Chapter 7: Hantu Melani [part. 3]

108 76 8
                                    

Matahari pagi kembali muncul, aku bangun dan siap siap untuk mandi.
Seperti biasa, sebelum menuju sekolah aku sarapan terlebih dahulu bersama keluargaku.

Hari ini hanya aku dan Ayah yang sarapan. Ibuku lagi tidak enak badan, jadi dia sedang beristirahat di kamar.

Lantas siapa yang masak? Tentu saja Bi Rana dia pembantu di Rumahku.

Setelah selesai sarapan, kami dikagetkan dengan suara teriakan yang tak lain itu adalah teriakan Ibu, kami bergegas menghampirinya untuk melihat apa yang terjadi. Ibu ketakutan setengah mati saat itu, katanya ada sesuatu di Toilet.

Ayah pun mengeceknya, dan tidak menemukan sesuatu yang janggal.
Ibu bilang dia melihat sesosok wanita berambut panjang dengan posisi kepala terbalik dan tangan kakinya di Atas atap.

Ibu bilang dia melihat sesosok wanita berambut panjang dengan posisi kepala terbalik dan tangan kakinya di Atas atap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*kira kira seperti itu wujudnya tapi rambutnya terurai kebawah.

(Skip!)

Aku pun berpikir apakah itu hantu yang muncul di Dalam mimpiku kemaren? Entahlah aku tidak melihat ia secara langsung, tapi aku rasa iya.

Ayah pun memeluk ibu dan menenangkannya, berkata itu hanyalah halusinasi Ibu yang sedang sakit.
Keadaan pun menjadi lebih baik, dan Aku pun segera berangkat ke Sekolah.

Aku mengikuti pelajaran seperti biasanya, dan datang lah waktu pulang.
Setelah aku keluar dari Kelas, Jeremy pun muncul.

"Arvin, mari ikut aku" ucapnya.

Aku pun mengikutinya...

Dan sampailah aku di sebuah Ruangan. Aku mendengar seseorang sedang mengobrol, mereka membicarakan sesuatu.
aku pun mengintip mereka dari balik pintu untuk tahu apa yang sedang dibicarakannya.

-kapan kita berhenti menutupi semua ini?, saya sudah capek di terror terus pak!

-kau gila ya!? Reputasi saya bisa hancur kalo semua orang tau kebenarannya!

-tapi a-

Pembicaraannya terhentikan.
Aku tak sengaja menyentuh pintunya dan membuatnya terbuka. Mereka pun merasa curiga, aku segera bersembunyi dibalik tembok.

Aku belum tahu mereka siapa, hingga  akhirnya mereka keluar dari Ruangan tersebut dan sekarang aku tahu siapa mereka sebenarnya.
Ternyata mereka adalah pak Deren dan Kepala Sekolah di Sekolahku.

*Masih ingat pak Deren kan? Dia Petugas Kebersihan di Sekolah ku.

"Woii Siapa kamu? Jangan bersembunyi! Sini kau, temui kami!" Ucap Kepala Sekolah.

"Pak, sudah pak mungkin itu cuma angin" ucap pak Deren sambil ketakutan.

Aku pun segera lari dan pergi dari sana.

"Apa yang sebenarnya terjadi ya, apa yang mereka sembunyikan" Ucapku sambil terengah engah.

Jeremy pun kembali menemuiku.

"Mereka pelakunya" ucapnya.

"Hah? Pelaku apa?"

"Hih piliki ipi?" Ledeknya.

Walaupun dia bermuka datar dan jarang tersenyum, tetapi tingkah lakunya euhhh!! sangat menyebalkan!.

"Cih, lu kalo ngomong yang jelas dong!" Ucapku yang kesal.

"Cih, li kili ngiming ying jilis ding" Ledeknya kembali.

Aku semakin kesal kepadanya,

"JEREMYY!!" Teriakku.

"Hmph, mereka pembunuhnya"

"Pembunuh siapa!?"

"Pembunuh dia yang dibunuh lah hahaha"

Jeremy pun tertawa dan menghilang begitu saja.

"JEREMY!! KEMBALI KAU!!" Teriakku.


Aku berusaha bersabar, lalu....
Semuanya menjadi gelap, pernapasan ku menjadi tidak teratur.

Aku tiba-tiba berada di sebuah tempat yang begitu gelap lalu wanita itu pun muncul. Ya, wanita yang masuk ke mimpiku kemarin.

"TOLONG..TOLONG AKU!" Ucapnya.

"Si-siapa kamu sebenarnya? Apa yang harus aku bantu?" Tanyaku.

Dia pun menceritakan semuanya.
Namanya Melani, dulu dia siswi di Sekolah ku. Dia meninggal setelah diperkosa oleh 4 orang lelaki, saat itu dia masih hidup tetapi keempat lelaki tersebut mengira bahwa dia sudah meninggal, lalu mereka mengubur Melani hidup hidup.

1 tahun yang lalu mayatnya di temukan sudah membusuk di Taman Belakang sekolah. Seharusnya dia sudah kembali ke yang maha kuasa, tetapi dendamnya belum terbalaskan.

Dia akan tenang setelah keempat lelaki tersebut meninggal. Katanya, dia sudah membunuh ketiga lelaki yang membuatnya meninggal tetapi tidak dengan yang satunya lagi.
Dia bernama Ferdi, dan sekarang dia adalah kakak kelas ku.

Lantas, apa yang harus ku bantu? Ya, dia menyuruhku untuk membunuhnya, hal itu dikarenakan kalung yang dipakai oleh Ferdi yang mengakibatkan Melani tidak bisa mengganggunya sama sekali, dia selalu kepanasan setiap ingin mendekati dan membunuhnya. Maka dari itu dia menyuruhku untuk membunuhnya, karena aku tidak akan mempan oleh kekuatan kalung yang melindungi Ferdi tersebut.
 
Aku pun menolaknya dengan tegas, hal itu membuatnya sangat marah dan berteriak sangat kencang yang membuat telingaku sangat sakit, setelah itu aku pun tersadar.
Lagi lagi langit sudah mulai gelap aku pun segera pulang kerumah.

Malam itu keluargaku mendapatkan banyak sekali teror dari Melani, dia mengancamku untuk segera membunuh Ferdi atau keluarga ku lah yang akan dibunuh.

Aku pun segera membuat keputusan dengan teman temanku yang tidak terlihat.
Dan juga meminta bantuan Zulfiqar, Rasel, dan Jeni, agar aku bisa terkendali ketika Melani merasuki tubuhku. Ya, pasti. Melani pasti akan merasuki ku untuk mengendalikan tubuh ku lalu menghabisi Ferdi.

*********

Lantas keputusan apa yang dipilih Arvin untuk kedepannya?
Apakah dia akan membunuh Ferdi? Atau kah ada cara lain? Untuk membalaskan semua dendam Melani?

Tunggu kelanjutannya di Chapter berikutnya!

Jangan lupa Vote dan Comment!

(The Different Dimensions)

The Different DimensionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang