"Sayang..." Seorang gadis memeluk seorang pemuda yang sedang duduk manis pada balkon apartemennya. Pemuda itu lantas tersenyum merasakan dekapan hangat dari belakang. Ia tanpa menoleh pun sudah mengetahui siapa pelaku sang pendekap. Pasti Gweny Song Herlina.
"Oh Gwen, ada apa, hum?" Tanya pemuda itu penasaran, "Tidak ada, aku hanya memberikanmu kehangatan, apa itu salah?" Sang pemuda berbalik badan dengan posisi tetap duduk pada kursinya. Tangan besarnya menangkup wajah sang gadis dengan sayang.
"Kau juga perlu kehangatan, Gwen... Pipimu bahkan juga dingin..." Ujar sang pemuda. Gweny- gadis berdarah Korea-Inggris itu hanya menunjukkan cengiran lebar.
"Masuklah, Han... Aku kesepian di dalam..." Pinta Gweny manja. Kim Yohan-pemuda itu hanya mengangguk. Lantas ia beranjak dari duduknya. Ia memasuki kamarnya, tak lupa menutup pintu balkon kamarnya.
Ia dengan lembut menggandeng tangan Gweny- kekasihnya selama satu tahun ini.
Yohan membawa Gweny menuju ruang tengah, ia mengajak gadisnya duduk bersamanya di sofa.
"Sudah aku temani, bukan?" Yohan menyandarkan kepala Gweny pada bahunya, sembari tangan mereka saling menggenggam erat. Gweny hanya tersenyum tulus.
"Yohan, apa kau percaya jika orang bisa berubah karena cinta?" Tanya Gweny, "tentu saja. Ingat Gwen, kau yang mengubahku ketika aku pertama kali mencintaimu dulu..." Yohan mengingat kejadian tahun lalu, di saat ia di kejar banyak gadis secara terang-terangan, Gweny justru mengejar Yohan dengan caranya sendiri. Itulah alasan,mengapa Yohan tertarik pada Gweny. Gweny juga baik dan perhatian padanya dan juga orang di sekitarnya. Intinya, Gweny iu seperti malaikat di mata Yohan.
"Gwen, duduklah di pangkuanku!" Pinta Yohan, "Eoh, ada apa?"
"Sudah, duduk saja dulu..." Yohan tak menjawab, tetapi tetap meminta hal yang sama, "Hum, oke..." Gweny mengapit paha Yohan, menghadap kekasihnya dalam posisi pangkuan yohan. Tangan besar yohan menangkup pipi Gweny, "Berjanjilah untuk menjadi cintaku yang pertama dan terakhir." Lirih Yohan, "Eoh, apa maksudmu? Tentu saja aku akan berusaha untuk menjadi yang pertama dan akhir..." Gweny menggantungkan kalimatnya, ia menangkup balik pipi Yohan, "Apa ada sesuatu yang mengganggumu? Coba ceritakan padaku!" Gweny mentap teduh Yohan, membuat sang empunya dengan pelan menarik napas, "Aku akan menjadi trainee sebentar lagi... Dan ya, tentu saja akan membuat kita jarang bertemu, terlebih lagi, mungkin aku akan disibukkan latihan dan latihan. Dan ya, jangan lupakan para fans yang mungkin akan fanatik padaku, jadi aku meminta padamu, jaga perasaanmu, jangan cemburu, aku akan tetap mencintaimu, Gwen..." Tutur Yoan panjang dan lesu. Gweny lantas mengusap bahu kekasihnya.
"Akan kuusahakan. Aku akan menjaga perasaan ini!" Ujar Gweny terdengar meyakinkan, "Janji?" Yohan memastikan, Gweny mengangguk mantap, "Aku berjanji!" Gweny dan Yohan saling menautkan kelingking mereka. Suasana malam yang dingin menjadi hangat karena momen mesra mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is accident [Two side story, Park Woojin and Kim Yohan]
Fanfiction[On going] Semuanya hanyalah sandiwara. Tidak ada kata benar-benar membenci, hanya ada 1 hal yang membuat mereka terpaksa harus bersikap seperti itu.