Dia tak pernah berpikir tentang dunia. Tempat di mana dia berdiam adalah tempat yang paling mulia. Dan dunia adalah sebaliknya, kotor.
Matanya menatap ke depan ke punggung Senior yang berpakaian dunia—jaket kulit, celana harem dan sepatu boots—dalam satu warna. Putih.
Mereka berjalan menyusuri garis putih tipis di ruang terbuka luas menuju sebuah pintu yang tanpa tembok.
Dia tahu di balik pintu itu, dia akan bertemu dengan Yang Paling Mulia.
Sepanjang keberadaannya, dia tak pernah bertatap muka dengan Yang Paling Mulia. Suara-Nya yang selalu menemuinya di bilik, memuji permainan pianonya.
Jika saat itu dia menemuiNya, pasti ada hal besar yang akan terjadi di sepanjang keberadaannya.
Pintu putih itu terbuka dengan sendirinya. Dia masuk mengekori Senior. Sebuah ruang besar dan sangat terang menyambut.
Di tengah-tengah Senior berhenti. Dia turut berhenti. Senior lantas berbalik padanya dan mata biru lautnya memancar kegembiraan.
"Pianis," kata Senior padanya sembari menatap bergantian wajah dan jubah medieval yang dipakainya. "Apa pendapatmu tentang pakaianku?" tanyanya bersemangat.
"Unik," jawab Pianis tanpa berpikir. Itu bukan pertama kalinya dia melihat para malaikat mengenakan pakaian dunia di dalam kerajaan.
"Apa kamu suka?"
"Ya, tentu saja." Karena itu sesuatu yang berbeda dari apa yang mereka kenakan selama ini.
"Kamu akan mendapatkan yang seperti ini. Bahkan yang jauh lebih bagus."
Pianis terkejut. Apakah dia akan mendapatkan hadiah dari Yang Paling Mulia karena permainan musiknya yang gemilang? Dia senang dan tidak sabar.
Senior berbalik darinya dan bicara, "Boss, aku datang bersama Pianis."
Hening. Tak ada sahutan. Mereka menunggu. Dan dari kejauhan yang tampak seperti garis horizon terlihat sesuatu yang berukuran kecil—sangat kecil—melompat-lompat. Tetapi lompatan-lompatannya sangat jauh membuatnya cepat mendekati Senior dan Pianis.
Itu benda yang belum pernah dilihat Pianis. Bentuknya unik dan berwarna hijau. "Apa itu?" tanyanya tak tahan juga.
"Kodok. Dia adalah hewan amfibi yang bisa hidup di dalam air maupun darat. Hewan juga adalah makhluk hidup selain manusia. Terdapat banyak hewan di dunia. Dari ukurannya yang paling kecil hingga yang paling besar, sebesar bilikmu," jelas Senior. Pianis tercengang. Dia tidak tahu banyak hal selain musik. Manusia pun dia mengetahuinya lewat cerita para malaikat.
Kodok itu lantas berhenti beberapa meter di hadapan mereka. Matanya mengamati kodok itu dengan seksama. Dan si Kodok juga melakukan hal yang sama. Mata besarnya menyoroti Pianis.
"Boss," ujar Senior. "Ini dia, si Pianis."
Senior menunjuk pada juniornya dan malaikat itu merasa sedikit gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
RARE (SLOW UP)
FantasíaSeorang malaikat pemusik dipanggil Pianis, yang tak tahu tentang dunia justru diutus ke sana untuk menghibur seorang anak manusia yang dulunya adalah seorang penyihir. Dia juga harus menderita seperti manusia. Ini yang membuatnya mengalami berbagai...