03. C

818 99 8
                                    

Hai hai, tengcu bangad yg udh nungguin Kira apdet, makasih juga yang udh vote n' komen👉👈💖
Intinya, maaf kalau agak lama soalnya Kira lagi ada ulangan hehe tapi Kira usahain tetap apdet kok, tenang gais😌👌
Maafkan Kira yang masih banyak kekurangan ini🤧🍭
Selamat membaca🙃
_______________________________________

Hening. Semua orang masih berusaha mengembalikan fungsi otak mereka, terlebih untuk Endorsi. Otak mereka blank seketika, tapi lenguhan dari pribadi lain sedikit menyadarkan pikiran mereka.

"Emh... Eh? Kalian semua? Tunggu, Aku ketiduran?" Khun langsung menempatkan dirinya di hadapan Baam begitu dia terbangun, yang lain hanya bisa diam. Kecuali Rak.

"KURA-KURA HITAM! TADI KAMU- URFF!"

"Buaya ini berisik."

Ran membungkam mulut buaya Rak dengan tatapan sinis, mengingat sekarang wujud Rak dalam versi mini jadi itu mudah sekali dilakukan.

Setelahnya, Ran menyeringai sambil menjilat bibirnya, dimana dia masih merasakan sensasi benda lembut yang menempel disana.

"Hmm.. tadi itu terbaik~"

Selagi Ran dan Rak sibuk dengan yang lain memperhatikan mereka, Khun masih di tempatnya. Menangkup wajah Baam agar lebih mendekat padanya.

"Kamu baik-baik saja?"
"Apa maksudmu, Khun?"

"Bibir ini," menyentuh bibir Baam dengan ibu jarinya, "Kamu tidak merasakannya, kan?"

"Maksudmu?" Menatap bingung, Baam benar-benar tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Kenapa teman-temannya seperti habis melihat hantu? Kenapa juga Rak berteriak seperti itu? Terlebih lagi, apa yang dimaksud Khun barusan? Segala pertanyaan menghantam otaknya terus menerus.

"Sudahlah, bagus kalau kamu tidak merasakannya." Menyingkap poni Baam lalu,

cup

"..."

"EH?!" Ternyata, atensi yang lain sudah beralih pada mereka berdua, dan tentu saja mereka melihat itu.

Begitupun dengan Ran dan Rak. Tidak terima, Ran berlari ke arah Baam dan memeluknya lagi hingga membuat jarak dengan Khun. Lalu saat Ran ingin menyerang Khun, dia terkejut di tengah jalan sambil melihat kedua tangannya, "Hah? Apa-apaan ini?!"

Melihat Ran yang berhenti seperti orang kebingungan, Khun dengan leluasa berbicara dan mengambil kesempatan untuk melancarkan serangan juga.

"Kenapa bocah? Kamu tidak bisa menyerangku? Hah! Kamu membuatku jengkel, dasar bocah kurang ajar."

"Eh? Khun, tunggu!"
"Baam..."

Benar saja, Khun juga berhenti dan malah memanggil Baam. Dia juga bingung karena tidak bisa merasakan kekuatan yang biasa dia miliki dalam tubuhnya selain tenaga biasa.

Eh? Tunggu sebentar, bahkan dia saja tidak memegang tasnya dari tadi?!

"...Kekuatanku-/-hilang!"

"Wah~ aku sedih terlupakan oleh kalian disini~ tapi terimakasih! Itu tadi tontonan yang sangat menarik! Dua pangeran dan satu puteri? Yah.. meskipun snow white dan puteri tidur hanya punya satu pangeran~ Hahahaha!"

Suara itu menggema di seluruh ruangan, tidak ada yang tahu darimana asalnya itu. Khun mendelik tidak suka, bisa jadi orang itulah yang mengirim mereka semua ke sini.

Sedangkan Baam dan yang lainnya berpikir keras siapa itu snow white dan puteri tidur. Apakah Zahard punya puteri lain yang disembunyikan? Yah, mungkin saja kan.

"Dimana ini? Apa yang kamu lakukan pada kami? Kurang ajar!"

Anaak bertanya dengan sangat murka, karena Green April miliknya juga tidak ada di sana. Hatz menahan Anaak yang hendak berlari dan menghampiri asal suara itu berada, karena itu percuma saja. Suara itu menggema dari seluruh ruangan.

"Tunggu sebentar, sepertinya semua senjata yang kita miliki tidak ada disini. Bahkan Tuan Rak menjadi ukuran mini." Wangnan maju beberapa langkah sehingga berada tepat di depan Baam. Endorsi yang setuju mulai memeriksa keadaan tubuhnya, begitupun dengan yang lain.

"Kamu benar Wangnan, aku tidak bisa merasakan apapun." Prince menghela nafas dan memijat pangkal hidungnya, tidak mengerti situasi apa yang menimpa mereka. Keributan pun mulai terjadi.

"Ih, ini sangat menyebalkan! Apa yang bisa ku lakukan tanpa kekuatan ku sekarang? Hei suara! Kamu apakan kami, hah?!"

"Tenanglah kelinci, bukan hanya kamu yang kehilangan kekuatan tapi kita semua yang ada di sini juga."

"Hei Hatz, mudah bagimu bicara begitu karena kamu ahli pedang! Yah, walaupun aku sudah sangat terbiasa dengan situasi ini, sih."

"Hentikan omong kosongmu, baju olahraga. Apa kamu tidak lihat aku mini begini?! Aku bahkan tidak bisa kembali ke ukuran asliku!"

Keributan terus terjadi, membuat Baam bingung. Pasalnya, dia sudah mencoba membuat tiga bang seperti biasa karena tadi Wangnan memintanya.

Jangankan tiga, satu bang saja tidak terbentuk, ini seolah seluruh kekuatannya hilang begitu saja dan membuatnya seolah menjadi manusia tanpa kekuatan.

"Hentikan." Semua sontak diam setelah Baam menginterupsi mereka. Khun yang sudah membawa Baam kembali ke dekat teman-temannya bersama Ran, mulai bertanya pada Sang suara.

"Hei, siapapun dirimu, aku serius. Apa yang kamu lakukan pada tubuh kami?"

"Hm hm~ aku tidak melakukan apapun pada kalian, lagipula itu juga tidak bisa disebut dengan tubuh sekarang. Jadi, bagaimana rasanya menjadi makhluk tanpa kekuatan apapun? Apakah kalian terganggu?"

Perempatan inajiner muncul di kepala Rak, membuatnya kembali berteriak.

"KAMU BERCANDA? AKU-"

"Buaya ini bacot banget tolong." Kali ini, giliran Endorsi yang membuat Rak diam dengan membungkamnya.

"Yah, kalau begitu akan ku beritahu kalian sekarang. Kalian tidak sedang berada di dunia nyata. Aku yang membawa kalian kemari atas permintaan seseorang."

_____________________

(Warn! Newbie Area!)
Ah iya, btw sebenernya Kira belum sempet baca webtoon nya sampai last up. Soalnya terlalu gondok dengan Rachel🤧
Jadinya Kira bikin webtoon ft. Kira's idea deh wkwk.

Sekali lagi,
Terimakasih bagi yang sudah menunggu, Kira akan selalu senang kalau ini dapat dinikmati.
Mohon maaf atas kekurangannya~
-Kira🐼🥀

4 Juni 2020

Lucid Dream [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang