"Rendraaa!"
Rendra menoleh ke arah suara dan melihat Galang sedang berlari menghampirinya.
"Nadra mana?" Tanya Galang ketika melihat Rendra pulang sendirian.
"Pulang duluan." Jawab Rendra jutek
Galang mengangguk mengerti. "Jadi gimana?" Tanya nya tiba-tiba
"Apanya?" Rendra balik bertanya sambil terus berjalan.
"Tentang malam tahun baru!" Rendra terdiam sejenak menghentikan langkahnya lalu menatap Galang. "Sudah lo ajak?"
Rendra masih tidak bergeming, dia kembali melangkahkan kakinya lagi. "Akan gue ajak malam ini." Jawabnya kemudian
Galang mengejar langkah Rendra. " Jadi masih belum lo ajak? Lo lupa ya, kata-kata gue tentang bergerak cepat!"
Rendra kembali berhenti melangkah. "Lo jadi muncak?" Rendra mengalihkan topik pembicaraan.
"Jadilah," jawab Galang mantap.
Sepanjang perjalanan pulang, Galang mengomel tentang Rendra yang terlalu bersantai dan bukanya bergerak cepat seperti yang dikatakanya, Rendra memilih menahan omelanya dan memandang lurus kedepan daripada harus beradu mulut dengan sahabatnya itu. Sebenarnya, Rendra akan mengajak gadis itu ketika mereka pulang bersama nanti sepulang sekolah. Tapi, karena suatu alasan gadis itu tidak bisa pulang bersamanya.
Alhasil, Rendra jadinya pulang bersama Galang sekarang. Mereka berniat untuk bermain playstation.
Sebuah mobil hitam berhenti di depan rumah keluarga Mahesa. Seorang laki-laki mengenakan jaket hitam panjang keluar dari sisi pengemudi, alis Rendra terangkat. Siapa laki-laki itu?
Rendra berhenti melangkah dan mengerejapkan matanya ketika seorang gadis keluar dari sisi penumpang. Danadra? Benarkah?!
"Oh? Bukankah itu Nadra?" Rendra mendengar Galang bertanya. "Siapa laki-laki itu?"
Rendra tidak menjawab dia juga sendiri heran. Nadra dan...
"Jangan-jangan si dokter?" celetuk Galang tiba-tiba
Rendra menoleh menatap ke arah Galang yang berdiri tepat disampingnya. "Siapa?"
"Cinta pertamanya, yang nelpon waktu kita lagi makan-makan itu."
Kepala Rendra berputar kembali menatap Nadra dan laki-laki yang sedang berdiri di hadapannya. Mereka terlihat sedang asik membicarakan sesuatu, lalu tertawa.
Galang kembali bersuara. "Kelihatannya hubunganya sudah deket. Menurut lo apa mereka pa..."
"Bro,,," sela Rendra tiba-tiba. "Gue traktir lo makan."
Rendra berbalik, berjalan ke arah berlawanan di ikutin dengan langkah galang.
"Bukankah, kita mau menyelesaikan permaianan semalam!" Ucap Galang sambil terus mengikuti langkah Rendra yang sudah menjauh dari rumah.
Rendra sama sekali tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Dia perlu mencerna baik-baik apa yang baru di lihatnya.
***
Nadra menonton televisi di ruang tamu tanpa minat. Tadi selepas pulang sekolah dia mendapat telpon dari Rega yang menanyakan keadaan kakinya dan mengajaknya bertemu. Mereka memang sempat bertemu beberapa kali juga untuk sekedar makan atau minum sesekali.
Meski pertemuan mereka memang singkat, tidak banyak yang dibicarakan juga. Tapi, Nadra merasa nyaman dengan kebersamaan mereka yang singkat namun menyenangkan. Sekarang ini, Nadra ingin berbagi cerita tapi masalahnya rumah sedang kosong. Rendra tidak sedang dirumah. Dan, Nadien jam segini tentu saja belum jam nya dia untuk pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIN (Cinta Tak Berujung)
De TodoBanyak orang yang bahagia jika keinginannya terpenuhi, impiannya terwujud, dan hidup sesuai dengan apa yang di rencakan. Tetapi, apakah setiap keinginan itu pasti terwujud? Apakah setiap impian itu terpenuhi? Apakah hidup itu selalu mulus-mulus saja...