03.Bertemu dan perjanjian bodoh

3 3 0
                                    


  Sena hanya diam disaat bundanya dan kedua orang yang ada di depanya mengenang kembali tentang masa lalunya."ish kemana sih anak itu kok lama ke toilet nya"Gerutuan wanita yang sena tau namanya Citra calon mertuanya.

  "aku di sini ma"suara khas seorang pria,sena masih menunduk ia malas kalo harus mendonggakan kepalanya.

  "akhirnya kamu datang juga.kok lama sih? liat mereka udah nunggu lama loh"ucap citra."udah ma nanti aja nanya na,ayo gibran kamu duduk di dekat papa"ucap
Alif.Alif berobat jalan dirumahnya,karena dia tidak suka dengan rumah sakit.

Tanpa membalas pertanyaan mama dan papanya gibran langsung duduk di sebelah papanya."Gibran ini tante Nata mama dari calon istri kamu"ucap citra.
 
"halo,tante saya gibran"

"iya,panggil bunda aja kan bentar lagi kamu jadi menantu bunda"

" iya, tan eh bunda"

  Gibran menoleh kesamping kiri.ia melihat seorang gadis menunduk,'mungkinkah itu yang akan di jodohkan sama gue?'tanya gibran dalam hatinya.

"Sena kamu lagi apasih kok nunduk mulu tuh liat udah ada calon suami kamu gak sopan kalo nunduk mulu"tegur Nata.

Sena menghela nafas jengah.ia pun mendonggakkan kepala yang langsung melihat seorang pria memakai warna baju yang sama.'apa dia yang jadi calon suami gue,ganteng'.

  Tidak sengaja tatapan sena dan Gibran bertemu,diantara mereka tidak ada yang melepaskan tatapannya.Gibran terpesona setelah sena mendonggakkan kepalanya tadi,'cantik' ucapnya tanpa sadar, Tapi gibran langsung tepis pemikiran tentang gadis yang ada di depannya ini.'inget ran,lo milik yola jadi jangan berpaling dari dia'.tatapan mereka masih bertemu,hingga sena memutuskan tatapan tadi.
  "jadi langsung aja ya,pertunangannya sekarang dan minggu depannya pernikahan kalian.jadi sekarang tinggal pertukaran cincin"jelas alif.

.

.

.
 
  Acara pertukaran cincin sena dan gibran sudah selesai. Sekarang sena berada di dalam kamarnya ia memikirkan tentang calon suaminya itu apa sena bisa bahagia dengan dia keliatannya dia gak suka sama sena terbukti dari cara memandang sena seperti tatapan menilai.

"Aahh.. Bodo.... Masa bodo.."teriak sena menimbulkan suara yang keras ke arah dapur.

  Nata yang sedang memotong bawangpun terperanjat kaget pasalnya sena anaknya berteriak sangat kencang."aishhh.... Anak itu ngapain teriak²"ucap Nata.Nata berjalan ke kamar sena untuk memastikan kenapa sena berteriak.sesampainya di kamar sena dia terkejut melihat sena sedang berguling guling kesana kesini."astagfiluloh SENA... Kamu ngapain tadi teriak sekarang guling gulingan kamu kenapa?"bentak Nata.

"bun sebaiknya batalin aja ya perjodohan ini sena gak kenal sama siapa itu tuhhh ah pokok nya batalin ya bun"sambil menunjukkan puppy eyes nya.

"sena ini itu wasiat dari almarhum ayah kamu loh, masa kamu gak mau nurutin sih"bentak Nata kepada anak semata wayangnya.

"tapi.... "

"stop. Kamu minggu depan nikah jdi jangan berpikiran untuk membatalkannya.terlalu cepet sih tapi kamu tenang aja persiapan acara kamu udah di urus sama bunda dan ortu Gibran jadi kamu dan gibran cuma pilih cincin aja".

"ok,fine sena ngak ngebantah lagi"

"nah,gitu dong kamu mau durhaka sama ayah kamu"

"ya gak lah bun"

"nah anak pinter. Besok kamu siap² ya buat cari cincin sama Gibran"

"kok sama Gibran aku sendiri aja bun"

"Kamu ini kan kalo gk sesuai dengan tangan Gibran gimana.kan biar kamu lebih deket sama gibran"

  Sena memutar bola mata malas,"Yaudah iya".

"anak pinter"

.

.

.

  "iya tante"balas Gibran sembari tersenyum.

  "yaudah kita berangkat dulu ya bun"pamit sena

  "hati hati di jalannya ya"

  "iya bun"

   Mereka berdua memasuki mobil nya.di dalam mobil hanya ada keheningan,sena bingung mau bicara apa jadi dia hanya melihat pemandangan jalan.sedangkan Gibran hanya diam dia malas untuk sekedar berbasa basi.

  "hmmm,kita beli cincin nya di mana?"tanya Sena berbasa basi.Sena kira gibran akan menjawab pertanyaan nya eh, ternyata ngak sama sekali.Sena benci ada orang yang mengabaikannya,menurut nya itu kurang ajar.sena mengeram marah dia tak tahan lagi sama sifat cuek gibran bagaimanapun dia benci orang yang mengabaikannya."lo bisa gak sih jawab pertanyaan gue, lo punya mulut kan mulut untuk apa? Untuk bicara kan"bentak sena.Gibran tidak memperdulikan bentakan cewek yang di sebelahnya,Sena mengangga tak percaya baru kali ini ada orang yang mengabaikan dirinya.Daebak.

  Sena kesel dengan cowok yang ada di sebelahnya ini dan sialnya cowok yang di sebelahnya ini calon suami nya sendiri.

  "Gue mau kita buat perjanjian.tentang lo gak boleh ngurusin hidup gue dan sebaliknya"Gibran menjeda ucapanya sebentar lalu melanjutkannya lagi."dan satu lagi gue punya kekasih jadi kalo ada dia lo pura pura gak kenal sama gue,dan gue harap lo gak berharap sama gue karena kalo pernikahan kita udah setahun kita bakal cerai"ucapnya tanpa beban.

Sena mengangga tak percaya pada cowok yang ada di sebelahnya ini."Nikah itu bukan main²,kalo lo gak serius dan punya kekasih lalu kenapa lo nerima perjodohan ini".

"karena orang tua gue gak setuju gue sama pacar gue, dan yang terpenting kalo gue nikah sama lo perusahaan ayah gue pindah tangan ke gue.kalo perusahaan ayah gue udah berpindah ke tangan gue gue akan cerain lo".

"jadi, lo manfaatin gue cuma untuk ngusain perusahaan ayah lo dan kalo lo udah mendapatkan yang lo mau lo nyerain gue"

"bisa di bilang begitu."

"Bangsat lo."

  Gibran mengedikkan kedua bahunya."eh iya tuh surat nya ada di dasbord lo tinggal tandatangan aja."

"Apa!!! Lo niat banget sih"bentak Sena,meski begitu dia nurut dan menandatanganin surat perjanjian tersebut.






























 

 



















###

Jangan lupa voment nya yah...


 
 

 
 
 

 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 31, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang