(dos)

4.9K 761 136
                                    

"Aku rindu Yoongi hyung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku rindu Yoongi hyung."

Yeri berdecak, menatap malas Jeongguk yang sedari tadi merengek menggumamkan nama kakak kandung di dunia aslinya. “Cepat balaskan dendam saja, pasti kau cepat kembali.” Celetuk maid tersebut dengan kurang ajarnya.

Jeongguk mendengus, mengusak rambut ikal seksinya lalu beranjak berdiri, “Ku dengar di bagian Selatan Istana ada taman indah yang dulu dibuat dan dirawat khusus oleh Permaisuri, aku ingin kesana. Ayo tunjukkan jalannya.”

Yeri mengangguk, meskipun sedikit ragu– sekarang sudah sore, pasti ada hal yang seru terjadi nanti.

Istana Kerajaan Douglas memang besar tak main-main, sampai Jeongguk merasa lelah sendiri seandainya mengelilingi tempat ini. Pikiran absurdnya berpikir ini akan lucu jika ia menghukum murid nakalnya dengan berlari mengelilingi tempat ini sebanyak 5 putaran.

10 menit barulah Jeongguk sampai, manik doenya mengerjap takjub, benar-benar surga dunia, taman yang di dominasi bunga mawar merah dan putih serta aroma menyegarkan nan menenangkan ini benar-benar memukau Jeongguk.

“Permaisuri yang meminta bunga mawar ini ditanam, saat beliau sedang mengandung anda.”

Jeongguk tersenyum tipis, tak tahu harus menyahut apa. Dia bukan Jungkook hei, ia tak tahu bagaimana rasanya kehangatan seorang ibu, jadi mengapa ia harus senang?

“Ayo, aku ingin bersantai.” Yeri mengangguk, mata cantiknya kemudian melihat dari kejauhan tiga orang pria sedang duduk di meja perjamuan kecil.

Oh, itu Yang Mulia, Edward dan Victory. Mereka nampak santai dan membicarakan sesuatu yang lucu, terlihat dari tawa kecil mereka yang mengalun.

Yeri melirik Jeongguk, nampaknya ia belum sadar dengan 3 orang disana, terbukti dari ia yang nampak santai dan sesekali menyentuh mawar tersebut.

“Lebih baik kita kembali saja Tuan Muda.”
Yeri menginterupsi dengan sopan, ia melihat dengan jelas saudara kembar sang pangeran kedua sudah menyadari keberadaan mereka berdua.

Jeongguk berbalik, menyahut ucapan Yeri dengan rasa ingin tahu, sebelum seorang pelayan menabraknya dan membuat sutra yang melekat di tubuhnya dibasahi oleh aroma teh.

“A-astaga! Pangeran! M-maafkan a-aku!”

Pelayan itu nampak panik sekali, matanya sudah berkaca-kaca, Yeri sendiri sudah sibuk mengusap pakaian Jeongguk yang kena basah.

Jeongguk justru tersenyum miring, ia meraih tangan halus pelayan manis didepannya, lalu mengecupnya dengan lembut. “Tidak apa, jangan meminta maaf,  ini bukan salahmu—

Detente - [vk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang