A plan

12 3 2
                                    

"Nuna, aku sudah menjaganya degan baik. Dia tidak apa-apa..."

"Baik jika begitu... Terimakasih. Bagaimana dengan kondisinya?" Gwen yang barubangun tidur karena panggilan telponnya masih mengucak matanya, "Kondisinya membaik. Tapi ada sesuatu yang buruk..." Gweny melebarkan matanya, "Apa yang terjadi dengannya?" Terdengar helaan napas dari sana.

"Dia mengalami cedera pada pergelangan kakinya. Entah kapan ia akan pulih dan kembali pada kegiatan. Manager hyung juga memberi tahukan hal ini pada pihak agensi agak Yohan hyung bisa beristirahan dari semua kegiatan..." Jelas yang dari seberang panjang. Gweny menghela napas.

"Nanti aku akan kesana. Aku mungkin aka sedikit kasar padanya, bagaimana pun, aku harus membuatnya membenciku. Hanya itu satu-satunya jalan agar ia bisa selamat dari kejaran Darrel,"

"Aku mengerti... Pasti berat melakukannya."

"Tidak apa-apa. Asal aku melihatnya aman itu sudah membuatku cukup lega..." Lirih Gweny sendu, "Kau kuat nuna. Aku yakin masalah yang kau hadapi akan segera berakhir..."

"Kuharap juga begitu..."

Pip...

Gweny memutus panggilan. Ia duduk di tepi ranjangnya sambil menunduk. Pikirannya penuh oleh Yohan. Ia memukul kepalanya sebanyak Yang ia bisa. Sakit, tetapi ia tidak peduli.

"Sorry, you must to hate me. If you still love me, you will in danger. I' am sorry, i must do it..."

Yohan terbangun dari tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yohan terbangun dari tidurnya. Ia tidur sangat nyenyak. Di liriknya sofa pada bangsal inapnya. Sudah tidak ada Hyeongjun disana. Pasti pulang ke dorm.

Yohan melirik jam pada dinding rumah sakit. Jam 09.00 a.m KST. Pantas saja Hyeongjun kembali.

Yohan masih merasakan pening pada kepalanya. Tetapi tidak seberat yang kemarin di rasakannya. Yohan melepas selang nasal cannula yang masih bertengger di bawah hidungnya. Sembari menunggu para member atau salah satu darinya datang, Yohan mendudukkan dirinya bersandar.

Cklek...

Yohan meoleh pada pintu yang terbuka. Yohan kira itu adalah para member atau pun manager hyung. Tetapi ia salah, bukan para member atau pun manager hyung yang datang tetapi orang lain. Seorang gadis. Gweny Song Herlina.

"Apa maumu?" Yohan langsung menatap gadis di ambang pintu tajam. Gweny menggeleng sembari menyeringai.

"Jadi benar kau baru bagun dari koma? Ternyata kau selamat..." Ujar Gweny dingin, "Pabbo, apa yag kau inginkan, Gwen..?" Biarpun Yohan kecewa pada Gwen-nya, Yohan tetap memanggil Gweny dengan sebutan yang sama.

Gweny tertawa dingin, sembari perlahan langkahnya menghamiri Yohan.

"Dengar Kim Yohan, kukira kau akan mati setelah kecelakaan itu, ternyata kau masih hidup rupanya..." Ujar Gweny sembari menyeringai tajam, "Apa maksudmu? Jangan-janga kau-"

Love is accident [Two side story, Park Woojin and Kim Yohan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang