"Lo janji ya?! Gue pegang ucapan lo!"Nadra mengangguk pasti. Tentu saja, mama dan papa tidak akan pernah berani memisahkan mereka. Terutama papa yang selalu menyuruh Rendra untuk mengabdi menjadi pengawal setia nya Nadra. Mengikuti kemanapun Nadra pergi.
Nadra mempererat pelukannya di pinggang Rendra. Sambil menyandarkan kepalanya di punggung Rendra.
***
Nadra sudah mengenal Rendra dari tahun ke tahun, hampir seumur hidup-nya.
Nadra dan Rendra sudah tinggal bersama sedari kecil tepatnya sepuluh tahun yang lalu, Nadra suka menyebut asal usul pertemuan mereka sebagai ulah nasib.
Nasiblah yang membawa Rendra kepada nya. Seolah-olah, mereka ditakdirkan untuk saling mengenal dan memahami satu sama lainya.
Tahun ini, Rendra berumur 17 tahun. Nadra satu tahun lebih muda darinya meskipun begitu mereka sama-sama duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, Nadra masuk sekolah didik lebih awal karena itu mereka bisa ada di kelas yang sama.
Rendra tidaklah seramah dan semanis seperti yang dikatakan mama dan papa sebelum kedatangnya, Rendra angkuh dan sangat pendiam, Nadra hampir tidak pernah mendengarnya bicara apalagi tersenyum. Rendra benar-benar berkelakuan buruk, pikir Nadra waktu itu.
Rendra merupakan sosok yang jelas-jelas harus Nadra jauhi karena sifat dan sikap yang sangat bertolak belakang denganya.
Awalnya, Rendra dan Nadra tidak acuh terhadap satu sama lainya. Rendra duduk sendiri dengan robot-robotanya dan Nadra dengan boneka barbie lengkap dengan rumah-rumahnya, Nadra mulai gerah bermain barbie sendiri karena biasanya kedua kakaknya Nabil dan Nadien selalu menemaninya sepulang dari sekolah.
"Ajarin aku main sepeda!"
Rendra mendongak dari tadi dia sengaja mengacuhkan Nadra, takut gadis kecil itu merusak koleksi robotnya atau terpaksa main barbie juga seperti Nabil. Pikirnya.
"Main sepeda yuk!" Dengan tenaga yang cukup besar untuk seorang anak perempuan, Nadra menarik tangan Rendra, menggenggamnya setengah menyeret menuju bagasi.
Rendra yang pertama kali mengajarinya bahwa mengayuh pedal kencang-kencang menuruni lintasan curam adalah salah satu hal paling mengasyikan di dunia, sebagai gantinya Nadra mengajari Rendra menangkap kunang-kunang dengan tangan kosong, mereka juga berbagi tempat dan mainan kesukaanya di halaman belakang rumah, bergantian membonceng sepeda sehingga ahirnya mereka menjadi akrab satu sama lainya.
Rendra itu berwibawa, kaku dan tegas. Benci dinasehati dan di bantah tapi suka memberi petuah yang selalu dianggapnya benar.
Rendra memiliki masa lalu yang benar-benar rumit untuk di jelaskan. Orangtua nya bercerai saat dia berusia 5 tahun, kakak laki-laki nya yang saat itu berusia 14 tahun meninggalkan rumah yang bak seperti neraka, pergi entah kemana.Beberapa tahun setelahnya, Rendra terlantar di rumah nya sendiri. Orang tua nya tidak pernah kembali untuk menjemputnya. Rendra benar-benar di buang. Sampai akhirnya Irpan mendengar kabar Rendra dan memutuskan untuk mengadopsi nya menjadi anak.
Bertahun-tahun lamanya ibu Rendra, Sandra muncul untuk menemui Irpan menanyakan kabar putra-nya. Sandra sudah menikah dengan pria selingkuhan nya dan menetap di york. Memiliki anak perempuan juga anak anak tiri yang seumuran dengan Nabil. Rendra yang sudah terlanjur membenci nya tidak pernah ingin menemui Sandra lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIN (Cinta Tak Berujung)
RandomBanyak orang yang bahagia jika keinginannya terpenuhi, impiannya terwujud, dan hidup sesuai dengan apa yang di rencakan. Tetapi, apakah setiap keinginan itu pasti terwujud? Apakah setiap impian itu terpenuhi? Apakah hidup itu selalu mulus-mulus saja...