Bagian 2.🍂

36 15 5
                                    

𝙟𝙞𝙠𝙖 𝙙𝙞𝙡𝙪𝙥𝙖𝙠𝙖𝙣
𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙥𝙚𝙧𝙣𝙖𝙝 𝙙𝙞 𝙞𝙣𝙜𝙖𝙩
𝙗𝙚𝙧𝙖𝙧𝙩𝙞 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙥𝙚𝙧𝙣𝙖𝙝 𝙖𝙙𝙖

Tertanda
rania yang sedang galau, dan otw bahagia

"Kring....kringg....krinngg...."

Suara jam beker membuatku terbangun dari tidur, segera ku raih dan kulihat jam yang menunjukkan pukul 03. 50 .

"udah pagi aja, beresin rumah deh, daripada kena semprot sama yang berkuah"

ujarku dengan segera beranjak dari kasur dan mulai melakukan tugasku seperti biasa.

"Duhh udah mau jam 6, Mana masak sarapan belum kelar nih, bisa telatt gue" sambil mempercepat pekerjaanku seperti kilat menyambar, dengan gerakan badan bagaikan kungfu.

"akhirnya selesai juga, cepet mandi dehh nanti telatt"
akupun berlari seperti kesetanan menuju kamar untuk segera mandi dan bersiap-siap sekolah.

----------
POV mama rena

"hoaaammmm.. udah pagi, awas ya kalau anak itu belum selesaikan pekerjaan rumah"

segera aku keluar dari kamar dan mengecek semua sisi rumah.

"bagus deh, ternyata udah dikerjain sama anak itu"

-----

"tokk..tokk... assalamu'alaikum"

kudengar suara seseorang mengetuk pintu depan, aku segera kesana dan membuka pintu

"mas udah pulangg"
kataku sambil memeluk suamiku dan meraih tas yang dipegangnya.

"iya ma, ini udah didepanmu toh, dimana rania sama kesya?"

"masih siap-siap sekolah mungkin mas, ayo masuk kita sarapan, aku udah masak"
ucapku, sambil mengajaknya ke ruang makan, dan meletakkan tas yang dibawanya ke sofa.

"Pagi mama, papa"
ujar kesya sambil menuju ruang makan dengan sedikit berlari dan memeluk mas arif

"waahh anak mama tambah cantik, udah siap aja ke sekolah"

"Key, kakakmu mana?" tanya mas alfin sambil mencari-cari keberadaan anak itu.

"mungkin masih siap-siap pah"

"iya mas, rania sekarang berubah, bangunnya selalu kesiangan, ngerjakan pekerjaan rumah ga mau, selalu membantah kalau mama minta tolong" ujarku sambil memasang wajah sedih.

Mas alfin mengernyitkan alisnya sebelah, merasa sedikit tak percaya dengan perkataan rena "masa sih rania gitu, dia tu anak yang rajin, mandiri, dan penurut"

"tapi kenyataan sekarang yah begini mas" jawabku sambil menatap mas alfin.

"ya sudah, nanti mas bicara sama rania"

"berhasil, sekarang mas alfin mulai percaya sama aku" gumamku dalam hati.

-----------------

POV Rania

"Akhirnya siap juga, udah mau jam 7 harus cepet-cepet sarapann nih"

ujarku sambil berlari menuju dapur.
sesampainya didapur, aku melihat laki-laki yang selama ini aku rindukan.

"Papa"
pekikku, sontak membuat semua yang berada disana menatapku.Dengan segera aku berlari dan memeluk pria yang selama ini aku rindukan

"Papa rania kangen sama papa"

You Are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang