Nadra menopang dagunya di atas meja kantin sambil memperhatikan gadis di depanya yang sedang memakan makanannya dengan tenang.
"Jadi, lo mau muncak bareng Galang?" Tanya Nadra penuh selidik.
Ya. Tentu saja. Yura dan Galang, mereka berhubungan! Sudah berpacaran sejak awal masuk SMA. Mereka sudah saling mengenal dan berteman dari SMP dan bisa dekat berkat Nadra dan Rendra. Entah apa yang membuat mereka berdua saling terikat, seingat Nadra, Yura memang menyukai Galang dan berharap lelaki tampan itu menjadi pacarnya. Tapi, tidak dengan Galang.
Pemuda itu justru sering menghidari Yura dan mengabaikannya. Tapi, entah bagaimana akhirnya mereka bisa menjalin hubungan. Nadra sendiri tidak terlalu tahu!
Yura mengangguk. "Jadi, lo mau pergi jalan sama si dokter cinta?" Yura balik bertanya sambil tetap mengunyah makanannya.
"Iya..."jawab Nadra dengan penuh semangat.
"Lo mau kemana rencananya?" Vevita mulai bertanya
"Gue...." Nadra terlihat berpikir sejenak lalu melanjutkan sambil nyengir garing. " gue belum tahu."
"Dihh, lo mau pergi jalan tapi belum tahu mau kemana. Awas di bawa ke motel lo!" Celetuk Yura.
"Wah, asik dong,..."balas Vevita dengan senyum penuh arti. "Akhirnya, Nadra kita sudah dewasa." Lanjutnya lalu tertawa di ikutin dengan suara tawa Yura juga.
Nadra mengerutkan keningnya tidak habis pikir dengan kedua sahabatnya ini. "Rega gak kayak cowok-cowok lo pada, yang otaknya tentang selangkangan!"
"Halahhhh, homo tuh berarti masa lihat bidadari gini gak napsu." sarkas Yura
"Sembarangan aja lo ya!" Kata Nadra kesal, bagimana tidak kedua sahabatnya itu selalu saja memojokannya.
"Asal lo tahu saja ya Nad, semua cowok itu otaknya ya tentang selangkangan semua!" Kata Vevita setengah berbisik lalu meminum lemon tea nya yang tinggal setengah sebelum melanjutkan ucapannya, "Lo belum tahu saja. Rega, ngajak lo jalan di malam tahun baru nanti itu secara gak langsung dia ngajak lo ML!"
Nadra mengerejapkan matanya beberapa kali, baru dia akan mengomel. Yura menyenggol dengan sikunya "Kenapa lo gak lakukan saja denganya. Gue yakin lo bakal ketagihan setelah melakukanya." Kata Yura vulgar dengan nada berbisik juga. "Lihat gue, Galang cinta mati sama gue setelah melakukannya!."
Nadra sama sekali tidak mengindahkan perkataan yura dia memilih menggeleng-gelengkan kepala tidak habis pikir dengan sahabatnya itu, lagipula Nadra tidak berpikir akan sejauh itu dengan Rega. Terlebih, mereka bahkan belum memiliki hubungan yang jelas!
"Yuraaa, please, ini bukan waktunya membicarakan itu." Vevita mendelik jengah pada Yura yang sekarang sedang mengedikan bahunya tidak peduli.
"Itu bukan masalah, lo juga tahu sendiri rasanya seperti apa bukan? Jadi gue pikir, tidak ada salahnya juga Nadra mencoba kita bukan orang suci bukan juga anak kecil, kita orang dewasa, sis!" Kata Yura tanpa beban, setelahnya dia nyengir dengan tanpa dosa membuat Nadra dan Vevita geleng-geleng.
***
Nadra melirik kalender di meja belajarnya. Tanggal 30 Desember. Dia mendesah pelan, lalu mengalihkan perhatiannya ke ponsel. Banyak notifikasi terlihat di layar ponselnya tapi tidak ada satupun notifikasi dari pemuda itu.
Nadra merasa tidak bertenaga padahal hari ini harusnya dia sedang bersemangat, nanti malam akan menjadi hari yang paling bersejarah dalam hidupnyan, dia akan pergi makan malam bersama dengan Rega, cinta pertamanya dan akan pergi menghabiskan waktu bersama.
Sepanjang hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIN (Cinta Tak Berujung)
SonstigesBanyak orang yang bahagia jika keinginannya terpenuhi, impiannya terwujud, dan hidup sesuai dengan apa yang di rencakan. Tetapi, apakah setiap keinginan itu pasti terwujud? Apakah setiap impian itu terpenuhi? Apakah hidup itu selalu mulus-mulus saja...