Jaehyun strong

332 73 7
                                    

Special Normal POV

"Jiho noona lagi sakit hyeong, masuk saja ke dalam"

"Rumah kamu kok sepi?" tanya Jaehyun biasanya ada ibu atau ayah Jiho.

"Itu eomma lagi keluar kota, appa dinas di Busan"

"Titip noona ya, aku ke rumash sakit." Jibeom mengeluarkan mobil Jiho. Harapannya Jiho selalu sama Jaehyun sehingga dia bisa setiap hari menggunakan mobil.

Jaehyun masuk ke dalam rumah keluarga Kim, kalo ga ada orang kelihatan sekali rumah ini hening dan seoalah tak berpenghuni. Jaehyun berjalan kearah kamar Jiho. Tentu saja setelah diberitahu oleh Jibeom. Pas buka pintu, Jaehyun melihat Jiho. Ia mendekati kasur itu.

"Kim Jiho" tidak ada sahutan. Jaehyun memanggil sekali lagi dan wanita itu langsung membuka selimut yang menutupi wajahnya. "Eoh kamu, mian sekarang ga bisa kerja mendadak kepalaku pusing."

"Sejak kapan sakit?" Sudah 3 minggu sejak Jiho balik dari apartemen Jaehyun dan mereka semakin dekat. Tinggal beberapa hari lagi waktu Jaehyun untuk meyakinkan Jiho. Ia juga menjauhi Chaeyeon meskipun wanita itu kadang mendekatinya di tempat yang tak terduga. Tentu saja di kampus dan Jaehyun tidak bisa menghindar.

"Kemaren sidang kasus kekerasaan, capek banget. Kupikir lebih menyenangkan daripada divorcing tapi ternyata lebih berat. Lawannya perusahaan besar. Jae kamu ga ke kampus?"

"Iya nanti siang ada kelas" jawabnya.

Jaehyun duduk di tepi ranjang wanita itu. Ia memegang kening Jiho, panas. Tiba-tiba Jiho berlari ke kamar mandi, mengeluarkan isi perutnya yang sudah terisi bubur yang dibuat oleh Jibeom. Jaehyun bantu-bantu mengusap punggung Jiho.

"Mau ke rumah sakit ga?" tanya Jaehyun. Jiho hanya menggeleng.

"Kayaknya masuk angin, lagian tadi Jibeom periksa hanya demam biasa dan kelelahan."

"Aku ambilin minum dibawah ya" Jaehyun berjalan keluar menuju dapur. Mengambilkan segelas air hangat untuk Jiho.

Sesampai di kamar wanita itu, Jiho duduk di sandaran ranjangnya. Tangan wanita itu diletakkan di lutut yang ditekuk. Pandangannya kosong.

"Jiho, ini" Jaehyun menyerahkan gelas berisi air hangat itu. Jiho meminumnya sampai habis.

"Haus ya?"

"Hmm, lagian tenggorokanku kering" Jiho meletakkan gelas itu di meja sebelah kasurnya.

"Jangan banyak mikir"

"Gimana ga mikir, ga hidup dong"

"Maksud aku mikir kerjaan, dibawa santai Ji"

"Aku kepikiran sama anak klient, ibunya korban kekerasaan perusahaan. Kamu tau ga, suaminya sudah meninggal dan dia tulang keluarga satu-satunya. Perusahaan itu mempekerjakannya lebih dari 10 jam padahal dalam kontrak kerja tertulis maksimal 8 jam. Diluar itu akan dijadikan bonus tambahan gaji."

"Kalo gitu kenapa dia ga mengundurkan diri?"

"Ga semudah itu Jae, ibunya terikat kontrak di perusahaan itu. Kasihan anaknya baru berumur 5 tahun. Kalo aku ada di posisinya ga kebayang."

"Bersyukurlah hidup kamu aman sentosa."

Jiho menyandarkan kepalanya ke bahu Jaehyun, "kira-kira kalau aku nikah nanti, apa baik-baik saja? I mean we don't know how we will to be. Sad story or happy."

"3 hari lagi Ji, aku dengar jawaban kamu. Rasanya belum siap menerima penolakan."

Jiho senyum, jujur pertahanannya juga mulai runtuh sejak dekat dengan Jaehyun. Ditambah pria itu serius menjauhi Chaeyeon.

ꜱᴡᴀɴᴀ {ᴊᴜsᴛɪᴄᴇ}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang