Memutuskan!

9 3 0
                                    

Ana... Ana... Bangun Ana....

Semua ingatan yang ia lupakan kini bercampur dalam kepalanya. Ia seolah ditarik untuk mengambil keputusan yang berat dalam diri dan pikirannya.

Banyak rasa dendam, tangis, sedih tak berujung, marah, lelah, tapi ada keinginan untuk bertekad melakukan semuanya dengan baik.

Sudah 4 tahun berlalu. Sejak kejadian itu, Ana bukanlah Ana gadis kecil yang dikenal. Kini ia seorang gadis yang berumur 16 tahun. Bagi sebuah negara tersebut, umur 16 adalah waktu dimana seseorang harus memilih jalannnya.

Semua berubah. Orang-orang disekitarnya termasuk sang lelaki bangsawan, Magi, dan sang pelayan kaget dengan perubahan sikap dari Ana. Ia menyimpan kekuatan besar dalam dirinya untuk melakukan sesuatu dengan keputusan yang dia pilih.

" Ana, Tuan memanggilmu " Ucap sang pelayan kepada Ana.

" Paman memanggilku? Baiklah" Jawab Ana.

Ana pun menuju ruangan sang lelaki bangsawan.

" Paman Aku masuk" Ucap Ana sambil membuka pintu.

" Duduklah " Ucap lelaki bangsawan.

Ana duduk tepat dihadapan lelaki bangsawan ini. Ia menuliskan sebuah surat resmi untuk Ana.

" Aku tahu, ada sesuatu yang besar dalam dirimu. Dan kau sudah memutuskannya." Ucap lelaki bangsawan.

" Aku sudah menceritakan semuanya paman. Dan saat inilah aku memutuskannya." Jawab Ana.

"Kau benar. Hanya kau yang bisa memutuskan. Tapi aku harap kau mendengarkanku. Jangan jatuh dalam dendam, jika kau bertekad, jaga Tekadmu tetap dalam keadaan bersih, tak peduli seburuk apapun dirimu. Ketika jatuh dalam dendam, maka kau tak ada bedanya dengan mereka" Ucap panjang sang lelaki bangsawan kepada Ana.

" Akan aku ingat itu paman. Terima kasih" Jawab Ana dengan senyumnya.

Ana pun keluar dari ruangan itu dengan memegang sepucuk surat resmi yang diberikan oleh lelaki bangsawan itu. Ia hanya berpikir bahwa saat ini ia tak bisa berkata jujur semuanya kepada sang lelaki bangsawan. Ia memang menceritakan ingatannya, tapi ia tak bilang bahwa salah satu pasukan khusus negara inilah yang menghancurkannya. Ia hanya bilang bahwa yang menghancurkan desanya adalah para penjahat.

"saat ini, aku hanya bisa bertekad sekuat tenaga dan selalu ingat perkataanmu paman" Gumam Ana dalam hatinya.

Ana menuju sebuah aula dimana Magi dan sang pelayan berada.

"Kau sudah memutuskannya? " Tanya magi kepada Ana.

"Yah, aku akan bergabung bersama pasukan khusus negara ini. Bagaimana denganmu? Ucap Ana.

" Aku juga akan bergabung dengan pasukan negara ini. " Jawab Magi dengan senyum.

" Ha? Apa? Kau bercanda Magi? pasukan negara bukanlah hal yang bisa kau bercandakan." Jawab Ana dengan terkejut.

" aku tidak bilang bahwa aku bercanda, aku memang bergabung dengan pasukan negara ini. Aku bergabung dengan pasukan medis" Jawab Magi dengan tawa yang keras.

" Huft, kali ini kau beruntung. Aku sedang tak berniat menjambak" Jawab Ana dengan balas tawa.

Mereka pun menuju lantai atas disebuah Aula tersebut. Aula ini merupakan sebuah pusat kota dimana orang-orang yang telah memenuhi syarat dapat mendaftarkan dirinya untuk menjadi bagian pekerja negara termasuk pasukan khusus.

Setelah melakukan semuanya. Mereka menuju luar Aula.

" Bibi aku harus pergi sekarang. Terima kasih atas semuanya" Ucap Ana.

Pahlawanku, Pahlawannya Rakyat KecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang