3.MANSION ALDEV

683 187 20
                                    

"Ambil aja semuanya, gue gak butuh."

-Aldevano Felixo-

•••

Mobil Aldev memasuki kawasan hutan. Pohon-pohon menjulang tinggi dan sangat lebat tentunya.

Di sini gelap. Aldev membawa mobilnya masuk semakin dalam ke kawasan hutan. Dia melirik jalanan sekitar, berjaga-jaga jika ada hewan yang lewat.

Dengan hanya bermodalkan cahaya rembulan dan lampu dari mobilnya, dia terus menyusuri jalanan hutan tanpa ada rasa takut menabrak pohon atau sejenisnya.

Nara terus diam, dia sama sekali tidak membuka suaranya dari saat ia memasuki mobil Aldev tadi.

Bohong jika Nara tidak takut. Nara sangat takut! Tubuhnya bahkan gemetar, dan untungnya Aldev tidak menyadari gerak tubuhnya itu.

"Lo gak apa-apa kan?" Aldev bertanya tanpa memalingkan wajahnya sedikit pun dari jalanan.

Nara tersadar. Dia menatap Aldev sebentar, lalu menghembuskan napasnya lelah.

"Enggak, aku gak apa-apa kok." Nara menatap jalanan lewat kaca mobil. Dia kembali melamun.

"Gue tau lo lagi ada masalah." Aldev kembali bicara.

Nara mengalihkan pandangannya itu, lalu beralih menatap wajah Aldev. "Bukan urusan kamu!" ketusnya dengan wajah sok datar.

Aldev menginjak pedal rem mobilnya dengan mendadak. Membuat kepala Nara membentur dashboard mobil untuk yang kesekian kalinya.

"Aw, kenapa sih Dev?" Nara menatap Aldev kesal.

Aldev menggeram. Melepaskan sabuk pengamannya dan juga sabuk pengaman Nara, dia langsung keluar dari dalam mobil.

Membuka pintu di samping tempat duduk Nara, dan menarik paksa Nara keluar. Dia lalu beralih membuka pintu mobil belakang.

Dia mendorong paksa tubuh Nara untuk masuk masuk ke dalam, setelah mereka berdua merada di dalam, Aldev mengunci pintu mobil dengan rapat.

Aldev menatap mata Nara nyalang. Dia mencengkram rahang Nara kasar, lalu salah satu tangannya mengunci kedua tangan gadis itu ke atas.

Aldev mencium bibir Nara secara paksa dan juga kasar. Dia menurunkan ciumannya itu ke leher Nara, meninggalkan tanda kepemilikan di salah satu bagian leher milik gadis itu.

"Ahh ... Dev ja–janghanhh Dev," lirih Nara yang sudah tidak kuat lagi untuk menahan desahan laknat yang keluar dari mulutnya itu.

"Diam!" sentak Aldev, dia kembali mencium bibir Nara dengan kasar hingga membuat sudut bibir gadis itu sedikit sobek dan mengeluarkan darah segar.

Kesadaran Aldev kembali lagi. Dia menghentikan Aksi bejadnya itu, merutuki kebodohan yang baru saja ia lakukan.

Aldev membuka pintu mobil, dan kembali ke kursi kemudi. Aldev kembali menjalankan mobilnya dengan kecepatan yang sangat tinggi.

Nara meringis. Dia melamun mengingat kejadian tadi, dimana Aldev menciumnya dengan sangat kasar.

Tanpa sadar ia menitihkan air mata. "Apa harus seperti ini?" batin Nara.

Aldev memberhentikan laju mobilnya tepat di depan sebuah mansion yang sangat besar. Mension miliknya! Aldev melihat ke arah kursi belakang.

Ah, ternyata Nara sudah tertidur. Aldev keluar dari dalam mobil, membuka pintu belakang mobil, dan menggendong Nara ala bridal style.

DEVANARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang