False Promise (Fanfiction)

12 0 0
                                    

Di sebuah kerajaan, tepatnya di kamar baginda raja. Yang seharusnya menjadi tempat teraman disana.

  "Kau harusnya bangga telah dipilih oleh Sang Dewi."
  "Kematianmu adalah bentuk penghargaan dari-Nya."
  "Dan Aku sebagai 'Alat'-Nya yang dididik sejak kecil untuk bisa mewujudkan ini sangatlah senang. Maka terimalah takdir ini dengan hati gembira."

  "MANA ADA ORANG YANG GEMBIRA SAAT DIBUNUH, BODOH!" Teriaknya penuh histeris dengan baju compang-camping bekas sayatan benda tajam yang membuat pakaianya berwarna merah.

  "Jangan melawan!"
  "Ini adalah cara dari Sang Dewi untuk mengatur keseimbangan alam. Lalu kau orang tamak yang penuh kebusukan, kau berpotensi untuk merusak tatanan alam di masa depan nanti. Maka dari itu untuk mencegah hal itu terjadi, Sang Dewi menyuruhku untuk mengakhiri hidupmu!"

 

" TIDAAAAAAAAAAAAAAA-...."

____________________________


  Waktu demi waktu berlalu, rumor tentang sebuah grup pembunuh bayaran itu menyebar dengan cepat bagai daun terbawa angin. Tak ada satupun celah di kota yang tidak diterpa kabar ini. Banyak yang sudah menjadi korbannya, entah itu yang miskin ataupun yang berkuasa. Sampai-sampai orang sulit untuk menentukan apakah pembunuh itu berada di pihak mana.

  Memang kesejahteraan terjaga dengan sangat baik. Tapi seiring dengannya, rasa takut pun menghampiri setiap orang di kota itu. Mereka takut merekalah target pembunuhan acak selanjutnya.

  Sampai akhirnya Sang Dewi menyebutkan sebuah nama baru yang menjadi target selanjutnya. Dia berkata, "Nerif...."

  Singkat, tidak memerlukan penjelasan apapun selain nama. Para pembunuh bayaran mulai memburu nama itu. Namun ada satu Assassin yang bersinar, dia yang paling sering melakukan 'Tugas Mulia' itu sehingga kebanyakan orang-orang yang pernah sekilas melihatnya sepakat memanggilnya Hantu.

  Lalu pada saat malam hari yang diterangi indahnya cahaya sinar bulan sempurna, sebuah bayangan sesosok wanita tercetak jelas. Dia bergerak dengan cepat menuju belantara sambil menggumamkan sebuah nama terus menerus. "Nerif..., Nerif...."

  Namun dipikirannya dia memikirkan sesuatu yang sangat berharga untuknya. Sesuatu yang tidak dimiliki Assassin seperjuangannya. Dia selalu mengingat namanya, "Mortred."

 

Hal yang sangat sepele namun menjadi berharga ketika dirinya diajarkan untuk melupakan segala sesuatu tentangnya dan mengingat segala sesuatu yang Sang Dewi ajarkan kepadanya, yaitu tentang menjadi alat sempurna sebagai seorang pembunuh murni.

__________

"Ooohh..., inilah waktunya."

  Seorang pria menyadari kedatangan tamu setelah melihatnya dari bola kristal yang melayang di atas telapak tangannya.

#Syuuutttt

  Benar saja, tak lama pun melayang sebuah pisau kecil kearah pria itu. Namun dengan mudah pria itu menghindarinya tanpa sedikit pun menoleh ke arah datangnya pisau itu.

"Aku telah menantikanmu...."
"Mortred."

  Mortred sangat terkejut dengan adanya seseorang yang mengetahui namanya. Padahal itu adalah rahasia terbesar sekaligus menjadi satu-satunya hal berharga yang ia miliki. Membuat matanya terbelalak tak percaya dan untuk sekian detik, itu membuat pertahanannya longgar sehingga membuka kesempatan Nerif untuk menyerang.

#Baaaanngggg!

  Sebuah ledakan energi menghancurkan tembok dimana Mortred bersembunyi, membuatnya terpental dan tertimbun reruntuhan tembok kastil itu.

False Promise (Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang