Dua

34 3 0
                                    

    Pagi, ini Elya sarapan sendiri dirumahnya, karna sang mama masih tertidur pulas, mungkin mamanya lelah, tak tega Elya membangunkannya. Bi Laras menghampirinya, seorang asisten rumah tangga yang bertahan cukup lama, memberi tau Elya bahwa Cahyo sudah di depan rumahnya.
    "Pagi, El"
    "Pagi juga bang ojol langganan ku," sahut Elya sambil tertawa cekikikan.
    "Jahat lo El"
    "Canda doang bang hehe"
  Jalanan kota Bandung pagi ini memang selalu padat, Elya yang tadinya semangat, kini semangatknya sedikit memudar karna cuaca hari ini sedikit panas hingga membuat lekukan alis pada Elya.
    "Pegangan El, gua mau ngebut dikit, ntar telat kita"
    "Oke"
  Motor Cahyo sedikit lebih laju, membelah keramaian kota Bandung,
  Suasana sekolah memang tidak kalah ramai dari suara siswa-siswinya yang sibuk akan memulai belajar.
   Elya berjalan menuju gerbang sekolah, tak lama kemudian langkah Elya berhenti, lagi-lagi Elya harus menghadapi seorang laki-laki yang dianggapnya itu aneh dan misterius, yang menghampiri Elya dengan tiba-tiba.
    "Elo?! Ngapain sih lo ngikutin gue terus?" ucap Elya kesal
    "Gue cuma mau temenan sama lo aja"
    "Nggak." Elya meninggalkan Kevin yang tadinya berdiri dihadapan Elya, namun Kevin membiarkan Elya pergi, karna tidk mungkin ia susul dengan waktu yang sebentar lagi bel berbunyi.

                                ~~~
    Elya memutuskan untuk pergi kekantin bersama Cahyo menikmati Cilok buatan Pak Hans kesukaan Elya, mereka duduk berdua, teman-temannya tidak lagi heran dengan tingkah  Elya dan Cahyo layaknya orang berpacaran, karna mereka tau bahwa Elya dan Cahyo sudah bersahabat sejak lama. Sambil menunggu pesanan cilok datang mereka menyibukan diri untuk berbaik ponselnya, tak lama kemudian seorang laki-laki bertubuh tinggi itu sudah berdiri di samping meja duduk mereka, Kevin, dia Kevin seorang yang tiba-tiba muncul di hadapan Elya dan Cahyo, laki-laki tampan yang menjadi ketertarikan cewek-cewek disekolah, karna selain tampan, dia adalah senior disekolah ini.
     "Boleh gue gabung nggak? "
     "Duduk aja,bro" jawab Cahyo akrab
Sedangkan mood Elya mulai menurun  untuk melanjutkan memakan pesanannya, karna menyaksikan laki-laki yang misterius ini.
                   
                             ~~~
    Pulang sekolag ini Kevin dan Cahyo sudah berncana, Kevin meminta Cahyo agar Elya untuk saat ini pulang bersama Kevin.
     "El..." teriak Kevin sambil melambaikan tangannya ke arah Elya.
     "Mau apa lagi lo? "
     "Pulang bareng gue yuk, tadi Cahyo pulang duluan, katanya sih ada urusan mendadak, makanya gue ngajak lo pulang bareng"
      "Gue naik angkot aja"
      "Ayo dong El, gue udah lama disini nungguin lo dari tadi"
Duh semesta, maksut dia apa sih datang di kehidupan ku tanpa izin dulu, Kata Elya dalam hati.
      "Yaudah buruan" sahut Elya sambil memutar bola matanya.
      "Nah, gitu dong El"
  Kevin menghantarkan Elya pulang, dengan motor ninjanya berwarna merah mewah itu,
      "Pegangan El, ntar jatoh" ucap Kevin.
      "Enggak usah macem-macem deh lo, dasar modus" balas Elya dengan volume nadanya yang sedikit keras karna di jalan ramai, sehingga suaranya harus sedikit lebih besar agar Kevin mendengarnya.
       "Iyaa udah"
Setelah itu tidak ada lagi percakapan yang keluar dari mereka.
     "Makasih udah nganterin gue" Elya buru-buru membalikan badannya menuju pintu rumahnya.
     "Eh,tunggu El, masak gue nggak disuruh masuk?"
     "Emang lo mau, digebukin warga sini? "
     "Eh, enggak deh El,  yaudah gue pamit pulang dulu ya, jaga kesehatan princes" kata Kevin dengan nada manja yang membuat Elya merasah jijik dengan tingkahnya.
      "Dih... Dasar Vampir kecentilan"
           
                             ~~~
  Elya melangkahkan kakinya menuju pintu rumah, namun langkahnya terhenti karna ada seseorang yang memanggilnya,Cahyo yang sudah berdiri dipinggir jalan rumah Elya dengan motor vespa kesayangannya.
      "Maaf ya El, gue tinggal tadi, ada urusan mendadak"
  Padahal Cahyo pulang karna Kevin meminta sahabatnya itu untuk pulang bersama Kevin.
      "Nggak apa-apa sih Yo, lagian lo kenapa nggak ngabarin gue, males tau pulang sama si Vampir centil itu"
     "Yaelah, El, dia niatnya baik kok, cuma mau nganterin lo doang, lagian lo jutek amat sih El" Cahyo menertawakan Elya
     "Apaan sih lo, oiya bay the way lo mau ngapain kesini? "
     "Mau ngajakin lo jalan, itung-itung sebagai permintaan maaf gue ke lo tadi"
     "Emang mau kemana? "
     "Gimana kalau kita makan bakso Pak cil? "
     "Yaudah gue ganti baju dulu."
                              ~~~
  jalanan tak begitu ramai seperti pagi hari, namun terik Matahari membuat keadaan jalan menjadi berpolusi hingga membuat Elya gerah, Bandung, kota yang tak kalah indah dengan kota-kota yang lain, menyelip cerita pahit dan manis bagi Elya Akansya, gadis jutek yang membuat Kevin tidak berhenti mengikuti langkahnya.
    "Pak... Seperti biasa, dua mangkuk, nggak pakek bawang goreng"
    "Siap mas Yo, kata Pak Cil pemilik Bakso langganan Cahyo.
    "El, lo yakin nggak ngerasa Kevin itu uda berjuang buat lo? lo yalin masih trauma sama kejadian lo? dia baik kok, El"
    "Apaan sih lo, orang dia biasa aja, bahkan misterius banget keahadirannya, kayak hantu" jawab Elya tertawa hambar.
     "Buset...jahat banget sih lo,El"
     "Silahkan mas Yo, silahkan mbak El," kata Pak Cil sambil memberi dua mangkuk bakso dan dua gelas Es Teh manis.
       "Makasih Pak" jawab Cahyo lembut.
                              ~~~
    "Mama, Elya pulang," sapa Elya hangat kepada mamanya yang sedang sibuk memainkan Laptop kerjanya.
    "Eh...Cantik, udah pulang, gimana sekolahnya lancar? "
    "Lancar kok mah"
Padahal sejak Kevin menampakan dirinya di depan Elya, Elya merasa semuanya tidk baik-baik saja.
     "Yasudah, kamu istirahat dulu sayang" kata michel,mama Elya yang sedang mengelus-ngelus rambut Elya.
                  
                             ~~~
     Tak sadar sudah jam delapan malam, Elya tertidur pulas dengan Earphone ditelinganya.
     "Non, ada temannya di depan" panggil Bi Lasri dari luar pintu kamar Elya.
     "Iyaa Bi, sebentar"
Terlihat Kevin yang sudah ada di depan pintu rumah Elya.
     "Hai El" sapa Kevin lelaki yang selalu muncul tiba-tiba,
     "Mau ngapain lo kerumah gue malam-malam kayak gini?"
     "Temenin gue ke tokoh buku yuk!" ajak Kevin. Kevin kemang suka baca buku, hampir setiap hari dia menghabiskan waktu membaca buku, namun sejak ingin mengenal Elya, banyak hal yang harus sedikit terbuang.
      "Nggak" jawab Elya cepat
      "Lo,tuh,kenapa sih, El?"
      "Elya...temannya diajak masuk dulu dong" potong Michel,mama Elya,
     "Iya mah, kita ngobrol di depan rumah aja, di taman"
     "Yasudah"lanjut Michel
Mereka duduk ditaman, di samping rumah Elya,
    "lo mirip banget soal Matematika El. Bedannya, gue nggak tau gimana harus ngertiin lo"
    Elya menelan ludah. "Ya, nggak usah ngertiin lah!"
    "Gue bukan tipe orang yng gampang nyerah El, gue ykin setiap soal pasti ada jawabannya"
Elya menatap Kevin tajam, dirinya dibingungkan oleh lelaki ini, ini orang apaan sih?
    "Terus mau lo apa? "
    "Temenin gue, kan lo kemarin nggak nepatin janji gue, malah pergi sebelum gue kelar pulang sekolah, lo punya hutang tau El! "
    "Itu terhitung hutang? "
    "Iyah lah El, harusnya kalau lo nggak mau, lo nggak usah ngangguk"
    "Ya, terus? "
    "Ya, hutang harus dibayar El"
Semesta jangan buat aku jatuh lagi, dan jangan buat aku terjebak kedua kalinya kepada orang yang salah
    "El, Elya? Nggak lebih dua puluh menit kok, abis itu gue pulang"
   "Oke, janji, dua puluh menit"
                             ~~~
    Tokoh buku pilihan kevin tidak terlalu jauh dari jarak rumah Elya,Kevin memutuskan untuk naik metro mini bersama Elya, agar bisa lebih dekat lagi dengan perempuan yang membuat kevin tak hentinya untuk berusaha mendekati dia.
    "Pegel El? "
    "hidup lo emang banyak tanya ya? "
    "kalau nggak nanya, gue nggak bisa ngelindungi lo."
    "Bentar ya El"
    "Lama juga bagus"
Kevin berjalan menuju kursi metro mini paling belakang, menghampiri temannya yang tidak sengaja Kevin lihat.
     "Hei, man" kata Kevin kepada Redo teman kelasnya.
     "Eh, lo Vin, tumben lo nggak pake motor? dijual ya sama nyokap lo? "
     "Nggak, cuma long time story aja"
     "Lo lihat cewek yang pakek kaus warna cokelat sama sepatu convers di sebelah bapak-bapak yang pakek pakek tongkat itu? "
     "Iya, kenapa man? Cewek lo? "
     "Hampir... "
     "Cakep juga"
     "Dia pegel, boleh nggak dia duduk di tempat lo? "
     "Of course man! "
  Kevin menghampiri Elya yang berdiri sejak tadi, karna penumpang metro mini yang mereka tumpangin ramah, hingga membuat tempat duduk terpenuhi.
     "El, kita pindah kebelakang yuk, kasihan lo capek, di belakang ada tempat duduk temen gue yang ngalah"
     "Dengar ya Vin, nggak usah nunjukin kebaikan lo di depan gue, karna gue nggak butuh"
     "Apaan sih El, lo mggak bisa ngertiin kebaikan orang lain dengan maksut yang berbeda? "
Elya terdiam, Kevin ingin sekali marah dengan ucapan Elya yang sedikit memojokan hati Kevin, namun tidk untuk mengeluarkan amarahnya kepada perempuan yang ia perjuangkan itu, walau rasanya rumit setengah mati, malah Kevin berbalik minta maaf. "Yaudah, maaf ya, besok gue ajak lo naik motor aja biar nggak pegel."

    

   
  

PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang