14 : Malam Pertama dengan Sang Sultan

133 2 0
                                    

Memang sudah cukup lama sejak Olivia datang ke rumah ini. Sedikit banyak terjadi perubahan pada dirinya. Namun, sebenarnya sama, Olivia tetaplah Olivia yang dulu. Di sisi lain, Sultan Hussein semakin basah karena percikan rasa nyaman yang diberikan Olivia kepadanya. Hussein merasa kalau Olivia adalah wanita yang berbeda dari yang lainnya. Menurutnya, Olivia sangatlah humble dan selalu riang setiap saat. Dirinya menyadari jika lebih suka dengan wanita setipikal Olivia, karena lebih bersahabat dan terkesan menghibur.

Hari mulai petang. Selma baru saja datang dari urusan yayasannya. Sultan Hussein pun juga sudah berada di rumah, sedang mandi lebih tepatnya. Olivia pun disibukkan dengan dandanannya mengingat malam ini ia akan mengantarkan langsung makanan ke kamar sultannya itu. Kristina pun mendampinginya di kamar.

"Wah Olive... Beruntungnya kau bisa tidur di sini. Ini luas sekali dan tidak berisik seperti kamar kita yang lama." ucap Kristina dengan nada sedikit kesal karena pelayan-pelayan yang lain sering berisik di kamar.

"Dan beruntungnya aku juga punya lemari pribadi di sini. Kau boleh datang ke sini sesuka hatimu Kristina." balas Olivia sembari menyisir rambut cokelatnya di depan cermin. Kristina juga membantu Olivia memberikan wewangian di tubuhnya.

Setelah dirasa dirinya cukup cantik untuk menemui Sultan Hussein, ia menyudahi berdandannya. Tepat saat itu Aron menyusul Olivia dan menyuruhnya untuk mengambil makanan di dapur. Tak ingin menunggu lama lagi, Olivia bangkit dan pergi menuju dapur untuk mengambil nampan berisikan banyak hidangan malam untuk sultannya.

Saat ini dirinya merasa lebih percaya diri dari sebelumnya. Bahkan ia sudah memiliki banyak topik untuk diperbincangkan bersama sultan bilamana ia diajak bicara lagi olehnya. Olivia pun mulai berjalan menuju ruang sultan. Sekarang ia sudah lebih hafal tata letak di Graha Utama ini.

Kali ini Olivia sudah berada di depan pintu menegangkan itu. Dibaliknya pasti terdapat sosok Sultan Hussein yang membuatnya gugup. Aneh, biasanya terdapat penjaga yang ada di sekitar ruangan ini, tetapi kali ini tidak ada siapapun. Atau mungkin para penjaga sedang makan malam?

Tok tok tok

Setelah tiga ketukan pertama, Olivia memasang ekspresi hangat untuk Sultan Hussein. Sekitar satu menit berselang, ternyata tidak ada tanda-tanda apapun.

Apa jangan-jangan dia belum pulang?

Tetapi Olivia mengetahui betul jika mobil Sultan Hussein sudah tiba. Mungkin ia harus mencoba mengetuk lagi.

Tok tok tok tok

Sekitar setengah menit, tidak juga ada jawaban dari balik pintu itu. Olivia semakin merasa jika pintu ini memang membawa ketegangan untuknya.

Apa aku masuk saja?

Tiba-tiba saja Olivia menggenggam gagang pintu dan mulai mendorongnya. Entah bagaimana ia bisa senekat itu untuk membuka pintu sultannya tanpa seizin penghuninya. Padahal ia tahu jika sedang berhadapan dengan orang nomor satu di negeri ini.

Hatinya sedang was-was, takut akan terjadi hal buruk. Namun sekarang dia telah memasuki ruangan Sang Sultan. Ia tidak melihat tanda-tanda kehadiran Sultan Hussein. Hanya ada pakaian kenegaraan berwarna cokelat yang digantung lengkap dengan atribut khas kesultanan. Pasti sultannya itu baru saja pulang. Namun ketika ia memanggil lirih nama Sultan Hussein, tetap saja tidak ada respon apapun. Dia merasa sedikit kecewa karena ketidak hadiran Sultan Hussein.

Wanita Penutup Abad Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang