SATU

14 3 1
                                    

Seolah-olah sudah ditakdirkan,
dia datang hanya untuk
membuat  dirimu terluka.

°°°°

Playlist, Blink--Takut.

Aku juga ingin jatuh cinta
Seperti yang lainnya.

°°°°

Brukk..

Seorang laki-laki dengan postur tubuh tinggi serta paras yang terbilang sangat baik, menabraknya.

“Kalo jalan pakek mata, bosku.” sindirnya, dia berharap laki-laki satu ini lebih berhati-hati.

“Jalan pakek kaki, sayang.” ujar laki-laki tersebut membuat gadis ini, mengernyit jijik dikala dia mendengar kata ‘Sayang’.

“Jelas kalau jalan pakek kaki, punya mata kan? Punya otak kan? Seharusnya lebih ngerti apa yang gue bilang.” ujar gadis ini, lalu memilih berjalan dengan berlawanan arah dari laki-laki tersebut untuk pergi.

Sudut bibir laki-laki itu sedikit terangkat ketika dengan mudahnya gadis itu menyindirnya, tanpa dia balas.

Lebih baik dia memutuskan untuk kembali ke kelas, sebelum dikatakan minggat ke kantin saat jam pelajaran. Dia benci ini, namun apa boleh buat?

°°°°

“Hareudang, hareudang, hareudang. Panas, panas, panas... Behh asekk!” nyanyian yang menulikan telinga, benar-benar berhasil membuat panas.

“Bisa diem gak Dar?” tanya seorang gadis yang sedang asik melayang di alam mimpi. Dengan menyembunyikan wajahnya diantara meja dan juga lengannya.

“Gak bisa, gue lagi mood ini.” tolak gadis tadi yang sedang asik bernyanyi.

“Apa hubungannya bang*at!” dirinya malah memaki, kesal dengan kelakuan temannya ini.

“Ada lah jingan, mau tidur ya tidur. Gosah ngegas juga setan.” temannya ini malah balik memaki.

“Emang lu kaga ngegas ye Dar? Sadar amjinc, ngaca dulu sana.” dia benar-benar kesal, sampai-sampai dia melempar cermin kecil.

Dengan sigap temannya itu menangkap cermin tersebut.

“Sip tau bener, gue mau benerin rambut asli berantakan.” ujar Dara, kemudian membenahi rambutnya.

Dasar Dara Genandra, salah satu teman yang tidak memiliki akhlak yang baik, dia kembali menyeberangi mimpi yang sempat terputus  tadi.

Apalagi mimpi tentang, Jungkook yang sedang asik berpegangan tangan dengan dirinya.

Ahh.. betapa senangnya diri ini, namun semua terhenti dikala seorang yang sengaja menabraknya pagi tadi mengacaunya kembali.

“Devina! Dasar murid perempuan tapi tidur di kelas. Ini kelas bukan kamar!” suara berat, itu membuat gadis itu yang tak lain Devina Alisya Renata berdecak kesal.

“Gua sih owh aja.” balas Devina malas.

“Gua sih owh aja.” ulang laki-laki itu dengan nada menye-menye

Just a TasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang