Hades I : Ouh! Same!

15 2 0
                                    

Tiga minggu selepas aku dan Erik ketahuan tengah berdua saja ditoilet angker, berita tak mengenakkan langsung tersebar diseantero penjuru mata angin. Tentang dua kacung yang menjalin asmara, dua kacung yang berusaha melepaskan diri dari ikatan perkacungan, atau yang lebih mengerikan lagi adalah dua kacung yang ditemukan di toilet angker itu tengah membuat perencanaan tentang calon kacung-kacung kecil. Lihatlah, betapa bodohnya pemikiran siswa-siswi sinting itu. Aku diam saja dan tidak menggubrisnya sedikitpun. Jauh sebelum pikiranku menjamah tentang Erik adalah kembaranku, adalah tentang betapa masih jernihnya pikiranku. Siapa pula yang mau dijodoh-jodohkan dengan kacung kumal itu?

Erik sudah hampir dua minggu tidak terlihat. Beberapa siswa yang berhasil ku-korek informasinya mengatakan bahwa Erik sedang ada acara keluarga yang mengharuskan ia terbang ke London. Negara keluarga angkatnya. Terkadang aku berfikir, kenapa pula masih ada yang bersedia mengangkatnya padahal dia segembul itu? Owh ok, sepertinya disepanjang ceritaku aku selalu body shamming padanya. Walau aku tak sepenuhnya yakin. Bisa saja dia pergi ke dunia bawah untuk memberi makan anjing kecilnya dan mengambil liburan musim panas lebih cepat dari teman-temannya lantas memalsukan surat izinnya. Uh! Nampaknya aku sudah sama gelohnya dengan Erik.

Mata pelajaran biologi sama sekali tidak membantuku menyelesaikan rasa kantuk. sialnya materi 'cara kerja ginjal' itu malah terdengar seperti lagu nina bobo yang merdu. Sedetik aku meletakkan kepalaku yang terasa berat ke atas meja. Dan memainkan ujung rambutku yang hitam dan ikal sambil mendecah bosan. Bukan hanya aku, namun hampir tiga perempat siswa mengatakan bahwa Mrs. Lunna memang bersuara merdu ketika mengajar. Terkadang materinya ngawur dan berlarian entah kesegala arah. Namun dia cerewet ketika ada satu dua siswa yang menyela ucapannya saat menceritakan bunga anggreknya yang layu atau sapu tamannya yang hilang. Jadi daripada aku mendengar ceramahnya yang panjang, aku lebih memilih tidur dengan nyaman. Toh, tidak akan ada yang sudi kuajak bicara. Apalagi mau dihukum berdua.

Derap langkah tiba-tiba menggema memenuhi kepalaku yang kosong. Hanya satu orang. Bukan manusia, jelas ini bukan manusia. Langkahnya nampak santai namun setengah melayang. Aku bukan anak indigo, namun tiba-tiba saja suara derap langkah itu mengusik pendengaranku dari Mrs. Lunna. Yang tiba-tiba saja berdiri dihadapanku sambil berkacak pinggang.

"Hei, nona Vlo. Ketika kamu menjadi bagian dari tiga perempat yang setuju bahwa suaraku merdu, itu bukan berarti kamu mempunyai hak untuk tidur dikelasku!"
Gertaknya dengan suara sumbang. Mungkin rusak sedikit karena ia harus berteriak.

"Ma.. maaf bu,"
Sambungku dengan lidah kelu.

"Hei, Vlo"

Aku berjengit. Menatap wajah Mrs. Lunna yang merah padam.

"Senang bertemu denganmu,"

Aku masih diam. Berusaha menekan pendengaranku sekuat yang kubisa.

"Kudengar kau akan segera dinobatkan ketika kehancuran dirimu sendiri tiba,"

Aku terkejut bukan main. Ternyata kotak pensil raksasa milik Grace melayang tepat mengenai belakang kepalaku. Aku mengaduh dan menatap Grace yang duduk dengan kikuk. Matanya sayu sambil berbisik pelan.

"Maafkan aku, Vlo. Namun sedari tadi kau diam terus ketika 'dia' bertanya,"

Dia?
dia siapa?
Aku lantas mengikuti arah pergerakan tulunjuk Grace. Ternyata tepat disampingku berdiri seorang pemuda yang lumayan--baiklah, lebih dari lumayan. Wajahnya bak pahatan yang paling sempurna. Indah. Rahangnya sempurna dan nampak kokoh, sepasang matanya yang berwarna hijau cerah menatapku dengan teduh. Begitu hangat. Senyum mengembang mengikuti pergerakan tangannya yang menunjuk kursi kosong disampingku. Ah! Rezeki anak buangan. Kulihat wajah Leona memerah seperti bom yang akan meledak. Siapa peduli?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hades : A Pair of Descendants LegitimateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang