Padang Hijau Berdarah

31 3 0
                                    

" Ana...., lemparkan tali itu kepadaku " Ucap sang lelaki kepada gadis kecil yang berada diatas pohon.

Dengan tali yang terikat dipohon, lelaki tersebut bergantung pada tali dan meloncat dari atas bukit menuju sebuah jembatan yang dipenuhi oleh para perompak.

" Apa itu? Sepertinya aku melihat sesuatu yang aneh diatas langit " Ucap salah satu perompak.

" Jangan berisik, kau menghambatku. Cepat jalan!! " Ucap ketua perompak

Para perompak mengikuti perintah Sang ketua dan melanjutkan langkah mereka.

Brugghhh!!!
Sebuah kaki  dari seorang lelaki yang bergelantungan dengan tali , langsung mengantam wajah Sang ketua.

Argghh...
Ketua perompak jatuh dari jembatan dan hanyut ke sungai. Para perompak langsung mengejar Sang lelaki yang berlari kearah ujung jembatan. Lalu lelaki tersebut menghentikan langkahnya.

" Rasakan ini sialan! " Ucap sang lelaki sambil memutuskan tali jembatan.

Para perompak jatuh dan terbawa Arus sungai. Lalu Sang lelaki kembali menuju bukit dimana Sang gadis kecil berada.

" Ayo " Sambil memegang tangan Sang gadis kecil menuju sebuah perayaan yang menanti mereka.

Pahlawan kita! Ketua suku!
Sorakan semua orang kepada Ketua suku dan gadis kecil yang menemaninya. Mereka telah berhasil menghentikan aksi pencurian emas oleh para perompak didaerah tersebut.

Semua warga terus bersorak atas aksi Sang lelaki tersebut. Lalu mereka berbondong untuk menyiapkan pesta.

Ditengah suasana yang ramai,

Drrrrr...
Seluruh isi daratan bergetar seperti  bencana gempa. Sebuah kapal besar berlabuh didaratan hijau tepat dihadapan sebuah perayaan Sang ketua suku dilaksanakan.

" Apa itu? " Ucap salah satu warga

Seorang lelaki berseragam hitam dengan senjata api yang memenuhi tubuhnya turun dari kapal besar itu.

" Siapa yang memimpin disini? Tanya lelaki berseragam hitam itu.

" Aku... ,aku orangnya, apa keperluan kalian datang kemari sampai membuat seisi daratan ketakutan? Tanya Sang ketua suku.

" Ketakutan? Maaf kalau begitu. Aku hanya ingin manyampaikan bahwa kami dari pasukan khusus negara ini mencari pelaku pencurian emas dan ingin mengambilnya kembali"

Semua warga yang menyaksikan tertawa. Tak menyangka hal yang membuat mereka sekejap terancam, ternyata adalah sebuah pasukan khusus negara ini.

" Tentu saja kami punya, ketua suku kami baru saja menyelamatkan emas itu dari pencurian yang dilakukan oleh para bajak laut " Ucap salah satu warga.

" Benarkah? kalau begitu kami harus mengambilnya kembali " Ucap lelaki berseragam hitam itu.

Seluruh pasukan berseragam hitam turun dari kapal besar itu. Lalu lelaki itu memerintahkan pasukannya untuk memeriksa semua peti emas. Akan tetapi, mereka juga merusak dan mengobrak-abrik barang milik warga. Semua barang-barang berharga yang tidak tergolong hasil pencurian, mereka ambil juga.

" Tunggu!!, kau boleh menjalankan tugasmu, tapi aku tidak bilang bahwa kau boleh mengambil barang-barang kami" Ucap sang ketua suku.

Mereka diam dan tak menjawab .  salah satu warga mendekati Sang ketua suku . Lalu membisikkan sesuatu kepadanya.

" Aku baru saja mendapatkan informasi bahwa tidak ada perintah apapun dari pasukan khusus negara ini ,mereka berbohong. " Bisik salah satu warga kepada ketua suku.

Lalu mereka saling bertatap. Melihat bahwa tidak ada respon dari lelaki berseragam hitam tadi atas pertanyaan Sang ketua suku. Suasana menjadi tegang. Semua orang bersiaga dengan senjatanya masing-masing.

" Kuperingatkan! jangan melangkah sedikit pun " Ucap sang ketua suku sambil memegang erat tangan Sang gadis kecil.

" Tembak!! " Teriak lelaki berseragam hitam.

" Sialan kau " Teriak Sang ketua suku sambil menuju kearah Sang lelaki berseragam hitam.

Boom! Boom!

Semua meriam dikapal besar itu ditembakkan kearah semua orang didaratan. Orang - orang berlari menyelamatkan diri. Para wanita dan anak-anak lari menyelamatkan diri. Dan para lelaki petarung melawan pasukan berseragam hitam.

Sang ketua suku berlari menuju Sang lelaki berseragam hitam dengan bambu runcingnya. Tapi Sang lelaki berseragam hitam tersebut menahan serangan bambu dengan senjatanya. Tapi hal itu tidak mengurangi kekuatan Sang ketua suku. Ia  mendorongnya kearah laut , tapi keduanya jatuh terpeselet bersamaan kelaut karena badai dan hujan besar.

" Tidak.... Ayah!!! " teriak Sang gadis kecil kepada ketua suku yang jatuh kelaut.

Sekejap Sang ketua suku hilang ditelan ombak besar. Ana yang terduduk tak berdaya hanya bisa menangis deras disamping perang yang masih berlanjut.

Ia tak sadar bahwa dirinya sedang dalam keadaan yang lebih berbahaya. Tapi ia tak peduli. Hanya wajah senyum terakhir ayahnya yang ia ingat.

Perang terus berlanjut sampai semua orang didaratan hijau tewas dan membuat seisi daratan menjadi padang hijau berdarah. Kecuali Sang gadis kecil yang masih terduduk di pinggir daratan dimana Sang ayah ditelan oleh laut.

" kenapa kepalaku pusing? " Gumam Sang gadis kecil ini yang penglihatannya mulai gelap

Brakkkk!
Bunyi sebuah benda keras yang mengantam kepala Sang gadis kecil...

Pahlawanku, Pahlawannya Rakyat KecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang