04. I

878 112 22
                                    

Tanpa banyak cincong, mari kita mulai saja, moga gak pada ilang wkwk
_______________________________________
"Permintaan seseorang? Siapa?" Endorsi mencerna baik-baik perkataan Sang suara, begitupun dengan yang lainnya.

"Kalian tidak perlu tahu, siapa yang membawaku dan memerintahkan aku, siapa aku dan darimana aku berasal. Itu bukanlah sesuatu yang menarik untuk kalian ketahui, dunia yang aku ciptakan untuk kalian ini lebih menarik dari yang kalian pikirkan~"

Khun yang sudah muak dengan basa-basi yang dikatakan si suara ini, hendak membuka suara lagi. Namun terpotong oleh Baam.

"Ber–"
"Berhenti mengatakan omong kosong! Apa yang kamu lakukan dengan kami? Dunia apa ini sebenarnya!"

Semua orang beralih menatap Baam yang terlihat sedikit tersulut emosi. Melihat itu, Khun melingkarkan tangan kirinya di pundak Baam sembari mengelus punggung itu beberapa kali.

"Hei, suara sialan. Cepat katakan maksud dan tujuan mu membawa kami kemari, dan jawab pertanyaan Baam tadi. Aku peringatkan, aku bukan orang yang sabar."

Ran yang mulai kehilangan kesabaran nya itu, berkata sambil memicingkan matanya ke segala arah. Berniat untuk mengintimidasi sang suara.

"Wah wah... Tenangkan dirimu Tuan Puteri~ Pangerannya pun ikut marah? Ah, kalian lucu sekali–"

"WAH KAMU MASIH BISA BACOT YA–"

"–yang bacot itu kamu, buaya. Jangan memotong ucapanku, dasar buaya mini."

Semua orang langsung menatap Rak dengan pandangan yang sama, seakan berkata 'tutup mulutmu, sialan'. Bahkan Rak mendapat pukulan dari Anaak.

"Ekhem, baiklah. Aku akan menjelaskan nya pada kalian. Dunia ini adalah dunia mimpi yang ku ciptakan, kalian tahu lucid dream? Keadaan dimana seseorang menyadari bahwa dirinya sedang bermimpi, bahkan beberapa orang bisa mengendalikan nya?"

"Ya, seperti itulah kekuatan ku. Bedanya, selain kalian yang bisa bertindak sesuka hati kalian, disini aku juga bisa campur tangan karena ini adalah mimpi buatanku. Aku mengumpulkan alam bawah sadar dari berbagai individu, tapi aku hanya bisa membawa mereka yang sedang hilang kesadaran. Seperti pingsan, tidur dan semacamnya, tapi aku tidak bisa membawa orang yang keadannya sedang kritis."

"Tenang saja, tubuh kalian tetap aman berada di tempatnya. 'Dia' sudah merintahkan beberapa orangnya untuk menjaga tubuh kalian dengan baik. Baam dan rekan lama mu, berada dibawah pengawasan langsung orang itu. Lalu sisanya, dijaga oleh orang-orangnya."

Terdapat keheningan setelahnya, mungkin semua orang sedang menimang apakah mereka bisa mempercayai perkataan suara itu atau tidak.

"Tunggu sebentar. Jadi, kami masih berada di dalam menara, kan? Kamu yakin ini bukan semacam tes kemampuan atau eksperimen?" Shibisu yang masih tidak percaya dengan keadaan ini, mencoba untuk mengambil beberapa praduga lain.

Sedangkan Anaak, "Lalu bagaimana kamu menjelaskan soal hilangnya kekuatan atau senjata kami yang tidak ada disini? Aku benci berada jauh-jauh dari senjataku."

Dengan begitu pula, si suara menjawab pertanyaan mereka.

"Itu dia! Bukankah seharusnya kalian bisa percaya padaku? Karena senjata kalian tidak ada disini, kalian tidak akan berkelahi ke depannya atau menjalani eksperimen apalah itu. Meskipun aku memang tidak bisa membawa mereka karena tidak memiliki alam bawah sadar."

"Lalu untuk kekuatan kalian. Sebenarnya kekuatan kalian tidak hilang, dunia mimpi milikku hanya menyegelnya agar dunia ini tidak hancur. Jadi ketika alam bawah sadar kalian dibawa kemari, kekuatan kalian terkunci otomatis di tubuh kalian. Apa penjelasanku cukup?"

Sembari Baam menganggukkan kepalanya untuk mencerna perkataan si suara, Khun memandang sekitarnya dengan tatapan seakan memahami sesuatu.

"Kalau begitu, apakah sekarang kami berada di dalam sesuatu seperti light house?" Semua memandang Khun lalu beralih memandang sekitar mereka, antara setuju dan tidak percaya.

"Seperti yang di harapkan dari Khun A.A, kamu memang jenius. Tempat yang kalian tempati sekarang memang mirip seperti light house, tapi tempat itu hanya digunakan menapung alam bawah sadar yang sudah ku kumpulkan sebelum mereka terjun langsung ke dunia yang aku ciptakan."

"Ku beritahu kalian, saat keluar disini kalian akan selalu mengatakan dan melakukan sesuatu berdasarkan dengan kejujuran dari dalam diri kalian karena kalian adalah alam bawah sadar. Yah, meskipun disitu juga berlaku, berterimakasihlah pada sistemku beberapa dari kalian bisa melihat hal langka haha"

Khun dan Ran tersentak mendengarnya sambil melirik ke arah Baam yang sedang berpikir keras, hal itu tak luput dari pandangan Endorsi dan Wangnan.

"Tenang saja, setelah keluar dari sini kalian akan menemukan dunia yang benar-benar berbeda jauh dengan dunia dalam menara kalian itu yang isinya hanya pengkhianatan – perang – kekuasaan dan blablabla"

"Lalu ku ingatkan juga, hal ini terjadi karena 'dia' ingin kalian sedikit lebih rileks. Jadi anggap saja ini hari libur kalian hahaha lalu 2 menit dari sekarang, kalian akan dipindahkam kembali ke dalam dunia buatanku yang sesungguhnya."

"Dunia yang akan kalian datangi juga memiliki makhluk hidup seperti kalian di dalamnya, mereka memiliki kesadaran seperti kalian tapi jika mereka dilukai tanpa alasan logis itu hanya akan menjadi boomerang bagi sang penyerang, ingatlah seluruh perkataan ku baik-baik."

tzztt–

Setelah bunyi tersebut, suara itu tidak terdengar lagi. "Hah, bahkan dia tidak memberitahu nama panggilan ataupun samarannya.. benar-benar orang yang teliti, sebenarnya siapa dia?"

Xiaxia mendengus sambil berjongkok dan menopang dagunya, semua orang tampak bersidekap dada sambil memijat pelipis ataupun pangkal hidung mereka. Khun yang masih berpikir dikejutkan dengan kehangatan yang merambat di tangannya.

"Khun, kamu memikirkan apalagi?"
Sorot mata Khun terhenti pada tangan kirinya yang digenggam oleh Baam. Pada akhirnya, dia menautkan kedua tangan mereka.

"Bukan apa-apa, aku hanya cemas."

Tangan kanan terangkat menepuk pelan pucuk kepala pria bermata coklat keemasan di depannya.
Berhenti sejenak, lalu mulai meraba pelan surai di sekitar telinga si empunya dan berakhir membelai pipinya.

Cukup lama tangan itu bermain disana sampai tangan lain menggenggam nya.

"Mau itu pindah dunia ataupun dimensi... asalkan Khun bersamaku, aku tidak keberatan."

Meski sedikit terkejut, Khun tetap menatapnya walau mematung.

Mata itu bersinar, wajah itu berseri, senyum itu tampak sangat indah, dan orang di depannya ini sungguh berkilauan di matanya. Dia pun teringat kembali dengan perkataan si suara.

'...kalian akan selalu mengatakan dan melakukan sesuatu berdasarkan dengan kejujuran dari dalam diri kalian karena kalian adalah alam bawah sadar. Yah, meskipun disitu juga berlaku...'

'Cih, sungguh sialan...'

Terlalu lama melamun, Khun tidak sadar tangan kanannya yang semula berada di pipi kiri Baam sudah berpindah tempat menjadi...

cup

"B-baam?" Cukup sudah, kulitnya terlalu putih untuk menutupi rona merah di pipi dan telinganya.
_____________________

(Warn! Newbie Area!)
Maap lama banget😂🤧
Gak nyangka chapter ini bakal sepanjang ini, maap juga kalo makin gajelas wkwk👀✌️
Kira senang jika bisa dinikmati, mohon maaf atas kekurangannya 🐼🥀

30 Juni 2020

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lucid Dream [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang