Setelah membersihkan diri alias mandi Nata langsungvmengambil piring dan sendok untuk makan malam. Nata pun membuka bungkusan nasi Pemberian Tiara tadi. Dibukanya dan
dilihatnya ada ikan lele goreng dengan sambelnya lengkap dengan tempe dan tahu tak lupa juga lalapannya. “Alhamdulillah”, ucap Nata. Setidaknya kali ini Nata tidak oerlu repot-repot untuk masak untuk dia makan malam hari ini.
Setelah beres makan ia pun langsung membersihkan bekas ia makan. Ia cuci piring yang ia gunakan tadi. Setelah mencuci bekas makannya ia pun melanjutkan pekerjaannya yang lain. Yap benar mencuci pakaian. Mencuci pakaian sudah jadi rutinitas Nata kali ini semenjak ia tinggal jauh dari orang tuanya.“Haduh ya Allah capek nya, cucian banyak banget dah, tapi ya salah gue juga sih ga gue cuci dari kemaren”, ucap Nata usai mencuci bajunya. Yah memang karna posisi Nata yang nge-kost pastinya dia harus mencuci bajunya sendiri. Selepas mencuci Nata pun keluar untuk menjemur pakaiannya, yap malam-malam karna ia tidak mau kalau besok pagi harus cape-cape menjemur pakaian, bisa-bisa dia terlambat sekolah karna itu.
“masak-masak sendiri, makan makan sendiri, cuci baju sendiri, tidur pun sendiri”, suara Nata bernyanyi salah satu lagu yang dulu pernah populer pada masanya.
“Kunaon(kenapa) ceng?, nanyi nyanyi kitu”, tetangga sebelah kamar Nata menyahut mendengar Nata bernyanyi yang seperti menggambarkan kehidupan Nata kali ini.“Henteu kang Ajat teu kunanaon(gak apa-apa)”, jawab Nata dengan senyum yang bukan asli pastinya. Kang Ajat adalah salah satu penghuni kost-an itu juga, meskipun kadang menjengkelkan tapi sebenarnya kang Ajat ini orang yang baik.
“Ngopi dulu atuh”, Kang Ajat menawarkan dan hanya dibalas gelengan kepala dari Nata. “Moal Kang” jawab Nata. Setelah beres menjemur pakaiannya Nata pun kembali ke kamar.
“Heh, nongkrong dulu atuh diluar!”, seru Kang Ajat.“Banyak setrikaan Kang, lain kali aja”,jawab Nata. Natapun masuk ke dalam kamar. Sampai dikamar langsung saja Nata menggelar sajadah lalu sarung untuk alas setrikaannya. Ya mungkin kamu tau sendiri kalau itu adalah salah satu cara simple yang masing lumayan sering digunakan banyak orang. “Hadeuh, untung setrikaan ga banyak-banyak amat”, seru Nata.
Dengan lihai Nata menyetrika satu persatu baju miliknya. Dia semprot, setrika lalu lipat bajunya dengan rapih. Siapa bilang kalau Cuma cewe saja yang jago soal hal beginian, Nata adalah salah satu contoh buktinya kalau dia juga bisa melakukannya dengan rapih dan apik. Dan tak terasa jam menunjukkan pukul setengah sepuluh malam.
Mata Nata pun mulai berkunang-kunang yang cahayanya terang redup yang menandakan Nata mengantuk. Yah cukup panjang memang hari ini mengingat setelah pulang kegiatan ia tidak bisa langsung istirahat karna pekerjaan lain yang harus dia kerjakan. Tanpa merapihkan pakaian yang sudah ia gosok ia pun langsung membaringkan tubuhnya ke atas kasur karna sudah tidak tahan dengan rasa kantuknya.
. . .
DRRRTTT!!!!
DRRRTTT!!!!
DRRRTTT!!!!Suara alarm dari Handphone Nata berbunyi dengan kencangnya dan menggetarkan kasur sehingga membuat Nata terbangun dari mimpinya. Sambil mengucek-ucek matanya yang masih samar-samar Nata berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya. Lepas itu ia pergi melaksanakan sholat shubuh.
Setelah sholat Nata langsung menyiapkan pakaian seragam sekolahnya. Nata tidak langsung mandi, biasanya dia memasak lauk untuk sarapan pagi hari atau membelinya. Nata langsung saja menanak nasi. Lauk kali ini yang tersedia hanyalah sebuah telur yang kemarin tidak jadi ia masak. Nata pun memasak telur tersebut.
Pagi ini masakannya sederhana, anyalah telur dadar yang diberi sedikit bawang dan cabe untuk menambah rasa. Perlahan Nata memecahkan telur dan mengocok telur tersebut bersamaan dengan bawang dan cabe yang tadi telah ia potong, kemudian Nata pun menggoreng telur tersebut. Sambil menunggu sesekali Nata menyiapkan buku pelajarannya untuk agenda hari ini sambil bolak-balik ke kompor kecilnya memastikan masakannya tidak gosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girlfriend Is My Senior
Teen FictionBeda umur? Iya Beda sikap? Iya Pola sikap kami pun berbeda Pernah ga sih kamu memiliki seorang wanita yang sebenarnya adalah kaka kelas kamu?, mungkin akan sulit *cerita ini murni ide sang penulis*