mungkin ini bisa dibilang hari untuk memulai semua kisah gue di SMA. bahkan mungkin bisa dibilang awal gue untuk melupakan sedikit kisah cerita gue dengan senior yang gatau diri.
jika dibandingkan dengan bang rio. mereka gaada bedanya. sama-sama ganteng, humor, lucu, kadang menyebalkan tapi juga buat rindu. sama-sama berhidung pinokio, kulit putih, berotot. oh mungkin letak bedanya ada di bagian tinggi badan dan warna mata. bang rio sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan iyo dan warna mata bang rio warna kebiruan sedangkan iyo hanya coklat saja. tapi apapun warnanya bola mata mereka tetap indah dan bikin nyaman.
"ca, ecaaaa", gue tau persis siapa yang manggil gue. yaps, siapa lagi kalo bukan iyo. gue berusaha untuk tidak emosi dan tetap santai saat sedang berhadapan sama iyo.
gue hanya membalikkan badan dan berhenti, nunggu dia sampai tepat dihadapan gue. ga butuh waktu lama... hanya beberapa detik aja iyo sampe tepat berdiri dihadapan gue.
"capek juga ngejar lo, cepet banget jalannya padahal ini masih jam...." iyo menarik pergelangan tangannya ke depan wajahnya, melihat jam tangan yang dia pakai di pergelangan tangan kanannya. "jam enam lebih dua puluh". nafas dia berat, mungkin efek dia lari-larian.
"ada apa?", jawab gue singkat, karna gue sebenarnya masih sebal dengan iyo.
iyo mandang gue sebentar dan bilang "gapapa, cuma mau masuk kelas bareng aja"
gue bingung dengan apa yang barusan dibilang sama dia, gimana caranya ? kelasnya kan beda...
"gue kelas sepuluh dan lo kelas dua belas, sejak kapan kelas sepuluh dan dua belas jadi satu kelas?"
iyo tertawa, manis. lucu. lesung pipitnya membuat wajah iyo jauh lebih cerah kalau lagi senyum atau ketawa. iyo mengusap puncak kepala gue.. "bukan gitu eca, kelas lo kan tepat disamping tangga, sedangkan kelas gue dilantai tiga. jadi gue bisa liat lo masuk kelas dan gue naik keatas"
tanpa menjawab penjelasan dari iyo, gue langsung aja membalikkan badan gue dan kembali berjalan menuju kelas tanpa menghiraukan kehadiran iyo lagi.
tapi ternyata benar apa yang dikatakan sama iyo, dia benar-benar anter gue sampe tepat didepan kelas. eh bukan depan kelas tapi samping kelas. karna iyo harus naik keatas. kelasnya tepat di lantai 3.
iyo narik tangan gue, gue terkejut dengan apa yang dilakukan iyo. beberapa pasang mata senior lainnya jadi tersorot ke arah gue dan iyo berdiri saat ini. " ca... gue mau nanya sesuatu dulu, sebentar aja. boleh ga?"
gue cuma ngangguk aja. iyo menghela nafas. "gue ada salah ya ca? dari kemari malem gue chat lo ga dibales, padahal gue chat ga cuma satu kali aja tapi berkali-kali, gue telfon lo pagi tadi juga di reject"
"gue tau kemarin gue gaada kabar. paketan gue abis dan dari pagi gue nemenin nyokap buat olahraga di cfd siangnya juga gue nganter nyokap ke butik ngurus semua baju-baju pesenan"
"lo pasti marah karna gue kemaren ga ngabarin lo seharian kan?"
gue natap wajah iyo dalam-dalam, jelas-jelas gue kemarin liat dia bukan sama nyokapnya tapi sama cewek gatau siapa. dan itu bisa dibilang sepantaran sama gue.
"nyokap? lo nemenin nyokap ke cfd?", gue ga peduli dengan berapa pasang mata yang lagi liatin gue sama iyo sekarang, gue cuma mau kejelasan dengan apa yang terjadi kemarin.
"iya, nyokap. gue beneran ca. masa iya gue bohong sama lo". mata iyo seakan lagi meyakinkan gue.
tapi gue tetep ga percaya, karna gue bener-bener liat dengan mata kepala gue sendiri.
"lo pikir gue percaya?".
iyo natap gue dengan tatapan yang aneh, mungkin dia bingung dengan perkataan gue barusan.
"gue kemaren liat lo di cfd sama cewek, gandengan kek orang buta mau nyebrang, beli roti eskrim aja pake sender-senderan segala. lo udah alih profesi jadi bangku taman?"
"lo...liat gue?". gugup, iyo gugup mendengar pernyataan gue barusan.
"iya gue liat lo sama cewek lain dan bukan nyokap lo". gue males berurusan dan debat panjang lebar lagi, gue memutuskan untuk pergi masuk kedalam kelas tanpa mendengarkan penjelasan dari iyo lagi.
gue udah ga peduli lagi dengan apa yang akan iyo lakuin, gue ga akan berurusan dengan manusia kayak dia.
pembohong.
gue kecewa dengan sikapnya, setiap gue inget dia slalu bikin mood gue jadi hancur dan bikin hari gue jadi berantakan.
seharusnya ini jadi hari yang menyenangkan bagi gue karna gue punya banyak kenalan baru dan seharusnya hari ini adalah hari dimana gue seru-seru an bareng temen-temen sekelas gue. tapi karnaa kejadian pagi tadi yang ga mengenakan, semuanya hancur dan gak berjalan dengan semestinya.
temen-temen kelompok MOS gue jadi satu kelas sama gue kecuali Lalita dan tio. karna mereka masuk di kelas MIPA.
gue sebangku sama dewi, dan ema.... kalian tau sendiri lah, ya pasti sebangku sama rama. ga penting sih wkwk.
dewi nepuk bahu gue, ngebuyarin semua lamunan gue. "lo kekantin gak ca?"
"gue nitip roti aja deh, apa aja. asal jangan selai stroberi".
dewi mengangguk tanda dia mengerti sama pesenan gue. "kalo lo em? kekantin gak?"
ema yang ditanya malah cuman mandangin gue, sedangkan gue ga ngerti dengan maksud ema. "heh, lo ditanyain tuh sama dewi, lo kekantin gak?". tanya rama yang disusul dengan gelengan dari ema.
"gue dikelas aja, ga nitip apa-apa, gue mau nemenin eca".
"yaudah lah ram, kita duluan aja. gue keburu laper. ntar juga disana ada Lalita sama tio".
rama yang udah di protes sama cacing kremi didalem perutnya langsung mengiyakan dan segera beranjak dari bangku. punggung mereka berdua perlahan sirna dari penglihatan gue.
ema masih dengan tatapan yang sama, dan ga berpindah posisi, gue bingung dengan maksud tatapan ema. gue ga merasa lagi nyembunyiin sesuatu.
"lo kenapa sih em?".
"lo tadi berantem sama iyo kan di deket tangga?"
gue memutar bola mata gue malas. "hmm"
ema berdiri dan pindah di bangku Lalita, yaps tepat disamping gue. "gimana ? lo jadi cerai?"
baru juga gue mau jawab tapi tiba-tiba rama nyamperin gue dengan muka panik dan ngos-ngos an. "gawat"
gue dan ema kebingungan. "lo kenapa sih ram?". tanya gue yang jadi ikutan panik karna ngeliat logat rama yang ga keliatan main-main.
"cowok lo..." kata rama sambil mukul-mukulin meja. mungkin ini pertanda bahwa dia beneran serius dan ga main-main.
gue ngeliat ema karna gue kebingungan dengan maksud rama.
tapi tanpa gue tanya pun, rama menjelaskan informasi yang dia sampaikan.
"iyo berantem di lapangan sama gatau siapa, lo harus kesana ca. karna mereka sebut-sebut nama lo"
gue makin panik, tanpa pikir panjang. gue tinggalin langsung ema dan rama. gue langsung menuju lapangan. ini bukan masalah benci, tapi gue juga pengen tau kenapa mereka sebut-sebut nama gue.
✨✨✨✨✨
kira-kira.. mereka berantem karna apa?🙄
siapa yang jadi lawan berantemnya si iyo?🤷♀️
lanjut di part selanjutnya ya guys ..... see youuu❤❤
jangan lupa tinggalin jejak ya guys !😍
vote untuk mendukung penulisan cerita ini🥰🥰
thankyou guys !🤍🤍🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
my possessive senior
RomanceEca, cewek humble, tapi cupu dan ga gaul ketemu sama seseorang yang bener-bener bisa ngerubah hidupnya. tampan, humor, tentunya bisa ngebuat hati eca nyaman. sempurna mneurut versi manusia. semua lika-liku kehidupan berhasil dilewati oleh kedua sej...