"Jadi gimana Ji?" tanya Jaehyun, ini tepat sebulan."Sebelum semua ini berakhir Jae, ayo makan dulu. Aku mau pasta olio, kamu?"
"Samain aja,"
God, please I wanna hear a goodnews today, Jaehyun berdoa.
"Rasanya aku ga cocok sama kamu Jae, kamu taat aku tidak, you know what I mean."
"Bukannya pasangan itu saling melengkapi?" tanya Jaehyun. Wajahnya tegang.
"Kalo aku bersamamu, aku akan ke gereja lagi,"
"Bukannya itu bagus, aku membawa pengaruh baik bagimu?"
Jaehyun kamu ga ngerti. Itu kode.
Sujeong menghampiri kami. Aku sengaja memilih makan di cafe nya.
"Kalian sudah pacaran?"
"Kita tidak pacaran," jawabku cepat. I know Jaehyun will say on progress.
"Kita bukan pacaran tapi akan menikah"
Lancar sekali ucapannya."Wow selamat, jadi Jibeom akan dapat dua kakak ipar dalam tahun ini," Sujeong ikutan senang.
Aku ingin ngomong tapi Jaehyun menatapku, matanya setajam elang.
Jadi dia ingin melihat Sujeong salah paham. Fine.
"Aku akan mendahuluimu ke altar, kau bagaimana? Jangjun heheh?" aku menggoda Sujeong. Setelah aku berbicara itu, pipinya jadi merah. Gimana bisa dia bertahan selama ini, tipe setia.
"I believe he will reply soon, wait and see."
"Kalau nanti aku sudah punya anak, kau masih tetap menunggunya? C'mon Ryu, this is not only about him. You deserve better without-"
"Salah nih aku menghampiri kalian. Ya sudah nikmati ya," Sujeong pergi, tidak lupa ia membisikkan sesuatu padaku. Aku tersenyum.
"Sujeong bilang apa?"
Sebelum aku menjawab, makanan sudah sampai. Aku memilih tidak menjawab dan mulai memakan makanan yang tersedia.
Kami sama-sama menikmati makanan dengan pikiran masing-masing. Mungkin Jaehyun memikirkan apakah aku akan menerima atau menolaknya. Aku memikirkan perkataan Sujeong tadi.
Selesai makan, ini saat yang ditunggu Jaehyun. Perjuangannya. Rasanya aku belum siap memberitahunya.
"Sebelum kamu ngomong, aku ingin memberitahumu, Saranghaeyo."
Jaehyun melanjutkan omongannya, " Tak peduli kau taat atau tidak, aku tetap di sisimu. Tidak peduli bagaimanapun masa lalumu, setiap kita punya hal kelam yang ingin kita lupakan, aku menginkanmu. Tawaranmu yang waktu itu, aku kepikiran. Dengan cara bertanya pada Mingyu, aku kira dia akan memberi jawaban yang bijak tapi dia bilang hal yang membuat diriku merasa hina. Aku ga mau kamu jadi bitch tapi ibu dari anak-anakku. Aku senang bisa ada di dekatmu, berbagi cerita dan kebahagiaan. Aku memberitahu semua perasaanku sekarang giliranmu," Jaehyun menghembuskan nafasnya dalam-dalam.
Aku tersenyum, tak terduga dia akan menyebutkan itu.
"Aku menolakmu, sorry,"
"Why? Am i not your type?"
Aku menganggukkan kepala. Saat ini adalah ekspresi Jaehyun paling aku sukai. Tatapannya nanar, wajahnya tegang, matanya sedih. Ada genangan air di matanya.
Aku jahat? Ya.
"Kau ingat pertemuan pertama kita setelah tamat SMA?"
Dia tidak menjawab.
"Saat itu aku akan dijodohkan appa. Aku lari dengan Jibeom. Kami bercerita banyak hal sampai aku melihatmu, kau pakai topi waktu itu tapi aku bisa mengenalimu. Rasanya aneh 'kan ya, 10 tahun aku ga di Seoul tapi aku bisa mengenalimu waktu itu. That was miracle."
Aku berhenti sejenak.
"Pas pulang waktu itu, di rumahku dalam keadaan kacau. Appa marah dengan Jisoo unnie. Kau tau kenapa, Jisoo unnie kebobolan. Karena itu ketika kamu ngajak ciuman aku ga mau. Bukannya hal fatal dimulai dari hal yang kecil? Kissing. Aku juga mau melakukannya denganmu. Aku juga menahannya. Kau tau kenapa aku menawarimu waktu itu? Ketika aku bilang ingin punya anak tanpa menikah. Aku takut Jae, kamu pergi setelah aku memberikan segalanya. Hidupku tapi kamu pernah bilang 'denganku hal itu tidak akan terjadi' bagaimana bisa aku percaya?"
Jaehyun menatapku. Air matanya jatuh. Syukurlah malam ini tidak banyak orang. Dia pasti akan malu.
"Jadi ini akhir kisah kita, sad?"
Aku tidak menjawab.
"Ayo pulang," aku berjalan kearah kasir. Membayar makanan hari ini sementara Jaehyun sudah duluan ke mobil. Setelah itu aku masuk ke mobil Jaehyun. Meski dalam keadaan gelap, aku dapat melihat matanya merah.
Sepanjang perjalanan kami diam.
Ketika aku turun dari mobilnya, Jaehyun ikut turun.
"Boleh aku peluk kamu untuk terakhir kalinya?"
Aku mendekat ke Jaehyun. Memeluknya.
Jaehyun memelukku erat. "Setelah ini aku ga akan mengganggumu. Good bye"
Aku melepaskan pelukan Jaehyun.''Ayo masuk dulu, ada appa di dalam. Jangan hanya karena ini hubungan kita berimbas pada orangtuaku."
Jaehyun berjalan ke ruang tamu. Disana sudah ada appa, eomma, Jisoo unnie dan Jibeom.
"Jadi apa jawaban Jiho?" tanya Jisoo unnie.
Jaehyun menggeleng. "Yaaahh ditolak, kasihan hyeong. Efek bu-" aku segera menutup mulut Jibeom. Bisa tau appa dan eomma.
"Maafkan Jiho ya Jae, dia emang jahat. Suka mainin perasaan kamu" ucap Yejin eomma.
"Aku ga main kok, ini serius" balasku.
"Sudahlah langsung saja keintinya"
Jaehyun ga ngerti, maksudnya Hyunbin ahjussi apa?
"Jaehyun bilang tadi dia ingin aku jadi ibu bagi anak-anaknya, appa mengizinkan?"
"Asal kamu nikah, appa sudah bersyukur"
Aku tersenyum. "Jae, you're the only one that made me risk everything for a future worth having."
Jaehyun surprise. You got prank hahahah.
"Jadi aku diterima?"
"Terima apa? Kan kamu belum lamar aku"
"I will,"
Yejin eomma berbicara, "Bentar ya, di luar kayaknya orangtua kamu sampai."
"Jadi ini sudah direncanakan?"
"Ya" ucap kami bersamaan.
Kemudian orang tua Jaehyun masuk. "Kita mulai saja," ucap ibunya Jaehyun. Memang seperti ini lamaran di Korea. Pertemuan kedua keluarga dan tidak perlu cincin karena dua keluarga yang bertemu itu artinya sudah terikat.
Jaehyun tidak menyangka akan begini akhirnya, penantiannya.
"Kim Jiho, indeed we are destined to be together forever, love would not be where. Every reason, every hope and every dream I've ever had and no matter what happens to us in the future, everyday we are together is the greatest day of my life, I will always be yours. So will you marry me?"
"Yes, I do"
Swanna Jaeho End
Finally, now may 22nd and this story have 22 parts.
Thanks readers.Sebenarnya kebalik, Jiho yang taat. Jiho is Catholic. Jaehyun, aku pernah baca dia free-thinker. Tapi ga tau juga sih soalnya di Korea agama privasi dan banyak umur muda tidak beragama. Yang tau agama Jaehyun komen ya, makasih sudah vote selama ini. Salam kenal dari author, Biru. Sampai jumpa di cerita lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
ꜱᴡᴀɴᴀ {ᴊᴜsᴛɪᴄᴇ}
FanficSwana Jaehyun and Jiho with the Kims. Start: April 30ᵗʰ 2020 End: May 22ⁿᵈ 2020 Highest rank #1 in Kimjiho