Chapter 9: Hantu Ceisya

31 22 3
                                    

Setelah pulang Sekolah aku menyempatkan untuk mampir di sebuah Cafe dekat Sekolah, bersama Zul dan teman lainnya.

Aku menceritakan apa yang terjadi kemarin malam, dari mulai datangnya Melani sampai kedatangan hantu lain yang muncul di mimpi ku.

"Hah? Hantu yang lain? Siapa? Melani? Melani kan pasti udah tenang masa masih ganggu kamu?" Ucap Jeni.

"Aku gak berpikir bahwa itu Melani, tapi yaa..gatau lah" Jawab ku.

"Kalo gitu kita omongin besok aja deh, sekarang udah semakin sore" Ucap Zul.

"Yasudah, ayo pulang" -Rasel.

"Vin, mau bareng sama aku?" Tanya Zul kepada ku.

"Lah!? gw gmn dong??" Ucap Rasel dengan muka kagetnya"

"Eh hohoho iyaa, yaaah Vin gpp ya" -Zul.

"Iya gpp hehe"

Kami pun bubar dari sana dan segera pulang ke Rumah masing-masing.

Seperti biasa, setelah pulang aku segera mandi.
Dan kali ini saat aku memasuki Kamar Mandi aku lupa untuk membaca doa.

Alhasil sesosok perempuan yang berjaga di belakang Rumahku, menampakkan kepalanya ke tembok dan mengintipku yang sedang mandi. Nembus gitu lho haha.
Aku pun teringat dan segera membaca doa.

Itu lah yang kamu dapat ketika masuk ke Kamar Mandi tanpa membaca doa.

pasti akan ada yang memperhatikanmu ketika kamu sedang mandi, mau itu sosok yang gak sengaja melewati Rumah mu, sosok penunggu Kamar Mandi, atau pun sosok yang berada di luar Rumah dan mungkin saat itu kalian dikerumuni banyak sosok bejat. jadi, berhati hatilah.

Aku pun segera menyelesaikan mandi ku dan keluar dari kamar mandi, setelah itu Jeremy datang, dia mengatakan bahwa hantu yang datang kemarin malam ke mimpiku adalah Siswi yang hilang 8 bulan yang lalu.

Lalu aku pun mulai mencari tahu soal Siswa tersebut, dan ya, aku mendapatkannya.
Dia adalah seorang Siswi bernama Ceisya, katanya dia hilang setelah dipanggil untuk menemui Kepala Sekolah.

Pihak kepolisian yang menelusuri sempat menanyai Pak Kepala Sekolah, tetapi Ia mengaku tidak tahu apa-apa tentang hilangnya Ceisya.

"Hmph Ceisya ya, kenapa dia minta tolong kepadaku. Ada apa ya?"

"Dasar pikun"

"Lah apa salahku?"

"Pikun pikun pikun"

"Dasar, gaje banget lu"

"Pikun pikun pikun pikun pikun pikun- "

Jeremy terus menyibirku dengan kata-kata itu dan menyanyikannya dengan nada lagu 'naik-naik ke puncak gunung' suaranya cukup seram, tetapi aku membiarkannya, dan berpikir sejenak, lalu..


"Sebentar, hantu yang di Koridor itu? Bentar bentar itu Melani atau bukan ya? Tapi seharusnya arghh- " batinku.

"Jeremy!! Apa minggu lalu kau- "


Ucapanku terputus karena Jeremy yang tadi berada di sampingku tiba-tiba menghilang.


"Dasar anak bule hobinya ngilang terus njir"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Different DimensionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang