- S A T U -

99 28 12
                                    

***

Langit kian menggelap. Bulan dan bintang nampaknya ingin bergantian dengan hujan untuk menghias langit pada malam ini. Namun hal itu tampaknya tidak mengurangi aktivitas manusia berlalu lalang di jalanan. Seperti hal nya gadis yang satu ini. Ia berjalan menuju mini maket di bawah guyuran hujan menggunakan payung dan hoodie yang melindungi dirinya dari dinginnya hujan.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih sepuluh menit dari rumahnya, akhirnya gadis yang bernama Kinansya Gabriella tersebut sampai di mini market yang ditujunya. Tanpa babibu Kinan langsung masuk dan mencari perlengkapan yang telah ia catat dari rumah.

Kinan telah mendapatkan tiga perempat barang yang telah dicatat. Untuk mencari sisanya, Kinan berjalan ke rak snack dan alat tulis. Saat akan menggapai mie cup yang diinginkannya, Kinan sedikit meninjit untuk menggapai nya. Namun sayang, tangannya tetap tidak dapat menggapai mie cup tersebut.

Kinan menghela napas kesal dan merutuki kakinya yang sangat pendek ini. Baru saja ia berniat memanggil salah satu karyawan mini market, mie cup yang diinginkannya tadi sudah ter ulur ke depan wajahnya.

"Eh? Ah makasih ya, bang." Ucapnya sambil tersenyum sopan.

Cowok tersebut hanya mengangguk singkat dan segera berbalik badan. Namun, langkahnya terhenti saat sebuah tangan menahan jaket levis nya dari belakang. Ia menoleh dan mengangkat sebelah alis nya.

"Ah maaf bang, hehe." Ringis Kinan menahan malu sambil tersenyum canggung. Ya, gadis yang menahan cowok itu adalah Kinan.

"Ada apa?" Tanya cowok tersebut sambil mengernyit melihat gadis di depannya yang saat ini sedang memainkan jarinya dibalik punggung.

"Aku boleh minta tolong lagi nggak, bang?"

"Tolong apa?"

"Hehe, anu bang. Tolong ambilin mie cup rebus nya 9 lagi dong bang, yang goreng nya 5. Aku nggak nyampe."

Lagi-lagi cowok tersebut mengernyitkan alis nya setelah mendengar penuturan Kinan. Kinan bingung harus berekspresi seperti apa, kini ia dilanda rasa malu.

"Banyak banget beli nya. Itu buat lo sendiri?" Kinan hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan cowok di depannya ini. Tak urung cowok itu pun mengambil mie cup tersebut sesuai permintaan Kinan lalu memasukkan nya ke dalam trolley milik Kinan.

"Lain kali kurangi makan mie nya, nggak baik untuk kesehatan." Setelah mengatakan itu cowok tersebut pergi meninggalkan Kinan yang terdiam.

"Ih baru kenal juga." Rutuk Kinan sambil berjalan menuju kasir untuk membayar seluruh belanjaan nya.

***

Sepertinya malam ini Kinan harus sedikit bersabar menunggu hujan reda. Tidak mungkin ia nekad menerobos hujan. Ia memang membawa payung, tetapi kedua tangannya penuh dengan belanjaan nya tadi. Mau memesan Go-car pun Kinan tidak bisa. Karena ia meninggalkan hp nya di rumah.

"Hadeh, kapan berhenti sih ini hujan. Mana udah jam sembilan lewat lagi, besok kan sekolah. Aduuhhhh." Keluhnya kesal. Dalam hati ia merapalkan doa supaya hujan cepat berhenti.

"Belum mau pulang?"

"Astagfirullah!" Ucap Kinan tersentak kaget mendengar suara seseorang yang tiba-tiba duduk di sampingnya.

"Eh, abang yang tadi. Belum bang, lagi nunggu hujan reda."

Hening. Tidak ada lagi yang berbicara diantara mereka berdua. Sesaat kemudian cowok tersebut berdiri.

"Ayo." Ajak nya sambil menoleh ke wajah Kinan lalu melengah lagi ke depan.

"Eh? Ke mana bang?" Tanya Kinan bingung.

KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang