Jangan Lupa Follow:)
"Kita akhiri pelajaran hari ini.
Selamat sore, dan hati - hati di jalan pulangnya" ucap bu Roma sebagai wali kelas serta guru mata pelajaran bahasa Indonesia."Sore juga buuuu" balas serentak murid XII MIPA 2
***
"Pulang naik apa? Mau nunggu gue ngantar Awan kerumah terus jemput lo buat langsung ke cafe?" Tanya Ilham sambil memakai helm
"Gak usah, gue bisa naik angkot kok" jawab Mauren meyakinkan Ilham, padahal ia tak punya uang sama sekali untuk menaiki angkot.
"Gue gak jadi nebeng elo deh Ham, antar Mauren ke Cafe, gue bisa nebeng Febri sama Andra." timpal Awan yang sedari tadi diam
"Gak usah gue bisa naik angkot"
"Ren! Demi menjaga keselamatan bersama aku dan kamu" ucap Awan sambil berulang kali mengedipkan mata kanan kirinya.
"Jijik gue" sahut Ilham sambil bergidik ngeri melihat kelakuan Awan, sedangkan Mauren menggelengkan kepalanya, tak habis pikir punya sahabat seperti Awan.
"Ayo Ren, kita tinggal kadal Afrika disini" ajak Ilham sambil menyeret tangan Mauren untuk duduk di jok belakang nya.
"Dasar upil badak"
"Ketiak kambing"
"Kodok bedindang"
"Jomblo ngenes"
"DASAR GAK SADAR DIRI LO YAAAA!!!!"
Sedangkan Ilham tertawa sambil menjauh melajukan motornya meninggalkan Awan yang komat kamit mensumpah serapahi Ilham.
*****
Hanya butuh 20 menit untuk sampai, menuju Cafe bekerja Mauren. Cafe Bornia yang terletak satu arah dengan sekolah nya. Cafe yang khas akan keindahan alami, yang bisa memikat setiap pengunjung untuk betah di tempat duduk yang mereka singgahi.
"Kalau pulang nanti, telfon gue atau Awan. Jangan sekali - kali pulang sendirian. Kalau ada apa - apa telfon juga. Gue sama Awan gak ngerasa sama sekali lo bebanin. Gue udah anggep lo saudara gue sendiri. Jadi gak perlu sungkan untuk minta tolong. Oke princess?" Cerocos Ilham sambil mengangkat jari kelingkingnya didepan Mauren.
Dengan hati terenyuh Mauren ikut mengangkat jari kelingkingnya dan menyatukannya dengan jari kelingking Ilham "Oke"
"Gue pulang" pamit Ilham
"Hati - Hati. Salam sama Bunda juga jangan lupa yaa"
Ilham hanya menganggukkan kepalanya pertanda dia akan mengingat amanah Mauren. Ilham pun mengklakson bel motornya untuk pamit kedua kalinya.
Setelah dilihat Ilham pergi, Mauren melangkah kan kaki nya menuju Cafe Bornia tempat ia bekerja.
"Sore mbak Dina" sapa Mauren sambil tersenyum ramah terhadap wanita yang dua tahun lebih tua darinya.
"Sore juga Ren. Diantar Ilham? Tadi mbak lihat dari sini" terang Dina
"Iya mbak, aku ganti baju dulu ya" pamit Mauren
"Iya gih, dari tadi Cafenya ramai. Mbak bingung jadinya"
"Okee"
****
"Maaaaa. Davin pulanggg" teriak seorang lelaki sambil duduk di sofa ruang keluarganya.
"Jangan teriak deh bang, ganggu Acha ngerjain tugas aja" ucap Acha adik Davin sambil melempar bantal ke arah abangnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Combattimento
Teen FictionAku baik - baik saja. Percayalah tubuh tabahku ini masih sanggup untuk menerima kehidupan, tanpa kasih sayang mereka dan menerima kerasnya kehidupan. - Afika Mauren . . . Lantas, bagaimana Gadis tersebut menjalaninya? Yuk simak ceritanya:D Follow...