siblings

375 59 111
                                    

adin seharusnya paham— dari awal kedekatannya dengan mark, bukan karena cowo itu juga menaruh rasa kepadanya. sebab mark orangnya easy going ditambah tahun ini dia resmi lengser dari posisi ketua umum organisasi penting disekolah, berarti untuk yang kemarin-kemarin itu— mark jelas membutuhkan adin untuk menyukseskan program kerjanya.

adin kenapa sih, bisa berani berpikir tentang perasaan cowo itu? coba untuk melihat diri sendiri terlebih dahulu. pertama; adin bukan anak organisasi ataupun club, lalu adin punya temen juga seadanya, dan sudah pasti— adin tidak punya pengaruh apapun untuk keberlangsungan sekolahnya yang elit itu.

ibarat kata, adin itu semut yang selalu berjalan sendiri. sedangkan mark— justru seperti gula, dimana pasukan semut akan datang sendirinya tanpa gula itu berbuat apapun.

benar-benar semuanya jauh berbanding terbalik dengan seorang mark lee.

mungkin saat ini— yang terbaik untuk dirinya dan mark, adalah pendidikan. ya, untuk adin pendidikannya jelas sudah harus dipikirkan masak-masak. hampir tiga tahun adin mengenyam pendidikan highschool, cewe itu tidak mendapatkan gelar atau predikat apapun disekolahnya.

ah, barangkali 'siswi pendiam' adalah predikat yang melekat di dirinya?

tapi biarpun adin pendiam dan jarang terlihat bergaul, adin bisa dibilang— 'punya koneksi' atau dekat dengan guru kesiswaannya.

nah dari sana 'lah, asal mula kedekatan adin dengan mark. jadi choi ssaem atau guru kesiswaannya itu, yang menciptakan hubungan bercangkang partner diantara mereka.

sudah. pembahasan tentang mark, jangan dilanjuti lagi. adin lelah dengan one side love-nya semasa highschool ini.

seharusnya dia sudah mulai fokus, apa yang sekarang menjadi target utamanya— yaitu masuk ke perguruan tinggi negeri dan mendapatkan beasiswa dari perusahaan dimana ayahnya bekerja.

selanjutnya adin juga berfikir tentang adik satu-satunya yang masih sekolah. saat nanti adin lulus, adiknya yang berada dibawah satu tahun dengannya, akan berada di-zonanya seperti sekarang. yang adin mau, adiknya mendapatkan pendidikan tambahan agar bisa melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi yang bagus.

maka dari itu— nanti untuk keperluan kuliahnya, biarkan adin yang akan memikulnya sendiri.

"kak, kenapa melamun disini?"

itu suara adiknya, park jisung. adin menoleh dan terkejut karena mendapati jisung yang sudah duduk disebelahnya.

tadinya adin memang berniat pergi ke perpustakaan untuk mencari referensi, tapi karena dia membeli sekotak susu dan diperpustakaan sekolahnya dilarang untuk membawa makanan maupun minuman, jadilah cewe itu berakhir duduk ditaman sekolah.

entahlah, hembusan angin yang mendayu-dayu membuat adin berpikir tentang banyak hal.

"nothing." jawab adin sekenanya.

jisung melayangkan tatapan menyelidik. cowo berusia 17 tahun itu sangat paham, betapa pintar kakaknya itu dalam berekspresi.

"yakin? apa yang lagi kakak pikirkan?"

adin menghela napasnya pelan, kemudian tersenyum melihat jisung.

adiknya— jisung benar-benar adiknya.

"menurutmu apa?"

adin memutuskan menjawabnya dengan melemparkan pertanyaan balik. mari kita dengar, apa pendapat jisung tentang dirinya yang terlihat saat ini.

jisung terlihat berpikir. tangan kanannya memegang dagunya sementara pandangannya fokus terarah ke adin, seolah-olah menyelami sesuatu lewat kedua matanya.

"apa ini ada kaitannya dengan ujian semestermu?"

great! seratus untuk jisung yang bisa mengetahui poin penting dari semuanya.

adin tergelak kemudian tertawa. cewe itu juga mengacak-acak rambut jisung— dan yang anehnya, gerakan tersebut malah membuat jisung terdiam.

saat jisung terlihat bingung, adin kemudian mengusap-usap kepala jisung perlahan. adin juga mendekatkan dirinya. lantas cewe itu tersenyum ketika jisung tidak bereskpresi dan anehnya itu sangat lucu dimatanya,

"doakan kakakmu ini, oke?"

pandangan mata mereka beradu. adin yang menaruh harapan penuh, sedangkan jisung—memupuk suatu rasa.

"aku selalu mendoakanmu yang terbaik, kak."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

to be continued~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

to be continued~

somethingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang