"Khun Ran?!"
Bocah yang dipanggil Khun Ran itu menoleh ke arah pria dengan rambut sewarna dirinya. Tatapannya kosong, dingin dan tidak tertarik, tapi begitu dia melirik orang lain, sorotannya berubah, menambah binar di mata itu.
wush- grab
"Eh?"
Khun heran melihat mantan rekannya itu, apa-apaan dia?! Memeluk orang seperti itu... Terlebih lagi..."Baam!/Ran?!"
Baam terkejut melihat mantan rekan Khun tiba-tiba ada di sini, terlebih lagi sendirian. Sedangkan Ran, dia mengeratkan pelukannya seraya berkata dengan suara parau,
"Aku merindukan mu..."
Meskipun kecil, Khun yang berdiri tidak jauh dari Baam masih bisa mendengarnya. Ayolah, disini kan sangat sunyi dan tanpa terduga Baam melakukan sesuatu yang membuat Khun tidak suka tidak tahu kenapa.
"Oh, anak ini! Segitunya merindukanku hm, Ran?" Baam balas memeluk Ran dan mengusap kepala bagian belakang Ran secara berulang kali sambil tersenyum.
Yang benar saja? Kau juga memeluknya?! Apa aku hanya dianggap butiran debu disini? Cih, sialan
Sekedar info, Baam memanggil nya dengan nama kecilnya karena takut tertukar dengan panggilan Khun. Ran juga tidak mempermasalahkan itu, dia malah terlihat senang saat Baam mulai memanggilnya begitu sejak beberapa bulan lalu.
Setelah memeluk bocah itu, Baam melonggarkan pelukannya karena merasakan hawa dingin entah darimana. Itu membuatnya merinding, lalu dia mendengar suara deheman.
"Ekhem.. Baam, bukankah kamu harus periksa keadaan mereka?"
Ran mendelik tidak suka pada Khun, melirik ke arahnya dan mengatakan sesuatu yang membuat Baam mau tidak mau harus menahan tawa.
"Mengganggu saja."
"Apa katamu?"
"Pfft-"Khun menghela nafas, percuma saja kalau ku ladeni. Mensejajarkan dirinya dengan Baam, lalu menarik tangan Baam untuk berjongkok di sebelah tubuh Wangnan, Prince dan Xiaxia. Tentu saja, mendapat respon tidak setuju dari pihak ketiga.
"Hei!"
Ran yang merasa dirinya dijauhkan dari Baam langsung ikut berjongkok dan nyempil diantara mereka. Kekanakan sekali bukan? Padahal sebelumnya dia memiliki kepribadian yang sama dengan Khun, dingin.
Tapi itu berubah 180 derajat kalau berhadapan dengan Baam.
"Diam saja dan bantu kami periksa keadaan mereka, setelahnya baru bawa mereka ke sana."
Khun mengatakannya sambil menunjuk ke arah teman-temannya yang belum juga siuman, melihat sepertinya Ran tidak mau membantu dia pun memberikan kode pada Baam lewat mata.
Baam melihat mata Khun seakan mengatakan, ban-tu a-ku Ba-am. Mengerti, Baam membujuk Ran agar mau membantu mereka dan tentu saja berhasil.
"Baiklah, akan ku lakukan karena Baam yang meminta."
Rasanya Khun ingin melempar anak itu dari puncak menara kalau-kalau mereka suatu saat sampai disana.
Lalu sekarang, mereka bertiga duduk di lantai hitam itu sambil menunggu yang lainnya sadar. Kalau diperhatikan lagi, tempat itu semakin lama semakin terang warnanya, yang semula hitam gelap menjadi putih secara perlahan.
Selama itu juga, satu persatu orang yang ada disana mulai sadar dan membuka matanya. Shibisu malah ribut sendiri bertanya pada Anaak dan Hatz terkait keberadaan mereka sekarang, sebelum melihat ke tempat Baam duduk karena sapaan dari Endorsi.
"Hei bodoh, daripada kamu terus bertanya pada mereka yang juga baru sadar, akan lebih baik kalau kamu bertanya pada mereka saja, bukan?"
Endorsi masih merasakan kepalanya pusing, tapi makin pusing mendengar ocehan Shibisu. Maka dari itu, setelah dia menyadari keberadaan tiga orang yang duduk dengan tenang itu, diapun menyuruh yang lain untuk menghampiri Baam, Khun dan Ran.
"Baam, bangun."
Ternyata Baam tertidur selama menunggu teman-temannya sadar, karena itulah Khun membangunkannya.
Semua orang yang terlihat sudah mau bertanya dengan agresif, harus mengubur keinginan itu dulu karena kejadian selanjutnya sangat menarik perhatian mereka.
Wangnan dan Prince hanya bisa kicep di tempat, Xiaxia menutup matanya dengan telinga kelinci miliknya, Shibisu cengo dengan mulut terbuka dan mata yang tinggal putihnya.
Anaak dan Hatz masih memasang wajah datarnya meski kita bisa melihat sedikit rona merah di telinga Hatz. Sedangkan Endorsi mengalami error otak, lalu Rak?
Tolong, dia akan berteriak.
"KURA-KURA HITAM DICIUM?!"
Setelah Rak berkata begitu, tiba-tiba saja sebuah suara menyapa dan menyambut kedatangan mereka.
"Ekhem... Selamat, karena sekarang tubuh kalian berada dalam masa pemulihan dan butuh istirahat, aku akan membawa kalian ke dunia yang belum pernah kalian temui sebelumnya. Aku jamin, disini kalian akan bersenang-senang dengan kejujuran kalian~"
^Beberapa saat lalu, di sisi lain^
Keadaan dalam ruangan putih itu terpampang jelas di sebuah layar besar, disaksikan oleh tiga orang di sana lalu salah seorang dari mereka membuka suara.
"Wah... Sepertinya ini akan menarik, kan?"
Orang yang dia ajak bicara menyahut dengan seringai di bibirnya sambil menyesap teh di cangkirnya,
"Yah, kamu benar. Kupikir tidak rugi juga aku bertemu denganmu, mereka pasti akan bersenang-senang di sana. Benar kan, Putri?"
"Benar. Mereka sangat butuh istirahat sekarang. Orang yang kamu bawa ini membantu sekali, eh? Nah sekarang, kita harus memberikan pengumuman di mimpi itu, bukan?"
Mereka bertiga menyeringai. Seringai penuh maksud dan sedikit cekikikan.
"Kalau begitu, mari kita mulai sekarang~"
_____________________(Warn! Newbie Area!)
Terimakasih bagi yang sudah menunggu, Kira akan selalu senang kalau ini dapat dinikmati.
Mohon maaf atas kekurangannya~
-Kira🐼🥀28 𝑀𝑒𝑖 2020
![](https://img.wattpad.com/cover/222460628-288-k97471.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucid Dream [SLOW UPDATE]
Fanfic[Tᴏᴡᴇʀ ᴏғ Gᴏᴅ Fᴀɴғɪᴄᴛɪᴏɴ] Baam dan teman-temannya terseret ke dalam dunia mimpi yang aneh, itu seperti nyata! Siapa sebenarnya sosok misterius yang membawa mereka ke sini? Kesampingkan hal itu, kenapa Khun jadi bertingkah aneh? . 𝑾𝒂𝒓𝒏! 𝑵𝒆𝒘𝒃�...