01. Awal mula
Remaja laki-laki itu masih bergulat di atas kasurnya. Padahal sejak 30 menit yang lalu, alarm itu sudah berbunyi sangat nyaring. Remaja laki-laki itu hanya mengeram saat alarm kesayangannya, berbunyi. "Tidur adalah segalanya." begitulah prinsipnya.
"Den, belum bangun? Ini teh udah siang, aden mau sekolah?" ujar Bi Irah. Bi Irah adalah asisten rumah tangga.
"Iya, bi. Nanti ya, masih ngantuk," jawab remaja itu. "5 menit lagi," sambungnya.
"Ini teh udah jam 06:20 den, aden mau sekolah atau bibi bikin surat nggak hadir?,"
"Jam berapa?" ujar remaja itu kebingungan.
"06:20 den,"
"mampus gue telat," ujarnya dalam hati. "Iya bi, bilang ke Mang Jajang siapin motor," sambil berlari ke kamar mandi. "Bangsat kok telat si anjir?! Alarm gue rusak apa gimana si?"
10 menit kemudian, ia sudah siap dengan seragam dan buku-bukunya. Lalu meninggalkan kamar yang seperti kapal pecah.
"Pulang sekolah gue langsung balik, lo lo pada jangan kemana-mana ye! Udah bagus gini," remaja itu berbicara dengan kasur, bantal, guling, dan juga selimut. "Lama-lama gue bisa gila kalo ngomong sama benda mati,"
"Bi, kamar jangan di apa-apain. Udah kaya gitu aja. Nyaman soalnya," perintah remaja itu.
"Iya den, pasti," mantap Bi Irah.
"Bi, berangkat," pamitnya dengan senyuman mematikan.
"Mang Jajang, makasih ya,"
"Iya atuh den, mangga den," ujar Mang Jajang, Malu.
Tanpa sarapan, remaja itu pergi ke sekolah dengan cepat. SMA Utama Sakti. SMA paling favorit di kota Bandung, dan juga sekolah milik kakek dari remaja laki-laki itu. Remaja itu sampai di depan sekolah dengan keadaan gerbang ditutup rapat. Ia lupa hari ini adalah hari senin, sudah pasti gerbang ini ditutup lebih awal.
"07:08" ujar dalam hati saat melihat jam tangannya. "Masa gue harus manjat? Atau teriak? Atau mabal? Kayaknya mabal ke bi sum rame nih. Bodo! kan ada ulangan dodol bener punya otak. Atau... " ucapannya terpotong oleh seseorang di sebelahnya.
"Atau... Kita lewat belakang?"
"Bram? Lo, kok disini. Ngapain?" penasaran.
"Telat lah, lo juga disini karna telat. Ogeb bener gue punya temen. Otak pinter gk dipake. Genius tapi, totol. Absurd, kadang dingin, kadang receh. Gue aneh bisa tahan sama lo," kesal.
"Lo simpen kuncinya?" tanya remaja itu. Setelah sampai di gerbang belakang sekolah.
"Oiya dong! Harus. Lo napa gk bawa?" Tanya Bram. "Lo kan penerus yayasan, napa bisa gk di bawa?"
"Banyak bacot. Buka." Datar remaja itu.
"Mulai ni, dingin nya kalo udah deket gerbang." Sambil membuka gerbang tersebut. "Yok, masuk," ajak Bram.
"Gue yang penerus. Lo yang nyambut," Ucapnya santai. "Harusnya gw,"
"Terserah! Yok udah gw kunci lagi," Ujar Bram buru-buru. "Ayok!"

KAMU SEDANG MEMBACA
NANTHALA
De TodoRemaja laki-laki dengan hati yang penuh ketulusan dan kasih sayang. Harus menderita karena penyakit yang dideritanya. Penyakit yang tidak diketahui orang lain. Hanya dia yang tahu. Bahkan, ke-6 sahabatnya pun tidak mengetahuinya. Nanthala Raspati...