay terkejut dengan perkataan New spontan menginjak rem, untung jalanan sudah sepi karena sudah lewat tengah malam. New juga ikut terkejut karenanya. Tak lama Tay menjalankan mobilnya kembali.

"Lalu bagaimana?" tanya Tay.

"Ku rasa tidak masalah jika aku mencoba, jadi aku iyakan. Mulai besok dia akan menemaniku bekerja, jadi kau tidak perlu repot-repot datang untuk menemaniku lagi. Aku tahu kau punya pekerjaan dari pagi sampai sore, Tay."

Lalu Tay harus senang karena jam tidurnya bertambah lebih banyak? Entahlah Tay memilih untuk diam. Malam itu diperjalanan pulang tidak biasanya terasa sangat sepi dan sunyi.

addicted -taynewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang