confidence

3 3 0
                                    

"Engh..." erangan kecil itu terdengar oleh telinga pria jangkung yang sedari tadi menggenggam erat tangannya. Pria jangkung itu mengangkat sedikit kepalanya, melihat seseorang yang selama 4 jam ini tidak sadarkan diri membuka matanya. "Yohan hyung, apa yang terjadi? Siapa wanita itu?" Minhee dengan cepat menanyakan kejadian pagi tadi yang menyebabkan Yohan kembali tidak sadar.

Yohan mengerjab, menyesuaikan pencahayaan yang memasuki korneanya. "M-minhee? Apa yang terjadi?" Yohan bertanya balik pada pemuda jangkung yang duduk menemaninya di sebelah ranjang. Minhee mengernyit, apa Yohan tidak ingat kejadian pagi tadi?

"Hyung tidak mengingatnya?" Minhee dengan hati-hati menanyakan balik. Yohan menggeleng lemas, "Tidak." ntah rasanya jawaban itu Minhee harus bersyukur atau harus lebih hati-hati mengawasi dan menjaga Yohan dari wanita misterius tadi sampai Yohan benar-benar pulih. Bahkan Minhee memperhatikan leher Yohan yang merah bekas cekikan wanita misterius tadi. Jelas, cukup jelas bekas itu.

Tanpa Minhee tau bahwa Yohan berbohong. Yohan ingat. Sangat mengingatnya dengan jelas, dimana gadis yang sangat ia kenal dan cukup ia cintai mencekik dirinya. Apakah Gwen-nya membencinya? Apakah Gwen-nya berniat membunuhnya? Banyak hal yang ingin Yohan ketahui tentang Gwen-nya yang misterius, bahkan mereka tidak menyadari sama sekali jika seseorang memperhatikan dan mendengar semua percakapan mereka.

 Apakah Gwen-nya membencinya? Apakah Gwen-nya berniat membunuhnya? Banyak hal yang ingin Yohan ketahui tentang Gwen-nya yang misterius, bahkan mereka tidak menyadari sama sekali jika seseorang memperhatikan dan mendengar semua percakapan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jewellery berbicara pada seseorang di hadapannya. Tatapannya sangat serius pada pria yang nampak 4 tahun lebih tua di hadapannya.

"Bagaimana? Kebahagiaan dan seluruh harta terjamin akan menjadi milikmu. Dengan begitu kau akan bahagia dengan pernikahan yang sudah di rencanakan oleh ayahmu dan ayahku." pria itu berucap membanggakan diri. Lantas Jewellery hanya tersenyum simpul sembari menggelengkan kepalanya. "Kau kira aku bahagia karena menguasai harta? Maaf saja kebahagiaan tidak bisa di beli sekalipun harta mewah ku kuasai." simpul wanita itu kembali menatap serius pria yang tak kalah berwajah angkuh di hadapannya.

"Aishh... Kau masih mencintai si idol banci itu, huh?" pria yang duduk di hadapannya bertanya kembali lantas dibalas dengan tawa psychotic Jewellery. "Tidak. Aku tidak mencintainya, sama sekali tidak lagi memiliki rasa padanya."

"Lalu apa yang membuatmu menolak perjodohan ini yang bahkan sudah menjamin kesejetahteraan hidupmu nanti?" pria itu semakin hilang kesabaran, "Ya, cari tau sendiri. Lebih baik kau pergi sekarang dari hadapanku karena aku tidak tertarik sama sekali denganmu, Byun Daeron!" Jewellery mengusir secara halus dengan senyuman dan tatapan meremehkan, membuat pria bernama Daeron itu ingin rasanya mencekik wanita yang meremehkannya di hadapannya. Namun Daeron hanya mendengus kesal dan keluar dari rumah mewah wanita anggun itu.

Saat itu juga Jewellery langsung melempar gelas kaca yang berbahan langka dan dan pastinya juga harga selangit di atas meja ruang tamunya hingga gelas itu pecah, hancur sejadi-jadinya. "Rencana gila macam apa ini?! Aku hanya ingin hidup bebas, aku bisa mencari pasangan sendiri tanpa harus kau pilihkan, Arlon!" Jewellery berdesis menahan umpatan dan amarah sembari menyebut nama ayah kandungnya.

Love is accident [Two side story, Park Woojin and Kim Yohan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang