Hope🍁

50 7 5
                                    


Akhirnya Fantasia update juga..😄

Maaf baru update, karena minggu kemarin masih sibuk sama urusan sekolah:)😅

Karena aku udah lama gak update, aku bakal kasih double update 👏👏

Jangan lupa di like🌟 dan komen yaa, karena itu berharga buat aku, dan buat aku lebih semangat untuk nulis cerita ini

~Happy Reading~


Tasia POV

"Haah akhirnya selesai juga." Aku menyandarkan diri di sebuah kursi tua yang sudah reot karena lelah. Padahal baru saja aku mandi, tapi seluruh tubuhku rasanya sudah lengket dipenuhi keringat akibat mengumpulkan kayu, ditambah surya sangat terik pagi ini. Tapi aku harus segera bergegas ke rumah Nyonya Soraya, jika telat bisa-bisa Rose akan marah padaku nanti.

------

Seperti biasa aku harus menempuh setidaknya 6 km untuk ke rumah Nyonya Soraya, setelah menembus lebatnya hutan, akhirnya aku sampai di gerbang pintu masuk desa , aku hanya perlu melewati pasar lalu jembatan untuk sampai di rumah Nyonya Soraya.

Namun langkahku terhenti ketika melihat sekeruman orang dipasar. Mereka seperti sedang mengelilingi sebuah gerobak dengan sesuatu yang ditutupi oleh kain diatasnya. Tentu aku tidak bisa menolak rasa penasaranku, aku langsung menghampiri kerumunan itu.

"Wah aku sangat ingin membelinya."

"Itu pasti sangat bagus."

"Kenapa harganya mahal sekali!"

Kira-kira begitulah yang kudengar saat ikut berkerumun, aku sendiri tidak tahu benda apa itu yang sangat diinginkan, bagus, dan juga mahal yang dimaksud.

"Permisi tuan, apa yang ada dibalik kain itu? Sepertinya itu barang berharga." tanyaku pada salah satu pedagang terdekat dari tempatku berdiri.

"Itu sebuah lukisan Nona." jawabnya

"Lukisan?" Ternyata hanya sebuah lukisan, kenapa mereka norak sekali, hingga berkerumun seperti itu.

"Itu bukan sembarang lukisan Nona, itu adalah lukisan wajah Pangeran mahkota Adarlan yang didatangkan langsung dari kerajaan." jelas pedagang itu.

"Waah.." tentu aku terkejut, pantas saja benda itu tertutupi oleh kain agar penduduk tidak bisa melihat ketampanan Pangeran Adarlan secara cuma-cuma.

Tapi jujur saja, aku sendiri juga sangat ingin melihat lukisan wajahnya yang tampan. Dia itu pria yang sempurna, selain tahta dia mempunyai wajah yang tampan, dia juga pintar, dan ia juga pemanah terbaik di negeri ini setelah ayahnya, Sang Raja.

Rasanya aku sangat ingin melihat wajahnya di lukisan itu. Tapi itu sangat tidak mungkin. Harga lukisan itu tentu sangat mahal, andai saja aku lahir di keluarga yang kaya, pasti aku mampu membelinya dan bisa melihat wajah pangeran. Andai...

Detik selanjutnya aku terbangun dari lamunanku menyadari bahwa aku harus segera ke rumah Nyonya, dan kurasa aku sudah telat.

----

Akhirnya aku sampai di rumah majikanku, dari kejauhan aku bisa melihat Rose yang sedang berdiri di halaman sambil berkacak pinggang, aku ramal dia pasti akan mengomel karena aku datang telat.

"Cckk cckk baru datang ya? Kau lihat! sekarang sudah hampir siang! Kau kan tahu jika aku tidak suka melakukan pekerjaan rumah, sudah berapa kali kukatakan untuk datang pagi, sebelum ibu menyuruhku mengerjakan itu semua."

FANTASIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang