"Kalian semua sudah bekerja keras, saatnya istirahat. Selamat tidur semuanya, mimpi indah."
.
Baam terbangun, gelap, dia tidak bisa melihat apapun. Saat dia bangkit dan mulai berjalan tanpa arah, tiba-tiba saja muncul suatu cahaya yang membawa teman-temannya secara bergiliran dengan kondisi tidak sadarkan diri.Khun dan Rak muncul lebih dulu, disusul dengan Anaak, Hatz, Shibisu lalu Endorsi. Baam pikir, hanya teman-teman fated destiny nya saja yang akan dia temukan. Tapi ternyata tidak, diapun mengarahkan pandangannya pada cahaya yang baru membawa tiga tubuh.
Merasa tidak asing, Baam menyipitkan matanya lalu terbelalak.
"Rambut pirang, telinga kelinci dan muka nyebelin itu... Jangan-jangan mereka?!" Kaget, Baam berlari menghampiri ketiga orang yang tergeletak lumayan jauh dari tempatnya. Melupakan fakta kalau temannya yang lain juga masih belum siuman.
Namun, sebelum dia sampai kesana, dia merasakan tangannya di tahan oleh seseorang.
"Baam?" Dia mengenali suara itu.
'Tunggu, suara ini...' Baam menoleh ke belakang dan menemukan pria bersurai biru dengan kemeja kasual bermotif garis berwarna biru putih.
"Khun!" Tanpa sadar, Baam memeluk Khun dengan begitu bersemangat, sampai mereka berdua terjatuh ke lantai. Hm? Apakah ini bisa disebut dengan lantai?
"Kau sudah sadar! Aku sempat kebingungan karena berada di sini paling awal!" Baam menunggu balasan dari Khun, tapi yang di dapat malah balasan dari pelukannya. Sunyi beberapa saat, barulah Khun membuka suara.
"Hm, benarkah? Lalu kenapa kamu tidak membangunkan aku dan yang lainnya saja?" Khun berkata sambil mengusap kepala Baam pelan, bisa jadi posisi mereka sekarang adalah Khun yang tertiban Baam.
Yah, entahlah, dia tidak keberatan juga. Biasanya, dia akan marah kalau orang berlaku sesuka mereka padanya, tapi Khun selalu tidak bisa marah pada Baam dalam berbagai hal.
Berbeda kalau dulu, karena Baam masih mengejar gadis tidak tahu diri yang over bintik-bintik itu. Demi apapun, bahkan wajah Anaak lebih enak dilihat daripada miliknya.
"Nah, kalau itu..." Baam melepas pelukannya dan merubah posisinya menjadi posisi duduk, tapi tetap saja masih ada diatas Khun, lebih tepatnya menduduki perut Khun. Kakinya yang semula berada di sela-sela kaki pria berambut biru itu juga berpindah ke sisi kanan dan kiri tubuhnya.
Entah kenapa Khun merasa aneh dengan posisi mereka sekarang.
"Aku berniat menghampiri Wangnan, Prince dan Xiaxia." Baam masih mengerjapkan matanya sesekali, tidak terganggu sama sekali dengan posisi mereka.
"Hah? Apa maksud-"
"Tuh, liat saja sendiri. Kalau begitu, kamu temani aku ke sana saja, Khun."Ucapan Khun terpotong dan langsung ditarik oleh Baam yang sudah berdiri setelah membiarkan Khun mengubah posisinya menjadi duduk. Sungguh, Khun tidak bisa menolaknya, melihat betapa antusiasnya Baam saat ini.
Saat Khun mengarahkan pandangannya dengan arah tunjuk Baam tadi,
'Oh ayolah, yang benar saja?'
Saat itu juga, cahaya terakhir muncul membawa tubuh seorang bocah laki-laki (meski dia tidak mau dipanggil dengan sebutan bocah) berambut biru.
"Eh? Dia kan..."
_____________________(Warn! Newbie Area!)
Kira senang jika bisa dinikmati, mohon maaf atas kekurangannya 🐼🥀22 𝑀𝑒𝑖 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucid Dream [SLOW UPDATE]
Fanfiction[Tᴏᴡᴇʀ ᴏғ Gᴏᴅ Fᴀɴғɪᴄᴛɪᴏɴ] Baam dan teman-temannya terseret ke dalam dunia mimpi yang aneh, itu seperti nyata! Siapa sebenarnya sosok misterius yang membawa mereka ke sini? Kesampingkan hal itu, kenapa Khun jadi bertingkah aneh? . 𝑾𝒂𝒓𝒏! 𝑵𝒆𝒘𝒃�...