Senjaku

22 2 0
                                    

-Senjaku-
Tidak lama lagi malam akan tiba. Langit jingga telah menyerupai logam kelam. Berkarat dan mulai pekat, menyisakan kehampaan dalam gelap. Tampak temaram, menyisakan kenangan dalam benak.

Selalu saja seperti ini. "Apakah kenanganku masih tersisa? atau telah tergantikan oleh purnama lain?." Gumamnya agak ragu. Lalu ia tenggelam dalam ruang tak bernama, seiring lenyapnya matahari ditelan waktu yang tak dikenal.

Kenangan kerap mengganggunya di kala gelap. Ia selalu mendambakan kebebasan, kebebasan yang terdapat di alam liar. Melampaui hukum-hukum manusia, dimana semua sama di hadapan alam.

Ketika rutinitasnya mulai menjejal, ia mempertaruhkan jiwanya, bahkan dunianya, agar terlepas dari jeratan kebosanan yang membelenggu langkahnya. Karena langkahnya adalah kebebasan, dan kebebasannya adalah tanggungjawab. "Kebebasan lebih baik daripada emas dan perak." Gerutunya sembari menikmati deburan ombak.

Keheningan dan keindahan alam membuatnya terbuai berkali-kali. Ia tersihir olehnya, dan berulang kali ia menyatu dengan kesunyian alam yang nyaris sempurna.

Semacam candu yang telah menggerogoti tubuh dan pikiran, membuatnya mabuk kepayang sehingga ia rela menghabiskan waktu di tempat yang jauh lagi dalam waktu yang lama. Kendatipun itu tak sia-sia, sebab setiap kali berjalan ia menemukan cinta.

Luthfiizzainy

Jum'at 22Mei2020

UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang