Setelah bangun dari tidurku yang cukup panjang aku merasa badanku sudah mulai ringan. Kepalaku yang semalam serasa mau pecah akhirnya kembali baik-baik saja. Sebenarnya kemarin adalah momen sangat membahagiakan. Aku bisa bernyanyi kembali didepan umum, aku bisa berduet bareng Farhan, dan aku juga bisa mengatasi rasa takutku akan orang banyak. Aku merasakan kembali kehidupan setelah sekian laam menahan diri. Meski begitu ketika mengingat Farhan yang mencium pipiku dan Sam yang pergi begitu saja membuat merasa aneh. Aku juga tidak tahu alasan rasa aneh ini.
TIba-tiba Venka meneleponku di pagi hari minggu yang tenang ini.
"Halo, kenapa Ka? Tumben banget," Sapaku pada Venka yang biasanya jarang meneleponku kecuali ada hal penting
"Ra, Kamu udah cek grup angkatan gak? Belum kan gak usah cek deh! Awalnya aku gak peduli tapi infonya nyebar dimana-mana. Dito juga ngabarin aku nyuruh nanya ke kamu. Tapi aku yakin kamu gak gitu kok. Eh kok aku malah jelasin gini sih. Lupain aja Ra, pokoknya jangan lihat grup atau apapun kabar hoax ya!" Ucap Venka panjang lebar kemudian mematikan panggilannya.
Perkataan Venka yang seperti itu justru menimbulkan rasa penasaranku yang semakin tinggi. Akhirnya aku membuka grup yang dimaksud oleh Venka. Setelah menemukan sebuah berita tentang diriku sendiri, aku benar-benar tidak menyangka akan apa yang aku lihat. Aku benar-benar bingung apa maksud berita aneh itu.
Salah satu akun yang menamai dirinya dengan tanda titik mengirim pesan bahwa Farhan dan Della putus karena aku. Mereka baru saja pacaran 3 minggu dan putus karena aku yang mencoba mendekati Farhan. Bahkan beredar foto dimana Farhan mencium pipiku. Foto itu bahkan kini dijadikan meme yang menyebut aku sebagai perusak hubungan orang.
Aku mengecek seluruh isi sosial media dan ternyata hal ini sudah beredar jauh. Sepertinya satu sekolah sudah mengetahui hal ini dan sudah salah paham padaku. Aku bahkan tidak tahu Farhan dan Della pacaran. Aku juga tidak bermaksud untuk menjadi orang ke-3 dihubungan mereka. Apalagi itu Della. Salah satu teman dekatku yang dulu sangat berarti bagiku.
Ponselku kembali bergetar.
"Halo." Jawabku gemetar karena takut dan masih tidak mengerti apapun
"Ra? Bisa bicara sebentar?" Tanya suara diujung saja.
"Della? Ini kamu kan Della? Della kamu harus dengar penjelasan dari aku dulu, aku itu.." Jelasku buru-buru yang kemudian dipotong Della
"Ra, kita bicarainnya dekat taman rumah kamu ya. Aku udah disini. Aku tunggu ya Ra." Ucap Della menutup pembicaraan.
Aku sekuat tenaga menahan tangisku. Aku benar-benar tidak bermaksud merusak hubungan mereka. Bagaimana bisa? Della itu teman baikku. Aku tidak mengerti mengapa hal ini bisa terjadi. Sungguh. Aku sangat takut. Ini seperti bencana lanjutan dari bencana besar yang dulu terjadi. Aku benar-benar merasa takut.
Sebelum bertemu dengan Della, aku mencoba menenangkan diriku sendiri. Mencoba berpikir jernih dan mengatasi rasa takut yang sungguh hebat ini. Seluruh badanku masih gemetar. Airmataku terus mendesak keluar. Aku memeluk diriku sendiri untuk meyakinkan semua akan baik-baik saja.
****
"Ra, Kamu udah datang," Sapa Della ramah padaku
"Del," Ucapku memulai pembicaraan
"Aku tahu Ra. Aku tahu kamu gak salah." Ucap Della sambil mengelus punggungku
"Del, Maafin aku," Respon Della yang ramah malah membuat aku merasa bersalah. Aku tahu aku salah. Mungkin yang dituduhkan mereka benar. Mungkin secara tidak sengaja aku memang merusak hubungan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautifull Pain
RomanceProlog Zara Pertemuan denganmu adalah sebuah kebetulan yang aku percaya dengan nama takdir Takdir yang membawaku menemukanmu Serta takdir yang menyadarkanku untuk melepaskanmu Sam Jika dari awal ada kata "Mungkin" diantara kita, akankah takdir bisa...